56 : Teman

348 71 9
                                    

"Dia temanku!"

👑👑👑







Joanne terbangun dari tidurnya ketika ia merasakan sinar matahari menerpa wajahnya. Hal pertama yang ia lihat ketika ia membuka matanya adalah leher Pangeran Max. Joanne mengerjapkan matanya berulang kali, berusaha untuk menjernihkan penglihatannya. Setelah itu, ia mulai memperhatikan posisinya sekarang.

Joanne sedang memeluk tubuh Pangeran Max, begitu pula dengan Pangeran Max. Tangan kiri laki-laki itu berada di bawah kepalanya sedangkan tangan kanannya memeluk pinggangnya. Saat itu juga, Joanne ingin berteriak namun ia segera mengurungkannya karena Pangeran Max masih tertidur pulas. Ia terkejut – sangat terkejut.

Apa semalam mereka tidur sambil berpelukan?!

Seperti pasangan pada umumnya?!

Joanne menarik tangannya dengan cepat lalu memindahkan tangan Pangeran Max yang ada di pinggangnya. Setelah itu, barulah ia bisa bebas dari rengkuhan Pangeran Max. Joanne mulai bangun dari posisinya dan menjauhkan tubuhnya dari Pangeran Max sampai punggungnya menyentuh dinding kamar. Ia memperhatikan Pangeran Max lamat-lamat.

Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam? Kenapa mereka bisa tidur sambil berpelukan? Siapa yang melakukannya lebih dulu? Apa jangan-jangan Joanne yang melakukannya lebih dulu karena mengira laki-laki itu guling?

Atau jangan-jangan kemarin malam mereka...melakukan...itu?

Joanne langsung mengecek pakaiannya. Masih lengkap dan tidak ada tanda-tanda habis dilepas. Joanne segera bernafas lega. Itu artinya semalam mereka tidak melakukan apapun selain tidur bersama sambil berpelukan.

Pangeran Max melenguh pelan. Laki-laki itu meregangkan tubuhnya sambil perlahan-lahan membuka matanya. Sepertinya ia cukup terganggu dengan sinar matahari yang semakin menyengat. Laki-laki itu mengucek matanya berulang kali sambil mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan - sampai akhirnya tatapannya bertemu dengan milik Joanne.

Joanne sedikit terkejut melihat Pangeran Max yang terbangun dari tidurnya. Ia tersenyum kikuk saat pandangan mereka bertemu. Pangeran Max mengulas senyum selebar mungkin melihat Joanne yang sudah bangun lebih dulu darinya.

"Kamu ngapain di sana?" tanya Pangeran Max.

"Hm..ng-gak..nggak ada," jawab Joanne terbata-bata. Ia sama sekali tidak bisa menatap mata Pangeran Max. Terlalu malu – apalagi saat Joanne teringat dengan kejadian tadi malam. Ia refleks menutup wajahnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa sih? Aneh banget." Pangeran Max ikut menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat respon Joanne yang aneh itu. Ia mulai bangkit dari posisinya lalu berjalan ke arah Joanne dan berjongkok tepat di depan perempuan itu.

Joanne membuka wajahnya perlahan-lahan. Ia terkejut melihat Pangeran Max yang sudah berada tepat di depannya. Laki-laki itu tersenyum lebar lalu memajukan wajahnya semakin dekat dengan wajahnya.

Cup!

Sesuatu yang kenyal dan sedikit basah itu menyentuh kulit dahinya. Pangeran Max baru saja menciumnya! Seketika jantung Joanne berdegup kencang. Nafasnya mulai pendek-pendek. Ia tidak bisa menghirup oksigen di sekitarnya dengan baik.

"Morning kiss hehehe..." Setelah berucap seperti itu, Pangeran Max kembali bangkit berdiri dan berjalan ke arah pintu. Sebelum keluar, ia berbalik untuk menatap Joanne yang masih membeku di tempatnya.

"Mau sampai kapan kamu di situ? Katanya mau ke pasar?" tanya Pangeran Max. Joanne mengangguk patah-patah. Ia masih belum berani menatap wajah Pangeran Max.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang