45 : Berubah

390 80 6
                                    

"Apa sekarang pelan-pelan kamu mulai menunjukkan sifat aslimu?"

👑👑👑












Setelah seluruh jadwalnya dibatalkan, tidak ada yang bisa dilakukan oleh Joanne selain kembali ke gedung belajar dan belajar bersama dengan Kepala Dayang Hong. Hal yang sama juga dilakukan oleh Pangeran Max. Sampai hari ini, mereka masih dilarang oleh tetua kerajaan untuk menghadiri acara pertemuan yang ada di luar kerajaan sampai kondisi Pangeran Max benar-benar baik.

Ratu Carolina sendiri masih menyelidiki orang-orang yang telah membuat kegaduhan di Kota Scarlet. Ia terus menginterogasi orang-orang yang berhasil ditangkap oleh para pengawal kerajaan untuk memberitahunya siapa yang telah menyuruh mereka. Namun orang-orang itu masih bungkam dan tidak ingin memberitahunya sama sekali.

Sampai hari ini, Pangeran Max masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan masyarakat. Banyak dari mereka yang mulai mencari tahu masa lalunya dan gerak-geriknya saat di belakang kamera. Mereka ingin sekali mengetahui kebenaran dari berita yang ada.

Apakah benar sosok Pangeran Max yang mereka kenal selama ini bermuka dua?






Joanne sedang duduk termenung di ruang belajarnya. Ia menatap kosong buku yang ada di depannya. Kedua netranya tampak bengkak karena terlalu banyak menangis kemarin dan sejujurnya Joanne agak malu dengan penampilannya itu, terutama ketika berhadapan dengan dayang-dayangnya. Joanne sudah mengompresnya beberapa kali tapi tetap saja bengkaknya masih terlihat dengan jelas.

"Yang Mulia..." Joanne segera kembali ke alam sadarnya saat Kepala Dayang Hong memanggilnya. Begitu sadar, ia langsung mengusap wajahnya dengan kasar. Lagi-lagi ia melamun tanpa sadar. Sulit sekali rasanya menghilangkan kejadian yang ia lihat kemarin dari kepalanya. Kejadian itu terlalu menempel kuat di kepalanya sampai-sampai ia tidak bisa memikirkan hal lain.

"Anda terlihat sangat lelah. Apa Yang Mulia ingin kembali ke kediaman Yang Mulia sekarang?" tanya Kepala Dayang Hong. Tanpa berpikir panjang, Joanne segera mengangguk dan menutup bukunya. Percuma saja ia berada di sana jika ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Lebih baik ia kembali sekarang dan beristirahat di dalam kamarnya.

Saat Joanne sudah berada di anak tangga terakhir, secara kebetulan ia bertemu dengan Pangeran Caspian. Laki-laki itu baru saja memasuki gedung belajar dengan ditemani oleh Kasim Jung. Pangeran Caspian segera memberi kode pada Kasim Jung dan ketiga dayang Joanne untuk meninggalkan mereka berdua. Keempat orang itu segera mengangguk lalu menunduk sebentar sebelum berjalan meninggalkan mereka.

"Bagaimana keadaanmu? Rasanya udah jarang banget aku liat kamu," tanya Pangeran Caspian sambil menumpukan tubuhnya pada pegangan tangga.

"Biasa aja. Kamu sendiri gimana? Pasti capek banget harus menghadiri acara-acara pertemuan di luar sana...." Pangeran Caspian tertawa kecil saat mendengar ucapan Joanne itu sebelum kembali menatap kedua netra milik Joanne.

"Nggak kok. Aku nyaman-nyaman aja jalanin tugasku. Lagipula semuanya juga sementara sampai nanti Max kembali..." sahut Pangeran Caspian. "Ngomong-ngomong, aku liat berita yang ada dan salut banget sama tindakanmu. Kamu berani banget ngorbanin nyawa kamu sendiri demi ngelindungin Max. Apa kamu sebegitu cintanya sama Max sampai-sampai rela mengorbankan nyawamu sendiri?"

Joanne hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Pangeran Caspian itu. Ia tidak ingin menjawab pertanyaan itu.

Melihat reaksi Joanne yang hanya diam saja itu membuat Pangeran Caspian tersenyum miring, "aku benar-bener kasihan deh sama kamu..."

"Kamu udah rela ngorbanin nyawa kamu sendiri tapi Max sama sekali nggak melihatnya. Dia lebih milih sama Zoe daripada sama kamu," ujar Pangeran Caspian. Joanne masih saja diam dan tidak membalas apapun, membuat Pangeran Caspian tidak tinggal diam begitu saja.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang