O5 : Lamaran Tak Terduga

399 66 0
                                    

"Kalau sekarang aku menerimamu, itu berarti semua perjuanganku selama ini akan sia-sia."

👑👑👑


"Hahaha...." Zoe segera tertawa mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Pangeran Max. Ia terus tertawa tanpa henti sampai-sampai ia harus memegangi perutnya yang mulai terasa sakit. Sedangkan Pangeran Max sendiri hanya terdiam sambil mengarahkan pandangannya ke arah lantai.

Ia tahu ucapannya terdengar sangat konyol karena tiba-tiba saja ia 'melamar' seorang wanita yang baru saja dekat dengannya. Siapapun yang mendengarnya pasti akan tertawa, sama seperti yang dilakukan oleh Zoe saat ini. Namun Pangeran Max sangat serius mengucapkan hal itu. Karena saat ini ia sedang memikirkan nasib hidupnya.

"Jangan aneh-aneh ah. Hahaha...lucu banget deh kamu. Aku baru tau kamu bisa selucu ini." Ujar Zoe sambil mengusap matanya yang mulai berair karena ia terlalu banyak tertawa.

"Aku serius. Aku nggak lagi bercanda sekarang." Kini Pangeran Max mulai berbicara dengan nada yang begitu meyakinkan. "Aku mau kamu aja yang nikah sama aku."

"Udah ah berhenti ngelucunya. Sakit tau perutku..." Balas Zoe sambil menekan sedikit perutnya untuk menghentikan rasa sakitnya.

"Oke, kalau begitu kamu mau kan dengerin ceritaku dulu? Supaya kamu jadi paham sama apa yang aku maksudkan."

"Oke oke..." Zoe mulai berdehem sejenak dan menegakkan tubuhnya. Ia sudah berhasil mengendalikan diri untuk tidak tertawa lagi. Saat ini waktunya ia untuk serius dan mendengarkan cerita dari Pangeran Max.

"Nggak lama lagi raja yang sekarang akan mundur dari jabatannya karena masalah kesehatan. Sebagai gantinya, aku yang akan maju. Namun sebelum itu, aku harus menikah dulu untuk memenuhi syarat sebagai seorang raja. Itulah kenapa sekarang para tetua sedang merencakan perjodohanku. Walaupun mereka tau aku masih muda, tapi tradisi tetaplah tradisi dan peraturan tetaplah peraturan. Aku harus menikah secepat mungkin supaya bisa segera diangkat menjadi putra mahkota." Jelas Pangeran Max. Zoe masih terdiam, berusaha untuk mencerna penjelasan yang baru saja disampaikan oleh Pangeran Max.

"Aku tau mereka sudah menemukan calonnya, tapi kalau aku bisa membawa seseorang ke mereka, aku yakin mereka pasti akan menerimanya." Ujar Pangeran Max. Kini tatapannya beralih untuk menatap langsung ke arah Zoe. "Sebenarnya udah dari lama aku suka sama kamu. Itu kenapa aku minta kamu buat nikah sama aku. Aku lebih baik nikah sama orang yang aku kenal daripada sama orang yang nggak aku kenal sama sekali. Kamu mau, kan?"

Zoe masih terdiam saat Pangeran Max telah menyelesaikan ucapannya. Kini ia yakin bahwa Pangeran Max sedang tidak bercanda saat ini. Wajahnya memancarkan keseriusan sekaligus permohonan agar ia mau menerimanya. Yang lebih membuat ia terkejut lagi adalah fakta bahwa Pangeran Max menyukainya sejak awal tanpa ia ketahui.

"Maaf..." Akhirnya kata itu terucap juga dari bibir mungil Zoe. Perempuan itu menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Aku nggak bisa nerima. Maafin aku..."

"Kasih aku penjelasan. Apa karena aku masih asing buat kamu? Katakan saja, aku bisa menjadi orang yang kamu inginkan. Kita bisa saling mengenal satu sama lain saat kita menikah nantinya."

"Bukan...bukan itu yang kumaksud. Aku sudah sangat cukup nyaman saat ini. Bahkan aku bisa berbicara dengan sangat santai denganmu tanpa memandang statusmu. Tapi, ada hal penting yang harus kamu tau..." Ujar Zoe yang kini mulai mengangkat wajahnya dan menatap langsung ke dalam netra Pangeran Max. Sang pangeran masih terdiam, menunggu Zoe untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku punya mimpi yang harus kugapai. Susah untuk berada di posisiku saat ini. Kamu benar, konsep project kita adalah ceritaku sendiri. Aku dilarang oleh kedua orang tuaku untuk sekolah di sekolah seni, apalagi menjadi seorang penari. Aku bisa sekolah disini berkat beasiswa yang ditawarkan sekolah ini. Karena beasiswa itu, akhirnya orang tuaku nggak bisa ikut campur lagi dan membiarkanku untuk menggapai cita-citaku."

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang