Shani POV
"Udah berapa hari ga tidur? kusut amat mukanya" Aku hanya merespon dengan dengusan pertanyaan kak beby.
"Gracia lagi?" mengangguk lemah sambil mengaduk kopi dengan tidak semangat.
"Udahlah shan. Move on aja, masih banyak yang mau sama lo"
"Ngomong gampang kak. Kalau semudah itu udah dari dulu gue merid, ga perlu nunggu yang cocok"
"Kenapa harus gracia sih? Di saat lo nemu yang cocok eh dianya ga"
"Tanya sendiri noh sama hati gue"
"Lagian lo sih, baru kenal bentar udah main tembak-tembak aja. Ya wajar kalau dia kaget terus pergi. Kali aja dia mikir lo creepy"
"Habisnya gue ga tahan kak. Kalau ga cepet-cepat gue takut ntar keduluan yang lain. Lo mau gue nangis kejer?"
"Terus lo mau gimana sekarang?"
"Gue yakin gracia juga suka sama gue, dia cuma denial aja. Gue masih pikirin cara buat ngeyakinin dia kalau gue serius. Tapi masalahnya udah 2 minggu gracia ngehindarin gue kak. Gue ga bisa nemuin dia dimanapun. Gue harus gimana?"
"Lo udah nyari dia kemana aja?"
"Semua tempat yang gue tau. Kantor, apartnya bahkan orang-orang di agensinya. Jawaban mereka sama ga ada yang tau. Sejak gue nyatain perasaan gue waktu itu dia mengabaikan semua chat dan telpon gue tapi nomornya masih aktif, 3 hari setelahnya gue ga bisa hubungin dia sama sekali. Kantornya sekarang lagi dihandle sama temen dan asistennya, soalnya terakhir gracia bisa dihubungi cuma bilang kalau dia ga akan kesana dalam waktu cukup lama. Gue yakin kalau gracia lagi ga di Indonesia. Tolongin gue kak" Aku mengusap wajahku frustasi.
"Hmmm tuh orang misterius banget. Ga banyak yang tau kehidupan keluarganya dan pertemanannya selama ini. Gue juga tanya sepupu gue katanya gracia memang setertutup itu soal kehidupan pribadinya. Ga banyak info yang bisa gue gali juga soal tuh orang. Gue jadi bingung mau bantu lo gimana"
"Kak tolongin gue. Gue kangen banget sama dia, gue pengen ketemu dia" Aku sudah seperti orang yang putus harapan.
"Lo beneran suka sama dia ya?"
"Udah bukan suka lagi kak. Ga ketemu dia beberapa hari rasanya hampir gila, gue cinta sama dia. Apapun bakal gue lakuin biar dia jadi pendamping gue. Gue cuma mau dia"
"Kasih gue waktu ya buat cari info tentang pujaan hati lo itu. Jangan gila dulu lo. Graciaaa, kenapa sih lo nyusahin banget jadi orang".
---------------------
Untuk pertama kali aku menginjakkan kaki di kota yang katanya paling romantis sedunia. Seminggu setelahnya kak beby mengabariku kalau dia dapat info gracia sedang ada di Paris lengkap dengan alamat tempat tinggalnya. Udah kayak detektif, entah bagaimana dia bisa mendapatkan info sedetail itu tapi aku tak peduli. Hari itu juga aku memesan tiket tercepat ke Paris. Dan disinilah aku. Aku tidak berencana langsung menemui gracia meski aku tahu alamat tempat tinggalnya. Aku masih memikirkan cara yang tepat untuk bisa menemuinya tanpa harus khawatir dia bakal kabur lagi.
Hari pertama disini aku memilih untuk jalan-jalan sendirian menikmati suasana kota Paris. Berharap bisa sedikit mengurai kekusutan pikiranku karena aku masih juga belum menemukan cara terbaik untuk bicara dengan gracia. Aku tidak mau agresif dan gegabah lagi. Aku tak ingin memperburuk lagi imageku di matanya yang nantinya bisa semakin menjauhkanku dengannya.
"Ah pardon me" Saat aku sedang menikmati pemandangan menara tiba-tiba seseorang menabrakku.
"Gracia"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Greshan OS)
Short Story"Loving you never was an option. It was a necessity" -Truth Devour- ~Oneshoot Collaboration~