Shani POV
*2 Tahun Kemudian*
"Sayang. Ayo buruan udah kita hampir telat ini"
"Iya iya. Ini shani udah siap kok" aku segera turun berjalan keluar dimana papa dan mama sudah menungguku.
Hari ini orang tuaku mengajakku ke acara pembukaan kantor baru kolega bisnisnya sekaligus sahabat lamanya. Tadinya aku malas, mengingat kenapa harus rombongan perginya padahal papa sama mama aja udah cukup. Tapi papa bersikukuh katanya dia mau sekalian ngenalin aku sama anak sahabatnya itu. Aah papa ini aneh-aneh aja. Sepanjang jalan aku hanya diam. Pikiranku melayang kemana-mana. Waktu terus berlalu dan masih tentang orang yang sama terus muncul di pikiranku. Hari terakhir aku bertemu dengannya masih menjadi kenangan yang menyedihkan. Otakku bahkan masih bisa merekam dengan jelas surat yang dia tinggalkan untukku.
Hai shan, ketika kamu baca surat ini itu artinya aku sudah ga ada lagi disini. Meskipun sudah aku ucapkan berulang kali tapi aku mau katakan ini sekali lagi untuk yang terakhir kali. Terimakasih sudah bersedia hadir dihidupku menjadi malaikat penolongku. Aku ragu apakah benar kamu manusia? Kalau kamu bilang kamu bidadari, sudah pasti 100% aku yakin itu. Hehe. Aku ga tahu apa masih ada kesempatan untukku membalas semua kebaikan yang pernah kamu kasih. Mungkin aku terus berdoa aja kali ya biar Tuhan nanti yang balas semuanya karena aku mau nepatin janji aku sama kamu. Aku janji untuk ga akan pernah muncul lagi di hadapanmu. Aku janji dan aku pastiin kita ga akan pernah ketemu lagi shani. Maaf jika kehadiranku justru membawa masalah buat kamu. Sumpah, aku ga ada niat sedikitpun untuk menghancurkan hubungan kamu sama vino. Aku berdoa buat kamu sama vino segeralah menikah dan bangun keluarga impianmu. Bahagia terus ya untuk kalian berdua. Oh ya aku mau bilang sesuatu sama kamu, maaf kalau kesannya aku lancang. Tapi aku ga mau menyesal karena memendam ini. Aku cinta kamu shani. Entah kapan rasa ini mulai ada. Saat kita bersama makin lama rasa itu makin besar tiap harinya. Tapi aku sadar diri kok. Aku yang cuma manusia biasa mana bisa sebanding dengan kamu yang bidadari. Gapapa kamu tau perasaanku aja itu udah cukup kok. Shani kalau kita ga boleh ketemu di kehidupan ini, bolehkah aku berharap bertemu kamu di kehidupan selanjutnya? Aku pengen jadi orang pertama yang ketemu kamu, bukan vino atau yang lain. Aku ingin jadi orang yang pertama kamu cintai. Jujur aku iri sama vino, dia beruntung punya kamu shan. Ah kayaknya aku kebanyakan mimpi ya. Hehe. Selamat tinggal shani. Sekali lagi terimakasih dan maaf untuk semuanya.
- gege -
"Shani. . Hei . "
"Eh iya pa?" Suara papa sedikit mengagetkanku.
"Ayo turun udah sampai. Kok malah ngelamun"
"Ah iya" aku segera menyusul papa turun. Kami memasuki sebuah gedung perkantoran baru yang cukup megah. Aku mengikuti orang tuaku menuju tempat acara berlangsung.
"Oh sepertinya sudah dimulai acaranya" suara papa samar-samar terdengar karena berbarengan dengan suara seorang pria yang kutaksir seumuran papa sedang berbicara di mic.
"Selamat malam semua. Terimakasih untuk para tamu undangan yang sudah berkenan hadir pada acara peresmian kantor cabang baru PT XXX. Suatu kehormatan tersendiri bagi saya bisa berdiri diantara rekan-rekan semua ikut menjadi saksi perusahaan yang kita perjuangkan bersama. . . . bla bla bla... " aku tidak terlalu fokus mendengarkan apa yang orang itu katakan. Aku malah lebih tertarik menatap sekelilingku, beberapa orang yang ada disini terasa familiar karena mereka pernah juga menjadi klien bisnis papa. Aku terus saja melihat sekeliling ruangan ini sampai fokusku berhenti pada satu sosok yang berdiri tidak jauh dari si pembicara tadi. Mungkin jarak yang cukup jauh karena aku berdiri di dekat pintu masuk, sedangkan sosok tadi berdiri di dekat panggung membuat aku harus memicingkan mata. Mungkinkah dia? Keraguanku berubah 100% tatkala si pembicara tadi mengatakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Greshan OS)
Storie brevi"Loving you never was an option. It was a necessity" -Truth Devour- ~Oneshoot Collaboration~