Losing Memory I

15.2K 684 0
                                    

Shani POV

Akhirnya aku kembali setelah 3 tahun. Tak ada yang tersisa disini kecuali kenangan dan penyesalan. Penyesalan tentang kamu. Kamu hal terbaik yang pernah terjadi di hidupku tapi satu kebodohanku kini kamu hilang. Aku pergi ketempat-tempat favorit kita berdua, mendatangi kediamanmu yang masih aku ingat terakhir kali, mencari orang-orang yang dulu tau tentang kita berharap bisa kembali melihat sosok dirimu, mencari sedikit celah apakah masih ada tempat bernama 'Kita'. Nihil. Haruskah aku menyerah? Kupikir tidak. Kamu masih tujuan akhirku, sampai aku tahu bahwa kesempatan bersamamu mustahil, aku tidak akan menyerah.

"Kak Shani..."

Aku menoleh mencari suara seorang wanita yang memanggilku. Kini aku sedang duduk di cafe favorit 'kita' beristirahat sejenak dari misiku menemukanmu.

"Bener kak shani kan ya?.." tanya wanita itu sekali lagi memastikan.

"Anin?" Aku bertanya balik setelah tahu siapa yang memanggilku tadi.

"Iya aku anin. Hai kak long time no see". Ucapnya tersenyum. Kini dia sudah berdiri di depanku. "Kakak sendirian?" Tanyanya. Aku mengangguk. "Boleh aku duduk disini?" Aku mengangguk lagi mempersilahkan.

Katakanlah ini takdir. Anin datang di saat aku mulai hilang arah kemana harus mencarinya. Anin adalah teman satu SMAku dengannya. Lebih tepatnya teman dekatnya saat masih sekolah, karena aku lebih tua satu tingkat dengan mereka. Meski tidak satu tingkat, semenjak menjalin hubungan, anin menjadi salah satu orang yang paling mendukung hubungan kami. Bahkan ketika kuliah, meski tidak satu kampus dengan anin, kami masih sering bertemu untuk sekedar hangout bersama.

"Kakak kapan balik kesini?" Tanyanya.

"Baru Dua minggu yang lalu nin, kamu apa kabar?"

"Aku baik kak. Kak shani balik kesini dalam rangka liburan atau apa?"

"Kebetulan studiku udah selesai, papa minta aku buat bantuin perusahaan dia. Jadi ya disini, enggak kemana-mana lagi. Anin sibuk apa sekarang? Udah selesai kan ya kuliahnya?". Tanyaku.

"Iya kak. Sama kayak kak shani sekarang aku bantuin bisnis papa. Kebetulan cafe ini salah satu klien bisnis papa. Jadi sesekali aku kesini". Anin menjelaskan.

Akhirnya kami mengobrol banyak tentang kegiatan masing-masing. Sampai akhirnya aku memberanikan diri bertanya hal yang sedari tadi ingin aku tanyakan.

"Ehhmm Nin, aku boleh tanya sesuatu?"

"Tanya apa kak?".

Lama aku diam, mendadak ragu dengan pertanyaan yang akan aku lontarkan. Tapi akhirnya pertanyaan itu lolos juga dari mulutku. "Anin masih sering ketemu gracia?". Tanyaku pelan seakan takut semua yang ada disini mendengar.

Mendengar pertanyaanku seketika aku melihat perubahan raut wajah anin. Seperti ada kesedihan pada raut wajahnya. Ada apa ini? batinku.

"Eeeee Kami udah jarang ketemu kak sekarang". Ucap anin tak menatapku. Seakan ada sesuatu yang ia sembunyikan.

Aku reflek memegang tangannya, memaksanya melihatku. "Ada apa? Kamu pasti tau sesuatu tentang gracia kan?". Anin sama sepertinya, tidak pandai berbohong. Jadi aku pasti langsung tau apa yang sedang dia tutupi.

AKSARA (Greshan OS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang