Best Friend Ch. 3

4.2K 349 10
                                    

Shani POV

Aku melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kini merasa menjadi orang paling bodoh. Tanpa sadar aku telah membuat seseorang yang sangat berarti di hidupku menjauh. Aku tak berharap kali ini masih ada kesempatan lagi bagiku untuk memperbaikinya. Tapi aku tetap akan mencoba. Beberapa hari sejak gracia datang kerumah, aku tak bisa menghubunginya. Aku mencoba datang ke apartemennya dan nihil. Tidak secuil pun aku melihat ada tanda-tanda gracia disana. Dia seperti menghilang ditelan bumi. Saat hampir putus asa mencarinya, aku teringat seseorang. Semoga dia bisa membantuku bertemu lagi dengan gracia. 

"Shani" aku mendongak saat mendengar suara seseorang menyapaku. 

"Sisca? Duduk sis" aku meminta sisca bertemu denganku di sebuah tempat makan. Beruntung dia tidak menolak.

"Mau pesen sesuatu dulu?" Tawarku. Diapun menggeleng. 

"Langsung aja ya, gue ga bisa lama-lama soalnya. Ada apa shan? Tiba-tiba pengen ketemu gue"

"Ehmmm kamu tau gracia ada dimana sekarang?" Keningnya mengkerut saat aku menyebut nama gracia. 

"Kenapa nyari gracia?"

"Udah beberapa hari ini dia ga bisa aku hubungi, apartemenya juga kosong. Kalau kamu tau dimana gracia, please kasih tau aku" 

"Bukannya lo sahabatnya ya? Harusnya lo kan lebih tau dia daripada gue. Kenapa lo malah tanya gue?" Pertanyaan siska seketika membuat aku mati kutu

"Aku rada sibuk kemarin-kemarin. Jadi agak lost contact sama dia. Pas aku longgar dianya malah ga bisa aku hubungi" jawabku berusaha menutupi apa yang sebenarnya terjadi. 

"Sorry shan. Sebenarnya ini bukan ranah gue cerita kayak gini. Tapi daripada semakin berlarut-larut masalahnya. Gue udah tau kok yang terjadi antara lo sama gracia" pernyataan sisca membuatku melotot tak percaya. 

"Mmmm. .maksud kamu sis?" Tanyaku berusaha memperjelas. Sisca menghela nafas panjang. 

"Saran gue, kalau lo ga bisa bales perasaan gracia, jangan ganggu dia lagi, jangan cari-cari dia lagi. Biarin dia pergi cari kebahagiaannya" aku makin bingung.

"Aku makin ga ngerti maksud kamu sis" 

"Gracia belum bilang apa-apa ke lo?"

"Bilang apa?" Aku bertanya balik. 

"Duh gre, apes banget nasib lo" sisca menggumam. Namun aku masih mendengar. 

"Sis, please kasih tau aku apa yang terjadi sama gracia?"

"Gracia punya perasaan sama lo, dia suka sama lo. No. Dia cinta sama lo"

"APA?!!" Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Gracia cinta sama aku?

"Gue tau malam itu dia kerumah lo karena lo ga ada kabar dua hari. Dia khawatir, sekaligus dia mau ngutarain perasaannya selama ini. Tapi sepertinya terlambat karena lo udah punya pacar. Malam itu juga dia datang ke gue, dia cerita semuanya dan selama gue kenal gracia, yang bagi gue dia wanita terkuat yang pernah gue temuin, untuk pertama kalinya gue liat dia nangis karena seseorang. Gracia udah suka sama lo sejak kalian pertama ketemu, tapi dia ga berani bilang karena dia tau lo "normal". Dengan jadi sahabat lo, itu udah cukup buat dia meskipun dia harus menekan sendiri perasaannya. Tapi balik lagi gracia cuma manusia biasa, dia punya batasnya. Dan mungkin inilah limitnya. Sejak malam itu, gracia sudah bertekad mau menghapus semua perasaannya sama lo. Termasuk mau nglupain lo. Jadi please kalau lo udah bahagia sama orang lain, kali ini biarkan gracia mencari kebahagiaannya juga. Dengan lo muncul terus dihadapannya, akan makin nyakitin dia dan mempersulit dia buat lupain lo".

AKSARA (Greshan OS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang