Shani POV
Ciiiiiittt.......Brakkk........!!
"Astaga!!" Aku sedikit berteriak saat tak sengaja merasa menabrak sesuatu atau seseorang? Buru-buru aku keluar dari mobil.
"Anjim!! Pala gue!!" teriak seseorang yang sepertinya baru saja aku tabrak.
"Kamu gapapa?" Pertanyaan bodoh sebenarnya, Tapi nanya doang ga salah dong.
"Gapapa mata lo! Lo buta ya, ini tuh lampu merah ngapa lo terobos" Dih galak amat nih orang.
"Sorry aku tadi lagi ga fokus"
"Ga fokus ga usah nyetir, sama aja lo mau bunuh orang. Ini kenapa semua jadi muter muter ya?" Aku melihat dia mulai berdiri sempoyongan.
"Eh itu kepalanya berdarah" Aku kaget melihat darah mulai mengalir di pelipisnya.
"Ha Iya kenapa aku berblood?" Dia meraba pelipisnya tak lama kemudian dia mulai kehilangan kesadaran. Dengan sigap aku memapahnya membawanya masuk kemobil.
Dua jam berlalu dan orang yang aku tabrak tadi masih juga belum sadar. Aku membawanya kerumah bukan ke rumah sakit. Untungnya kata dokter lukanya tidak begitu parah, hanya sedikit luka robek dan benturan di kepala yang membuatnya sampai pingsan.
"Gue dimana?" Aku yang sedang duduk di pinggir ranjang menunggunya kaget saat melihat dia membuka mata tiba-tiba.
"Kamu ada dirumah aku"
"Ini jam berapa?"
"Jam 9. Gimana rasanya sekarang? masih sakit kepalanya?" tanyaku hati-hati.
"Gue harus pulang" Dia buru-buru turun dari ranjang mencari cari tasnya.
"Tas gue mana?"
"Istirahat dulu aja disini. Kata dokter kamu ga boleh ngapa-ngapain dulu"
"Ga bisa gue harus balik sekarang juga. Mana tas gue?" aku kemudian berdiri mengambil tasnya yang kutaruh di sofa dekat ranjang.
"Ini. Kamu mau pulang kemana?" tanyaku namun tak diresponnya karena dia sibuk merogoh tasnya.
"Anjir pake lowbat lagi!!" Dia mengumpat saat melihat ponselnya.
"Kenapa?"
"Sorry lo bisa panggilin gue ojol ga? Hape gue lowbat"
"Aku anterin aja ya pulangnya?" Tawarku karena tak enak hati.
"Ga usah, kostan gue gangnya sempit. Ntar mobil lo lecet"
"Gapapa. Anggap aja permintaan maaf karena udah nabrak kamu tadi. Aku bener-bener ga sengaja"
"Lupain aja. Sekarang bisa minta tolong panggilin gue ojol? Gue harus balik sekarang"
"Sebentar" Karena merasa percuma berdebat akhirnya aku mengikuti permintaannya.
"Gimana?" tanyanya saat sudah 10 menit menunggu. Aku menggeleng menatapnya menyesal.
"Ga ada yang jawab daritadi" Aku memperlihatkan ponselku yang sedari tadi menunggu respon ojol.
"Sial!" Dia kemudian berjalan keluar kamar.
"Mau kemana?" aku menyusulnya keluar.
"Pulang"
"Naik apa? Aku anterin aja ya"
"Ga usah. Jalan kaki aja ntar kalau ada motor orang lewat gue numpang" Aku melongo sekian detik mendengar jawabannya. Nih orang gampang banget kalau ngomong kayak ga ada takut-takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Greshan OS)
Short Story"Loving you never was an option. It was a necessity" -Truth Devour- ~Oneshoot Collaboration~