‼️WARNING‼️
Terselip sedikit adegan dewasa 🔞, Bocil jangan coba-coba ya. Haha
Sebelumnya.......
"Kakak tau apa soal aku? Dari dulu kakak selalu bicara apa yang seharusnya aku lakukan tanpa pernah bertanya apa yang sebenarnya aku rasain. Kenapa semua orang selalu seperti itu? Hanya memaksakan apa yang mereka mau, tanpa pernah bertanya aku suka atau enggak. Itulah kenapa lebih baik aku sendiri kak, daripada sama orang yang merasa seolah olah dia ngerti padahal enggak!"
Aku yang sedang duduk di taman dekat apartement merasa ada seseorang yang menatapku sedari tadi dari kejauhan. Tak lama dia mendekat kemudian duduk disebelahku.
"Ga usah natap aku kayak gitu. Aku ga butuh dikasihani" ucapku tanpa menoleh karena aku tau siapa yang datang.
"Aku cuma mau duduk disini kok. Kursi yang lain udah penuh"
"Mending kamu nemenin kak Ve daripada disini"
"Enggak ah. Disini aja. Adem soalnya"
"Ya udah kalau gitu aku balik" saat akan berdiri, shani memegang tanganku.
"Apa selama ini kamu benar benar ga ada rasa sedikitpun sama aku ge?" Shani ikutan berdiri mempersempit jarak antara kita berdua.
"Pertanyaan macam apa itu?"
"Jawab aja" aku menghembuskan nafasku kasar.
"Apapun jawaban aku, udah ga ngaruh buat kamu kan sekarang? Kenapa harus repot nanyain itu lagi?"
"Ya justru karena udah ga ada pengaruhnya. Ga ada salahnya kan aku pengen tau"
"Terserah. Aku ga akan jawab. Kalau masih mau disini aku balik. Kalau enggak sana balik aku yang disini" shani menggeleng tanpa melepas pegangan tangannya padaku.
"Shani lepasin tangan aku. Aku ga mau kak ve salah paham kalau kita berdua disini kayak gini"
"Kak ve ga akan salah paham kalau kamu jawab pertanyaan aku daritadi. Kalau enggak kita akan tetap kayak gini"
"Jangan bikin aku marah ya"
"Marah aja. Mau pukul juga boleh. Aku tetap ga akan lepasin"
"Arrgghh Shani!!" Aku menggeram sendiri, mencoba menahan emosi. Tapi bukannya menyerah dia malah kini memelukku.
"Shani!" aku berontak dipelukannya. Semakin aku berontak semakin ia mengeratkan pelukannya.
"Pukul aja gapapa. Pukul sampai kamu puas. Keluarin semuanya. Aku tetap disini, seperti ini" aku berontak sekuat tenaga berusaha lepas dari pelukannya sampai aku lelah sendiri.
"Kenapa kamu lakuin ini?" Akhirnya aku menyerah dan memilih untuk bersandar di dadanya. Emosi yang daritadi kutahan akhirnya luruh beserta air mata yang jatuh di pipi. Aku menangis. Shani diam tak berkata sedikitpun, tapi pelukannya semakin erat padaku sesekali mengusap punggungku saat mendengar tangisanku makin kencang.
"Kamu masih mau tetap dengar jawaban aku?" ucapku saat tangisanku mulai reda.
"Iya" posisi kita masih sama tak ada yang berubah. Untung saja ini udah malam jadi tak banyak orang yang lewat sini.
"Aku suka sama kamu"
"Jangan!!" Cegahku saat shani perlahan melepaskan pelukannya setelah mendengar pengakuanku tadi. Malah kini aku balas memeluknya, tetap bersandar di dadanya supaya dia tidak menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Greshan OS)
Historia Corta"Loving you never was an option. It was a necessity" -Truth Devour- ~Oneshoot Collaboration~