The Contract 4

4.8K 351 51
                                    

Gracia POV

"Ci, makan dulu"

"Iya taruh situ aja"

"makan dulu ci, lo udah dua hari ga makan"

"Iya nanti gue makan"

"Ci" akhirnya aku menurut, mengambil piring dari tangan Zee.

Genap 4 hari aku pergi meninggalkan Shani. Kini untuk sementara aku tinggal bersama Zee sampai aku mendapatkan tempat tinggal baru. Zee tahu aku sedang ada masalah dengan Shani, tapi untungnya dia cukup pengertian dengan tidak pernah bertanya yang macam-macam. Hingga hari ini aku tak menerima surat apapun dari Shani, padahal aku sudah mengirimkan pesan padanya untuk segera mengurus perceraianku dengannya. Aku juga memintanya untuk melupakan soal imbalan uang dan mobil itu karena aku tak membutuhkannya lagi. Tapi tidak ada respon apapun dari Shani, bahkan pesanku hanya dibaca saja olehnya.

"Ci ada yang mau ketemu lo diluar" Zee masuk lagi ke kamarku.

"Siapa?" Zee hanya mengedikkan bahu

"Ga tau. Ada dua orang, paruh baya, laki-laki perempuan" aku mengerutkan kening. Siapa yang mencariku sampai kesini? Bagaimana mereka bisa tau?

"Suruh tunggu bentar. Gue cuci tangan dulu"

"Oke" Tak lama setelah Zee pergi aku menyusulnya menemui tamu itu.

"Kenapa anda berdua datang kesini?" Ucapku saat tahu siapa tamu tak diundang tersebut. Antara percaya dan tidak percaya orang yang tidak kuharapkan datang kesini.

"Gracia" Raut kaget terlihat jelas di wajah kedua orang itu.

"Ji" Aku memanggil Zee yang sedang membuatkan minum di dapur.

"Ya ci?"

"Minta tolong ke supermarket ya, kulkas kosong kan? Belanja aja yang banyak buat persediaan beberapa hari. Ambil aja uangnya di dompet gue"

"Ooo.Oke Ci" Zee menurut tak lama dia segera keluar dari rumah.

"Jadi kedatangan anda berdua kesini mau memaki saya karena sudah meninggalkan anak anda begitu?"

"Bukan begitu nak. Kami baru datang pagi ini untuk melihat kondisi Shani yang tidak baik-baik saja. Dia bilang kamu ingin bercerai. Kalian ada masalah apa?" Tanya si pria padaku.

"Tidak ada masalah, saya hanya baru sadar saya ga pantes sama dia. Jadi lebih baik kita pisah"

"Apa salah anak saya sampai kamu tega meninggalkannya?"

"Shani tidak pernah cerita apapun soal apa yang terjadi diantara kita pada kalian berdua?'

"Cerita apa?" Aku menghembuskan nafas kasar.

"Pernikahan yang terjadi antara saya dan shani itu cuma pura-pura. Itu semua cuma skenario supaya anda berdua berhenti menjodohkannya dengan orang lain.

"Ga mungkin! kamu bohong kan nak?"

"Tidak percaya saya tidak masalah, tapi kalau shani juga akan mengatakan hal yang sama apa kalian juga tidak mau percaya?" kedua orang tua itu hanya diam.

"Saya justru kasihan sama Shani, anda berdua ini orang tuanya, tapi kenapa anda tidak bisa sedikit saja memahami perasaan anak anda sendiri? Kalian terlalu sibuk mementingkan nafsu sendiri yang ingin segera mendapatkan calon pendamping buat dia" Kedua orang di depanku ini menunduk.

"Lalu kenapa kamu menyetujui keinginan shani?"

"Kira-kira apa yang dibutuhkan orang miskin seperti saya selain kemakmuran hidup? Dia menawarkan saya uang dan mobil, bodoh kalau saya menolak"

AKSARA (Greshan OS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang