Rated-M
Terselip sedikit adegan -nganu-
Dimohon dengan bijak yang merasa masih belum punya KTP tolong diskip, meskipun dosa tanggung sendiri.
Shani POV
Kesadaranku dikembalikan saat sinar matahari jatuh tepat mengenai wajahku. Perlahan mata ini terbuka berusaha beradaptasi dengan sekitarnya. Ternyata aku tertidur di sebuah bangku taman, sepi, tak ada seorang pun disana. Aku mulai berdiri berusaha mengingat mengapa aku bisa ada disini hingga ada satu hal yang menarik perhatianku. Diujung taman, dekat gerbang pintu masuk aku melihat seorang gadis kecil dengan rambut kuncir kuda sedang berdiri. Meski cukup jauh namun aku dapat melihat dia juga sedang menatapku. Tanpa pikir panjang dan tanpa alas kaki aku berlari menghampirinya, tak kuhiraukan rasa sakit di telapak kaki saat menyentuh tanah.
"Kenapa kamu tidak datang? Aku selalu menunggumu disini" ucapku tanpa basa basi pada gadis kecil itu. Dia hanya menggeleng.
"Apa aku punya salah?" Lagi-lagi dia menggeleng.
"Setiap hari aku menunggumu disini. Ayo kita kesana main ayunan" aku mencoba meraih tangannya namun dia menghindar.
"Maaf aku tidak bisa lagi bermain denganmu"
"Kenapa?" Aku menatapnya sedih
"Kata ayah kamu bukan orang baik. Aku harus jauh-jauh dari kamu" setelah mengatakan itu, dia bergegas pergi namun sebelum dia menjauh aku memegang tangannya.
"Ayah kamu bohong! Aku ga jahat!"
"Kamu jahat!" Dia mencoba melepaskan tangannya.
"Aku ga jahat!" Aku memegang tangannya erat.
"Iya kamu jahat!"
"Enggak!" Ucapku yang terdengar seperti teriakan.
"Kamu jahat buktinya sekarang kamu nyakitin tangan aku!" Mendengar itu reflek aku melepaskan tangannya yang membuatnya langsung berlari meninggalkanku.
"Tunggu aku ga jahat! Tunggu. . . .jangan tinggalin aku. . ."
Lagi-lagi aku terbangun karena suara alarm. Dengan tubuh penuh keringat bergegas aku bangun. Dibawah guyuran air teringat kembali apa yang terjadi sesaat sebelum aku bangun tadi. Mimpi yang sama selama bertahun-tahun, meski tidak selalu muncul setiap hari seperti dulu namun ketika mimpi itu datang aku selalu merasa kelelahan, merasa kesakitan dan itu akan berakibat buruk pada moodku seharian nanti.
Brak!!
"Laporan apa yang kamu kasih ke saya! Kamu lagi bercanda?!" Masih pagi dan aku sudah berteriak pada staffku karena kerjanya yang tidak becus.
"Tapi miss itu sudah harga real yang disepakati oleh supplier"
"Saya tidak mau tahu! Apa perlu saya yang langsung turun tangan mengajarimu bagaimana harga yang realistis?" Orang yang duduk dihadapanku mulai menatapku ketakutan. Semua orang di kantor ini sudah tahu, tidak ada yang berani membantahku karena sekali mereka membantah bukan hanya pekerjaan yang hilang tapi nyawa juga bisa terancam.
"Baik miss, saya akan perbaiki laporan ini" Dia mengambil kembali map yang tadi kubanting didepannya.
"Good! Dua jam laporan itu sudah harus ada di meja saya lagi. Masih sayang nyawa kan?"
"Baik miss. Dua jam lagi laporannya akan miss terima. Permisi" Bergegas dia keluar dari ruanganku. Berbarengan dengan seorang wanita yang masuk.
"Shaniiii. . Pagi-pagi udah kenceng aja mukanya" dia tersenyum kemudian duduk dihadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Greshan OS)
Short Story"Loving you never was an option. It was a necessity" -Truth Devour- ~Oneshoot Collaboration~