"Kamu yang berbuat aku yang malu."
-Author untuk Alula
7 : GAGAL NEBENG
"Ih, udah sore banget, gara gara Bu Rika sih, Ula gak mau temenan sama Bu Rika." Alula terus megerutu sebal sambil berjalan ke arah parkiran. Tempat dimana sepedanya ia parkirkan.
"Bu Rika nyebelin banget, ih." Alula menghentak hentak kan kakinya, dia sangat jengkel pada gurunya yang bernama Bu Rika.
Yang membuatnya harus pulang paling terakhir, bahkan jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Setibanya di parkiran yang sudah sangat sepi itu dia bergendik ngeri.
Setelah pertemuan nya dengan Abraxas, Alula tidak benar benar kembali ke kelas, dia kembali ketaman belakang niat awalnya akan masuk kelas setelah istirahat kedua, tapi malah ketiduran sampai jam terakhir yang naas nya jam terakhir ialah pelajaran Bu Rika.
Saat berniat pulang, dia malah berpapasan dengan Bu Rika. Dan harus membersihkan buku buku baru di perpustakaan sebagai hukumannya. Awalnya Kaila menawarkan diri membantunya, tapi dia menolak.
Alula menaiki sepeda nya sambil bersenandung kecil, Matanya menangkap seorang cowok berhodie dengan celana basket sedang berjalan ke arah gerbang.
Bibirnya tertarik membentuk senyuman, Alula mengayuh cepat pedal sepedanya mengejar cowok itu.
"Eh eh eh berhentii dong." Alula menjerit heboh saat sepedanya melewati target awalnya. Dia menurunkan kakinya sebagai rem dadakan. Padahal rem sepedanya berfungsi, dia hanya ingin terlihat keren di hadapanAbraxas.
Ya, cowok berhodie hitam, menutupi baju basketnya itu ialah Abraxas.
Abraxas menatap aneh gadis di hadapanya yang sedang menyengir tak jelas padanya.
Alula turun dari sepedanya ala ala turun dari motor besar sambil menyisir helaian rambutnya menggunakan jari tangannya seperti adegan melepas helm.
Karena terlalu banyak bergaya Alula tanpa sadar melepas sepedanya dan membuat sepeda itu terjatuh karena belum di standar. "Ehh aduh, kok jatuh sih! masa gini aja harus di pegangin mandiri dong." Alula mengangkat sepedanya berdiri.
"Lain kali gak boleh ngerepotin Ula ya! Harus mandiri!"
Abraxas? Dia melewati gadis yang sedang memberi nasehat pada sepeda itu.
Abraxas sedang malas berdebat, karena ancaman yang di berikan ayahnya "Gak boleh buat masalah atau ayah laporkan pada bundamu". Dia ingin cepat mengambil motornya yang tadi pagi dia parkirkan di Warjang.
Setelah memberi nasihat pada sepedanya yang manja, Alula langsung berbalik mencari Abraxas. Tapi dia tidak menemukan cowok itu. Dia mengahadap ke arah gerbang dan melihat Abraxas sudah berlalu pergi keluar.
"Ih kan calon suami Ula jadi pergi." Alula mendorong sepeda nya dan berlari mengejar Abraxas.
"Ganteng uhuy,"
"Ganteng tunggu dong,"
"Gant----"
Alula langsung menutup mulutnya rapat, saat Abraxas berbalik menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRAXAS
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ "Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih. Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal." "Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula. ...