"Putus cinta itu emang sakit, tapi jauh lebih sakit udah putus masih cinta."
9 : Taruhan Konyol
Jangan lupa tinggalin komen buat chapter berikutnya 🖤.
"Udah ngerjain tugas math La?"
"Udah kok, nih Kaila mau liat?" tawar Alula, mengeluarkan buku tugas dari dalam tasnya.
"Gue udah kerjain kok La," tolak Kaila halus.
"La, Kai nyontek dongg," timbrung Manda dari belakang. Membuat Alula dan Kaila menengok ke belakang.
"Loh, Manda belum?" tanya Alula yang dibalas gelengan kepala oleh Manda.
"Ini liat punya Ula aja." Alula memberikan bukunya pada Manda. Manda langsung mengambil buku Alula dan menyalinnya dengan cepat sebelum guru datang.
Kaila tersenyum hangat pada Alula. "Nanti makan di mana Al?" tanyanya.
Alula berpikir sebentar, sambil mengeluarkan alat gambarnya. "Kantinn...Ula pengen makan bakso kayak pas itu."
"Oke," jawab Kaila sambil mengangkat kedua jempolnya tanda setuju. Membuat Alula tertawa, singkat.
"Nih La."
"Udah Man?" tanya Kaila mengambil buku Alula dari Manda, karena Alula sedang fokus menggambar mungkin tak mendengar panggilan Manda.
"Udah nih," tunjuk Manda pada bukunya.
Dua hari belakangan ini Alula selalu makan di taman belakang ditemani Kaila, karena Manda ingin makan di kantin. Entah lah Alasannya hanya Alula yang tau, Kaila pun hanya ikut ikut saja, merasa tak enak membiarkan Alula makan sendiri.
*****
Warjang terlihat sangat ramai pagi ini, di penuhi anggota Pazinco yang bersekolah di Aver. Setelah bell istirahat pertama sebagian besar anggota Pazinco langsung berlari kewarjang. Entah untuk makan atau hanya untuk berkumpul dan mengobrol santai.
Salah satu meja terlihat sedang membahas hal yang serius. Abraxas memberitahu Arka, Farel dan Nathan bahwa informasi yang mereka dapat tentang keluarganya memang benar bahwa ia keturunan Rexandez. Walau mereka bertiga sudah tau, mereka tetap terkejut mendengarnya. Jadi selama ini mereka berteman dengan keturunan Rexandez? yang benar saja.
Abraxas juga mengajak ketiganya ke rumahnya karena suruhan dari bunda Vio. Ketiganya semakin di buat terkejut, berbeda dengan Bagas yang santai santai saja sambil bermain game online di ponselnya karena kemarin kemarin dia dan Abraxas sudah membahas hal ini.
"Ab, ini serius lo ngajakin kita?" tanya Arka, memastikan.
Abraxas megangguk malas, sedari tadi Arka selalu menanyakan hal yang sama berulang kali membuatnya lama lama jengah.
Farel mengedarkan pandangannya kemeja teman temannya yang lain. "Kita kasih tau anak anak yang lain?"
"Gak."
"Hah?"
"Gak usah kasih tau yang lain, Abra punya alasan sendiri, nanti dia kasih tau yang lain kalau udah waktunya, kalian juga jangan kasih tau siapa siapa" jelas Bagas dengan suara pelan agar hanya mereka berlima saja yang dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRAXAS
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ "Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih. Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal." "Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula. ...