ABRAXAS | SEPULUH

103K 14.3K 2.5K
                                    

"Dari pada nunggu dia yang gak peka, mending nunggu buka puasa yang ada kepastiannya."
-Saa💘

10 : Perjuangan Alula

Alula semakin mengembangkan senyumnya saat baru memasuki kantin yang cukup ramai walau istirahat kedua.

Mengedarkan pandangannya kepenjuru kantin, mencari seseorang yang sejak pagi ia cari tapi tak kunjung ketemu.

Pandangan Alula menajam melihat satu meja kantin yang diisi lima orang cowok dengan salah satu dari mereka menelungkup kan wajah di atas meja.

"Udah ketemu La,?" tanya Kaila antusias sambil mengikuti sorot mata Alula. Kaila diam.

Kaila melototkan matanya. Berucap gugup, "La, j-jj-angan b-bila-ng lo-"

"KAKAK GANTENG YUHUUUUUUU,"

"KAKKK ABRAAAA YUHUUUUUUUUUU."

Pucat. Wajah Kaila yang tadi tersenyum antusias berganti menjadi pucat pasi, saat semua orang di kantin diam dan menatap mereka berdua dengan pandangan horor.

Alula tersenyum kikuk, berbisik pada Kaila, "Kai, kok kita dilihatin? Kita cantik banget ya?"

Kaila menahan tangisnya mendengar bisikan Alula, menatap penuh harap pada gadis manis itu agar berinisiatif pergi sekarang juga sebelum terjadi hal yang seharusnya tak terjadi.

Tapi sepertinya Alula tak mengerti maksud tatapan Kaila. Alula malah tersenyum cerah sambil menata rambutnya sendiri yang terlihat sedikit berantakan.

"Kenapa sih?" gumam Alula sedikit risih, ditatap terus menerus.

Gumaman Alula masih dapat didengar semua orang. Karena kantin benar benar sunyi seperti jika ada yang membuat suara sedikit saja nyawa mereka akan hilang detik itu juga.

Membuang nafasnya pelan. Alula kembali berbisik pada Kaila yang sudah siap menangis karena bahagia menjadi pusat perhatian. "Sstt...Kaila gak boleh nangis, tenang kita cantik kok, yah udah Kaila tunggu disini ya, Ula mau kesana," tunjuk Alula pada meja inti Pazinco yang juga menatapnya dengan sorot yang agak sulit Alula artikan.

Kaila semakin dibuat ingin menangis mendengar ucapan Alula yang kini sudah berlari ke meja inti Pazinco dengan riang.

Kaila ingin menghentikan Alula tapi rasanya tubuhnya sebentar lagi akan roboh jika harus menahan Alula. Kaila hanya diam di tempat memperhatikan sahabat barunya yang kini sudah berada tepat di samping kursi Abraxas.

 Kaila hanya diam di tempat memperhatikan sahabat barunya yang kini sudah berada tepat di samping kursi Abraxas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ABRAXASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang