ABRAXAS | DELAPAN BELAS

123K 16.5K 14.2K
                                    

Hi, siapa yang nunggu ABRAXAS up?

Ayo sebelum baca absen pakai tanggal lahir kalian ->

Mengakak baca komen kalian kemarin, kali ini aku gak gantung deh beneran😭

18 : Nangis

Kantin kembali dibuat kaget mendengar teriakan amarah dari Farel.

Arka terdiam mendapat tatapan maut dari Farel yang kini berjalan kearahnya.

Farel menyaksikan saat Arka menampar pipi Alula. Membuat Farel sangat marah.

Farel sudah berkali kali memperingati semua anggota Pazinco agar selalu menghargai perempuan, kecuali pada Abraxas karena dia tak berani.

Didepan Farel semuanya memang berlagak menghormati perempuan. Beda lagi jika dibelakang Farel. Terutama Arka. Farel taunya Arka hanya menggoda perempuan dan memacari mereka. Tak sampai melakukan hubungan badan yang tak seharusnya dilakukan pasangan yang belum menikah.

"ANJING! KENAPA LO TAMPAR!!" bentak Farel marah.

Semua yang menyaksikan Arka yang dimarahi oleh Farel. Memutar bola mata mereka, tak habis pikir. Bagaimana Arka yang sangat tak menghormati perempuan bersahabat dengan Farel yang sangat menghormati perempuan. Dan pertemanan seperti itu malah awet.

"Gue, gak nampar rel," elak Arka.

"Gue liat Ar! Minta maaf!" Farel mendorong Arka mendekat pada Alula yang terisak.

"Gak dih, ogah gue." Arka memberontak dan berlari pergi diikuti Icha.

"Apa?! Gue gak ikut ikutan," ucap Nathan cepat saat Farel meliriknya dan ikut menyusul Arka.

"Udah rel, ayo kekelas, mungkin Abra dah datang," ucap Bagas, menenangkan Farel yang memandang Alula dengan pandangan bersalah.

******

Kini sekolah Aver sedang full jam kosong. Entah kemana para guru yang tadinya rapat. Tiba tiba di sekolah sama sekali tak ada guru.

Arka dan Nathan bertepuk tangan senang saat sudah menyuruh beberapa perempuan mengajak Farel ke perpustakaan.

Mereka berdua berjalan angkuh ke depan kelas     mata Arka menangkap seorang gadis yang sedang asik bermain ponsel milik temannya.

"WOI LO, SINI! URUSAN KITA BELUM SELESAI!!"

Kelas yang tadinya heboh dan histeris karena kedatangan kedua inti Pazinco terdiam. Mengikuti arah tunjuk Arka tepat pada Alula.

Alula mengendus berdiri dari duduknya. "Ula lagi, Ula lagi," gumam Alula.

"Apa lagi," cetus Alula, menatap Arka dan Nathan kesal.

Tadinya Alula sedang mengirim ngirim Vidio dan fotonya sendiri dari ponsel Kaila kepada pak Doni lewat Wa, dan harus tertunda karena kedatangan kedua orang ini.

Nathan memanjangkan lehernya, melihat kelas Alula. "Temen Lo mana?"

"Didepan, foto copy," balas Alula polos.

"LO? SINI!!" Arka menarik lengan Alula dengan kasar ketengah lapangan.

Sebelum itu Alula buru buru mengirimi pesan pada seseorang. Karena mendapat tanda peringatan dirinya dalam bahaya.

Semua murid menyaksikan pertunjukan yang Arka akan berikan untuk mereka. Ralat, ada beberapa murid yang terkurung di perpustakaan.

Siapa lagi jika bukan Arka dan Nathan yang mengurung mereka agar Farel tak melihat kelakuan keduanya.

ABRAXASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang