ABRAXAS | DUA PULUH DUA

127K 15.1K 10.4K
                                        

Hi, siapa yang nungguin ABRAXAS up?

Sebelum baca mari absen jam berapa kalian baca chapter ini ->

Cerita ini juga tentang Alula ya. Jadi biar adil aku kasih ABRALULA🤧.

OPEN RP UDAH DI ATAS CHAPTER INI OKE. CHAPTER INI LAGI LAGI PANJANG, SEMOGA KALIAN GAK BOSAN YA.

2,3k vote + 6k komen
Untuk next☺️🤙

22 : GADIS LICIK

Abraxas tersenyum smirk melihat bodyguard bodyguard suruhannya bergerak kesana kemari sibuk mengambil posisi, mematikan semua cctv dan menyiapkan televisi yang diminta oleh Alula yang dia sendiri sebenarnya tak tahu untuk apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abraxas tersenyum smirk melihat bodyguard bodyguard suruhannya bergerak kesana kemari sibuk mengambil posisi, mematikan semua cctv dan menyiapkan televisi yang diminta oleh Alula yang dia sendiri sebenarnya tak tahu untuk apa.

Tok
Tok
Tok

"Tuan muda ..."

Abraxas membuka kaca mobilnya tanpa menengok, terus melihat kedepan.

"Nona Alula ..." Bodyguard itu menjeda ucapannya dan sempat tersentak kaget karena tiba tiba Abraxas menengok.

"Nona Alula berangkat bersama Doni. Nona Alula akan baik baik saja," lanjut bodyguard itu kaku saat Abraxas menatapnya datar.

Abraxas menghembuskan napasnya. Menyender pada punggung kursi kemudi dan memejamkan matanya.

"Jaga gadisku," perintah Abraxas dingin.

"Pasti tuan muda."

Abraxas kembali menutup kaca jendela mobilnya saat bodyguard itu pergi dengan tergesa gesa.

Abraxas mengumpati pak Doni.
Mengingat kejadian tadi pagi di ruang rawat Alula yang membuat nya kesal, marah sekaligus sedih secara bersamaan.

Pagi pagi sekali Abraxas pergi kerumah sakit berniat berangkat bersama Alula. Tapi gadis itu malah menolaknya dan malah memilih berangkat bersama pak Doni.

Abraxas marah tentu saja. Selama ini tak pernah ada yang menolak dirinya. Bahkan para gadis siap melakukan apapun demi berangkat bersama atau bahkan menjadi pacarnya.

Tapi? Alula. Hanya gadis itu yang bisa membuatnya gila seperti ini.

Abraxas terus membujuk Alula tadi pagi. Terkesan memaksa memang. Tapi Abraxas berusaha agar Alula tak risih dan merasa terkekang.

Abraxas sangat takut Alula meninggalkannya. Abraxas benar benar tak bisa membayangkan akan ditinggalkan oleh Alula lagi.

Abraxas memukul stir kemudinya. Kesal. Merasa kalah dengan pak Doni yang jelas jelas tak bisa bersanding dengannya.

Dring
Dring
Dring

Abraxas mengambil ponselnya dengan kasar yang berdering di dashboard mobil.

ABRAXASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang