Pandangannya terhenti. "Eh, pak Doni hehe." Alula menyengir, baru sadar di apartemen bukan hanya ada dirinya dan Abra. Tapi juga ada pak Doni.
Pak Doni hanya menatap Alula datar, yang kembali membuat Alula menyengir.
Sejak Abra datang, memeluk Alula sampai gadis itu hampir terjungkal, sebenarnya pak Doni melihat semuanya sambil duduk di kursi meja makan yang ditarik ke pembatas antara dapur dan ruang tengah. Jangan lupakan satu bantal sofa lagi yang ada di tangan kiri pak Doni.
Ruang apartemen milik Abra ini memang luas. Terdapat dua kamar tidur, satu kamar utama yang terdapat kamar mandi, dapur, dan kamar mandi utama.
Bukan hanya itu, saat tadi malam Abra mulai tertidur di dalam pelukan Alula.
Pak Doni buru-buru membangun kan Alula dan menyuruh Alula pindah ke kamar sebelah. Walau sempat menolak karena terlalu mengantuk, akhirnya Alula mengalah karena satu ancaman dari Pak Doni.
Bukannya tak suka Abra dan Alula bersama. Masalahnya, keduanya ingin tidur bersama. Pak Doni sudah menganggap Alula seperti anaknya sendiri.
Tidak baik, untuk dua orang berlawan jenis, tidur di satu tempat tidur yang sama. Tanpa ada ikatan pernikahan.
Tatapan tajam dari seorang remaja laki-laki diperuntukkan untuk pak Doni. Sayangnya pak Doni belum menyadari hal itu sejak tadi. Pak Doni fokus menatap Alula datar dan penuh Arti.
Bahkan saat melempar bantal sofa itu pada Alula. Pak Doni melupakan bahwa tuan mudanya masih ada di samping Alula.
Setelah lama menantap Alula dengan tatapan serius. Pak Doni mengalihkan pandangannya, niatnya mencari bantal sofa yang tadi dia lempar, karena setelah di timpuk bantal, Alula dengan gerakan refleks melempar bantal itu asal.
Sialnya. Tatapan pak Doni malah bertemu dengan Abra. Ya, Abraxas Kenanzo sekarang sedang menatap pak Doni. Terlihat jelas rahang laki-laki itu yang mengeras dan tangannya yang terkepal kuat.
Tatapan Abra sangat tajam. Membuat lutut pak Doni lemas seketika. Pak Doni berusaha menahan dirinya agar tak jatuh.
Bagaimanapun yang sekarang sedang menatapnya adalah Abraxas Kenanzo Rexandez. Keturunan Rexandez.
Bekerja dengan keluarga Rexandez memang memiliki banyak resiko.Jika berkerja dengan keluarga Rexandez
Memiliki pangkatnya tersendiri. Ada yang dipilih karena harus menghidupi keluarganya, kebanyakan dari mereka tidak diberikan tugas berat atau lebih tepatnya akan menjadi anak buah Revan- Ayah Abra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRAXAS
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ "Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih. Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal." "Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula. ...