ABRAXAS | DUA

145K 17.9K 6.1K
                                    

PART INI LUMAYAN PANJANG, SEMOGA KALIAN GAK BOSEN,JANGAN LUPA TINGGALIN KOMEN KALIAN YA..

Abraxas berjalan santai, meninggalkan teman temannya yang sedari tadi terus berbicara hingga membuat mereka jadi tak fokus makan sampai melupakan makanan mereka.

Ia yang tak suka teman temannya mengabaikan makan cepat cepat menyelesaikan makannya dan memberi perintah pada teman temannya agar mengikutinya. Abraxas bukannya jahat pada teman temannya, ia hanya tak ingin temannya mengabaikan makanan begitu saja. Ia sendiri tau pasti Arka dan Nathan sedang mengumpati dirinya sekarang.

Saat sudah hampir dekat dengan pintu keluar masuk kantin, Abraxas tak sengaja berpapasan dengan seorang gadis dengan rambut tergerai, baju yang sangat ketat, dengan setusuk pentol di tangan kirinya.

Gadis itu tersenyum salah tingkah di depan Abraxas, mengulurkan tangannya. "Hai kak, aku Laura."

"...."

"Laura, kelas 10 kak," lanjut gadis yang bernama Laura itu, sambil menatap miris tangannya yang tak kunjung di balas.

Abraxas sendiri menatap jijik gadis di depannya. Baru kelas sepuluh tapi berpakaian layaknya tante tante.

Abraxas tersenyum penuh arti menatap pentol yang ada di tangan kiri Laura, tak menghiraukan tangan kanan Laura yang tak kunjung ia sambut.

"Itu si Abra di ajak kenalan malah mau minta pentol" bisik Arka pada Nathan, yang dapat di dengar semua orang karena keadaan kantin benar benar sunyi. Membuat beberapa orang ikut ikutan berbisik.

Laura yang mendengar hal itu, mengikuti sorot mata Abraxas dan benar saja, pandangan Abraxas jatuh pada setusuk pentol yang ada di tangannya. "Kak Abra mau?" tanya Laura, menahan senyum.

Abraxas tak menjawab, ia terus memfokuskan matanya pada setusuk pentol itu.

"Nih, buat kak Abra." Laura memberi pentol yang dipegangnya dan memegangkannya pada tangan kiri Abraxas, karena tangan kanan Abraxas berada di dalam saku, tak mungkin jika ia mengambil paksa tangan kanan Abraxas.

Anggota Pazinco khususnya pasukan inti ngumpat pelan melihat itu, yang lain hanya melototkan mata tak percaya, Laura senekat itu menyentuh Abraxas.

Mereka tau, bahkan sangat tau. Abraxas sangat tak suka jika di sentuh, bahkan jika sedang bertarung Abraxas selalu memakai hodie agar kulitnya selalu terlindungi. Entah lah alasannya kenapa, tak ada yang tau hal itu kecuali Abraxas sendiri.

Bagaimana mereka bisa tau? karena hampir semua anak remaja pasti memfollow akun Pazinco, dan akun akun fanbase Pazinco. Jadi mereka sangat tahu akan hal itu, karena sudah di peringkatkan berulang kali, jika masih meyayangi nyawa masing masing.

Mereka harus tau hal hal apa saja yang harus di hindari  jika bertemu secara langsung dengan Anggota-anggota Pazinco.

"Kita mulai ?" Abraxas tersenyum smirk melihat wajah malu malu Laura, Abraxas menahan kepala Laura dengan tangan kanannya, Laura semakin di buat melayang akan hal itu, dia sangat menyukai Abraxas sedari smp.

"Jangan disini kak" pinta Laura, sambil mengigit bibir bawahnya, malu.

Abraxas mengalihkan pandangannya ke penjuru kantin, menatap tajam pada semua orang, "TUTUP MATA!" bentaknya pada mereka semua.

Mereka langsung menutup mata dan menunduk takut. tapi tidak dengan Anggota Pazinco yang tetap menegakkan kepalanya.

"GUE POTONG KAKI LO SEMUA, YANG MASIH BUKA MATA!" tekan Abraxas sama melihat beberapa murid mencoba mengintip intip, dengan kaki yang sudah bergetar hebat.

ABRAXASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang