⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️
"Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih.
Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal."
"Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula.
...
TEPAT JANJI KAN KALI INI😚. Kemarin target belum nembus, jadi up hari ini udah aku infoin di wall wattpad ya.
5k vote + 6k komen Lusa mungkin aku up lagi-kalauvotmen dah nembus yaaa. Atau besok (aku infoin di wall wattpad)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"CK, Iya khusus Alula yang cantiks abang Arkah buatin cupang yach." Bertepatan dengan ucapan Arka itu. Bunyi seseorang keluar dari kamar mengagetkkan semua orang.
Abra keluar dari kamarnya menggunakan kaos hitam berlengan pendek, celana jeans hitam panjang dengan rambutnya yang sedikit basah.
Semua orang yang berada diruang tengah, menengok kearah Abra yang sedang berjalan mendekati mereka sambil mengacak rambutnya yang basah.
Arka, Nathan, Farel dan juga Alula menatap Abra memuja dan tak berkedip sama sekali.
"Ganteng banget," kagum Alula.
"La, buat gue ya si Abra," bisik Arka pada Alula, pandangannya masih menatap kagum pada Abra yang fokus pada lantai sambil mengacak rambutnya dengan handuk kecil.
Nathan yang berada di belakang Arka menabok kepala Arka dengan kuat sampai cowok itu memekik kencang karena kesakitan. "ANJING."
"Lula." Abra mendongakkan kepala nya, melambaikan tangannya pada Alula dan tersenyum melihat gadisnya terbengong. "Hei, kenapa?"
Abra memperhatikan semua orang yang duduk di bawah. "Duduk di sofa," perintahnya sambil mengambil tempat duduk di tengah-tengah. "Lula sini."
Alula mengangguk, dengan cepat berpindah duduk ke atas sofa, tepat di sebelah Abra.
"Ula tadi push-up bareng kak Nathan sama kak Arka, terus kak Arka kalah loh sama Ula." Alula tersenyum, menghadap pada Abra lalu menceritakan keseruannya saat push-up tadi.
Abra memperhatikan mata gadis didepannya dengan tulus saat gadisnya itu bercerita panjang lebar. Mata dan tangan Alula bergerak kesana kemari saat bercerita.
Abra dan semua orang yang berada di ruang tengah sama sekali tak ada yang memotong saat Alula bercerita sampai selesai.
Saat Arka yang memang pada dasarnya tak bisa diam ingin menimbrung, cowok itu langsung kicep tak jadi bersuara saat matanya bertubrukan dengan mata Abra meliriknya sinis.
Setelahnya memastikan Arka tak akan bersuara dan menganggu Alula yang sedang bercerita, Abra kembali menatap Alula dengan tatapan sayu nya tak ada tatapan tajam seperti biasanya.
"Lula emang terbaik," pujinya saat Alula selesai bercerita. Abra mengelus rambut Alula dengan sayang. "Lulanya Abra hebat banget ya."
Bagas yang sejak tadi juga memperhatikan Alula bercerita terkagum menyadari sekitar tak ada yang bersuara, semua orang sangat menghargai Alula. Terlebih kagum pada Arka dan Nathan yang tumben tidak memotong orang lain saat bercerita.