⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️
"Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih.
Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal."
"Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula.
...
BARU UP SEMINGGU YANG LALU PADAHAL 😗 /MENOLAKSADARDIRI
OKE OKE, MAAF HIATUS NYA KELAMAAN, SAATNYA KITA KEMBALI BERTEMU ABRALULA (TERBIT MASIH LAMA, TAPI NABUNG AJA DULU) 😘 BAKAL DITAMATIN DI WATTPAD KOK🤜
LUPA ALUR? YA UDAH TROBOS AJA, NANTI PASTI INGET SENDIRI, ATAU BACA ULANG kalau kalian mau, gak maksa😭😘.
Ss adengan Fav kalian terus tag aku di instagram dong bestie ☺️
Dah lah, ini tembusin ini aja baru kita gas ngueng lanjut. 4,5k vote + 6,5k komen Selow aja yaa. Jan ngegas😭.
Chapter ini panjang 🤜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Laki-laki yang tertidur pulas semalaman itu masih menggunakan Hoodie, sama sekali tak merasa tergangguatau kegerahan, malah merasa sangat nyaman. Abra sudah biasa tidur mengenakan hoodie.
Dengan mata yang masih terpejam, Abra meraba bagian sampingnya mencari seseorang sesekali bergumam tak jelas.
Merasa tak ada orang disampingnya, Abra merubah posisinya menjadi duduk dan menyandarkan punggungnya di sandaran kasur.
Laki-laki itu mengusap matanya yang sambil terus memanggil "Ul, a." Suaranya sangat rendah, serak dan sangat tak bertenaga, karena nyawa nya belum terkumpul sempurna.
"Ulaaaaaaa." Dengan berusaha menahan kepalanya yang terus saja ingin kembali tertidur, Abra bergumam memanggil nama seorang gadis kesayangannya.
Tidurnya tadi malam sangat nyenyak. Sangat sangat nyenyak yang membuatnya ingin tidur sepanjang hari.
Mungkin terdengar berlebihan, baru kali ini Abra bisa merasakan tidur dengan nyenyak setelah bertahun tahun tidak bisa tidur dengan nyaman.
Mimpi buruk selalu membuat tidur Abra terganggu. Mimpi dimana seorang gadis berteriak kesakitan dan suara Isak tangis seorang ibu. Itu sangat menghantuinya setiap malam. Abra tanpa sadar meremas bagian dada nya terasa sesak.
Abra memejam kan matanya sebentar, mengumpulkan nyawa, mengedarkan pandangannya mencari Alula. Yang harusnya berada di sampingnya sekarang. Pikiran negatif langsung menghantui pikirannya.
Apa Alula meninggalkannya, lagi? Membayangkan hal itu terjadi, membuat kepala Abra pusing dan tubuhnya sedikit bergetar Takut.
Abra yang sejak tadi terdiam diatas kasur karena merasa sangat pusing. Bergerak turun dari kasur dengan terburu-buru, saat mendengar bunyi televisi dari ruang tengah apartemen.