Hi, siapa yang nunggu ABRAXAS up?
Seneng banget chapter kemarin hampir menuhin target😭🙏.Absen pakai tanggal lahir kalian ->
"Karena halu adalah cara membahagiakan diri paling mudah."
13 : Alula berulah. Lagi?!
BRAK
"Tuan muda." Abraxas menghiraukan keterkejutan para pria pria berumur dengan jas hitam dengan tulisan Rexandez 2 karena bantingan kerasnya saat membuka pintu dengan nafas yang tak beraturan.
"Mana?"
"Maaf tuan muda. Data tentang sahabat kecil mu yang ada di Italia masih belum dapat kami temukan," ungkap pria berkepala botak dengan wajah tertunduk.
Abraxas menarik kerah kemeja bodyguard nya itu, dan mengumpat marah. "Brengsek! Lalu kenapa kau menelpon. Pria bodoh."
"Kau bilang sudah menemukan keberadaan gadis ku yang lain?! Mana!"
"Kami mendapat informasi gadis itu telah Kembali keindonesia. Tapi kami belum bisa menemukan keberadaannya disini. Kami butuh waktu tuan muda ...."
Dengan ragu bodyguard yang masih berada di cengkraman Abraxas melanjutkan ucapannya. "Besok malam kami janji akan memberitahukan keberadaannya. Kami perlu mendatangi setiap bandara agar mendapat informasi yang lebih pasti."
Abraxas melepaskan cengkeramannya dengan kasar. Membuat bodyguard itu sedikit oleng.
"Jika tak ketemu?" Abraxas menatap intens pada semua orang. "Aku akan membunuhmu," lanjutnya santai, sambil kekeh. Seram.
Membuat para pria berjas hitam dengan wajah datar itu menunduk takut.
"JIKA DIA KETEMU DENGAN KEADAAN TERLUKA WALAU HANYA GORESAN KECIL SAJA.... AKU AKAN MEMBUAT DAGING BAKAR UNTUK HARIMAU DIRUMAH KAKEK. Sepertinya daging kalian segar untuk harimau kakek yang sangat kelaparan," lanjut Abraxas dengan suara yang sangat rendah di akhir ucapannya.
Membuat ruangan gelap dengan banyak komputer menyala menampilkan angka dan huruf acak itu terasa sangat berat dan panas padahal ruangan itu memiliki hampir 3 AC dan semuanya menyala.
Tidak ada yang membuka suara. Sampai Abraxas keluar dari ruangan pelacak itu. Abraxas berjalan cepat menuju kamarnya.
Tak mau bertemu sang ayah yang pasti menanyainya ini dan itu karena perbuatannya di sekolah yang membuat seorang gadis mungkin sudah mati sekarang.
*****
"Pasien termasuk gadis yang cukup kuat. Benturan keras di kepalanya sudah kami tangani. Jadi sudah tidak terlalu parah. Perban di kakinya juga sudah kami ganti, dia perlu dirawat setidaknya tiga hari."
"Terima kasih dokter."
"Tolong beritahu gadis ini agar beristirahat dengan nyaman di ruangannya. Kemarin gadis itu membuat keributan di sini dengan meneriaki nama Abra." Setelah mengungkapkan keresahannya dokter cantik itu berlalu pergi meninggalkan pak Doni yang mengangguk paham.
Sebenarnya merasa malu mengingat kejadian dimana muridnya yang sekarang terbaring dengan perban yang melilit di bagian kepala itu berteriak teriak menyebut nama Abra, Abraxas dan parahnya lagi gadis itu kabur dari rumah sakit dan bersekolah.
Sehari kabur dari rumah sakit dengan kaki diperban dan rambut rontok akibat jambakan. Gadis itu sekarang kembali lagi kerumah sakit dengan keadaan yang lebih mengenaskan dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRAXAS
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ "Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih. Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal." "Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula. ...