ABRAXAS | TIGA PULUH DUA

52.6K 10.3K 8.8K
                                    

SIAPA YANG NUNGGU ABRAXAS UP?

KALIAN LAGI APA?

ABSEN PAKAI INISIAL DOI KALIAN->

MAAF. LAGI LAGI SAIA MENGHILANGKAN KEMARIN😭. Targetnya kaga nembus² gitu, jadi keburu lupa up lagi😗🙏

5K VOTE + 6K KOMEN = UP BESOK
4K VOTE + 5K KOMEN = UP LUSA
-KALAU VOTE GK NYAMPE, AKU IKUTIN TARGET KOMEN YA!"

5K VOTE + 6K KOMEN = UP BESOK4K VOTE + 5K KOMEN = UP LUSA-KALAU VOTE GK NYAMPE, AKU IKUTIN TARGET KOMEN YA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berenam mengobrol, bermain game, makan bersama sampai sore hari. Karena kehadiran Alula, Arka jadi memiliki teman, disaat yang lain
bermain ponsel jadi dia tak kesepian.

Arka mengajari Alula membuat cupang membuat Nathan ikut bergabung. Nathan sangat aneh menurut Arka. Dari pandangannya Nathan berusaha mencari perhatian Alula.

Berkali-kali Arka dan Farel merasa canggung karena Abra sering kali menangkap basah Nathan yang tersenyum pada Alula.

Setiap Abra ingin memberi peringatan tegas pada Nathan. Bagas selalu mengalihkan perhatian Abra dan Arka selalu menjadi tumbal nya.

"Nah, gini la, buat yang banyak cupang nya." Arka menyusun mangga buatannya di piring.

Abra menggeleng heran. Dia sampai membeli 5kg mangga untuk Alula yang sudah di provokasi oleh Arka. "Jorok."

"La, la masa kita dikatain jorok sama Abra." Arka menepuk bahu Alula dengan sikunya saat tak sengaja mendengar ucapan Abra karena tangannya kotor walau menggunakan sarung tangan latex.

Alula mendongakkan kepalanya sambil membawa anak rambutnya kebelakang telinga dengan susah payah karena Abra duduk di sofa.

Abra mengumpat pelan saat Arka mengadu yang membuat semua orang tertawa.

"Gak usah liat kalau jorok." Abra meringis pelan mendapat tatapan sinis dari Alula. Bola mata gadis itu seperti akan keluar, tatapan Alula tajam tapi terlihat lucu sedikit lucu dimatanya.

Abra menahan gemas ingin sekali mengigit pipi gadis itu yang mulai memerah karena kesal rambutnya terus menutupi bagian mata.

Abra terkekeh melihat Alula kesusahan dan mencibir terus terusan yang kembali membuat dirinya mendapat tatapan sinis dari Alula.

Abra menengakkan tubuhnya, lalu sedikit menunduk, wajahnya sangat dekat dengan Alula membuat gadis itu membeku. "Gemes banget."

Abra menguyel-uyel pipi gembul Alula setelah membawa anak rambut gadisnya itu kebelakang telinga.

"Akh, sakit." Alula memukul tangan Abra yang semakin lama mulai mencubit pipinya dengan kuat.

ABRAXASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang