1. Start

2.3K 129 4
                                    

Sore yang hujan seperti seorang anak yang tengah menangis dipojokan kamarnya seusai dihukum ayahnya karena tidak sengaja menjatuhkan makanan dari meja makan, saat akan makan malam bersama ayahnya.

Sampai ketika hari mulai gelap anak tersebut masih menangis meratapi nasibnya yang sering dijadikan pelampiasan dari kebencian ayahnya.

Anak tersebut terus saja menangis mengingat jika ayahnya dulu tidak seperti sekarang, ya Ayahnya berubah menjadi emosional dan kasar, dikarenakan sang Ibu yang meninggal saat melindungi anak perempuannya dari penjahat di jalanan.

*Flashback On*

tepat pada saat itu sepasang suami istri tersebut sedang bertengkar entah karena apa anaknya tidak tahu menahu, tapi dia ingat saat itu kedua orang tuanya sedang bertengkar dan sang Ibu mengucapkan kata "BERPISAH" namun sang suami tidak ingin berpisah dengan istrinya itu karena dia memikirkan anak perempuannya, bagaimana dia tumbuh tanpa seorang Ibu? Dia tidak ingin egois mengiyakan ucapan sang istri, setelah berdebat panjang lebar sang istri memutuskan untuk membawa anak perempuannya bersamanya, dia tidak peduli anak tersebut tidak mengetahui ayahnya sekalipun karena dia sudah lelah dengan kelakuan suaminya, yang pemabuk, dan suka bermain-main dengan banyak perempuan diluar sana.

Saat sudah meninggalkan rumah suaminya, dia berjalan dijalan sepi bersama anak perempuannya. Namun naasnya, saat perjalanan itu pula Ibu dan anak itu dihalang oleh beberapa orang yang menggunakan pakaian serba hitam,tak lupa mereka membawa senjata tajam ditangan salah satu orang tersebut.

Orang yang memegang senjata tersebut menodongkannya ke ibu dan anak tersebut, dia bilang "Serahkan semua barang kalian! Kalo tidak kami tidak segan² membunuh kalian! Tapi sepertinya tidak seru jika langsung ke intinya" Ucapnya sambil menampilkan smirknya kepada wanita dan anaknya tersebut.

Wanita itu tidak tinggal diam, dia segera melindungi anaknya yang keliatan ketakutan dibalik badannya, "Mau apa kalian?!!" Gertak wanita tersebut, orang-orang itu sedikit tertawa, "Haha santai aja kita cuma mau bermain sedikit."

"Jangan main-main kalian!! Kalo ngga saya laporin polisi!!!." Jawabnya, "Silahkan noona jika bisa, lagipula jarak kantor polisi dari sini agak jauh, kurasa saat polisi datang, kau sudah lenyap. Hahahaha" tawa lelaki itu, diikuti yang lainnya.

"Sudahlah kau terlalu banyak bicara!" Geramnya.

Sedetik kemudian lelaki itu tiba-tiba menarik paksa wanita dan anaknya ke gang kecil disekitar sana, wanita itu berontak dan berusaha melindungi anaknya, karena penjahat-penjahat itu geram akhirnya mereka memukuli dan menyiksa wanita itu didepan anaknya.
Tak lupa anaknya dipegangi oleh penjahat lainnya, yang juga sedang berusaha berontak untuk melindungi ibunya namun karena dia masih sangat kecil hanya bisa menangis tersedu-sedu melihat sang ibu yang tengah disiksa oleh beberapa penjahat dihadapannya.

Sampai pada puncak penyiksaannya penjahat-penjahat itu menusuk-nusuk wanita tersebut menggunakan pisau yang ia pegang.

Anaknya yang melihatnya langsung menjerit dan pingsan ditempat, penjahat yang melihat wanita dan anaknya tidak sadarkan diri, mereka panik lantaran terlalu berlebihan melampiaskan kekesalannya kepada korban. Sadar akan hal itu, penjahat-penjahat itu segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

Sebelum ketidak sadarannya mengambil alih, sang anak bergumam, "maafkan aku, Ibu." Tepat setelahnya anak itu tidak sadarkan diri.

*Flashback Off*

Setelah kejadian beberapa tahun lalu, anak yang selamat dari peristiwa itu, sering diperlakukan tidak baik dirumahnya, oleh ayahnya. Karena dianggap dialah penyebab kematian istrinya sendiri, maka dari itu dia sangat membenci anak itu.

*

*

*

9tahun kemudian

Terlihat seorang gadis tengah berjalan sambil melamun, sendirian dijalanan yang mulai gelap, saking tidak sadarnya sekarang hari mulai gelap, dia bergegas ke rumahnya karena tidak mau dimarahi sang ayah.

'depan rumah'

"Hahhh..." Dia menghela nafas sesaat sebelum memasuki pintu rumah sederhananya, karena tau apa yang akan terjadi kepada dirinya.

Saat membuka pintu, sudah terlihat seorang pria paruh baya sedang memegangi sabuknya, dan menatap tajam gadis yang baru saja datang membuka pintu.

"Abis darimana?" Ketus pria paruh baya.

"Sekolah" singkatnya.

"KIM DAHYUN!! SUDAH BERAPA KALI AYAH BILANG JANGAN PULANG TERLAMBAT!!!" Bentak pria itu.

Dahyun diam tidak menjawab, membuat pria paruh baya itu semakin geram dengan diamnya gadis tersebut.

"SINI KAMU! MASUK KAMAR!!"

"Ampun yah..." Jawabnya, kali ini dia ketakutan.

"MASUK!!!"

Dahyun hanya pasrah, diapun memasuki kamarnya, dan kembali mulai merasakan sakit diseluruh tubuhnya karena pukulan sabuk ayahnya yang bertubi-tubi mendarat ditubuhnya.

*Dahyun POV

Sebenarnya aku trauma dengan yang namanya dipukul tentu karena insiden itu, tapi aku sangat tertutup kepada orang lain, bahkan ayahku sendiri saja tidak pernah tau.

Sekarang aku sedang merasakan pukulan terus menerus di tubuhku, sakit? Ya sakit hanya saja aku sudah biasa menerimanya, walaupun tidak setiap hari, tapi itu sering terjadi bahkan ketika aku membuat kesalahan sedikit saja ayah memukulku, atau menamparku, seperti sudah mati rasa, tapi raga tetap bernyawa.

Aku lelah, sangat lelah tapi aku bisa apa? Aku sadar aku belum cukup untuk mencari sesuatu yang dapat membuat ayahku bangga, entahlah apa dia akan bangga jika suatu saat aku berhasil? Atau malah sebaliknya?

Aku tidak tahu, setahuku ayah sangat membenciku gara-gara peristiwa itu. Aku benci mengingatnya tapi itu alasanku kembali kesini, dengan orang yang seharusnya menyayangiku bukan memperlakukanku seperti ini, ingin rasanya pergi, tapi aku harus kemana? Dimana aku tinggal? Setelah pergi dari sini. Aku hanya bisa bersabar, bersabar apakah ada orang yang berbaik hati mau membawaku walaupun aku harus sembari bekerja untuk menghidupi diriku sendiri nantinya.

*Dahyun POV End



Next

Why me?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang