38. Impossible

508 57 33
                                    

    Sebulan sudah Dahyun sadar dari koma panjangnya, tapi walaupun Dahyun sudah merasa dirinya baik-baik saja, tetap saja dokter Eun-woo yang mengurusnya tidak mengizinkannya untuk segera bertemu dengan membernya, dia yang kesalpun merajuk pada dokternya itu.

   Seperti sekarang dia sedang diperiksa oleh dokter Eun-woo, dokter itu terus saja mengajak bicara Dahyun tentang hal random atau apapun, tapi Dahyun sengaja mendiaminya, hanya menyimak tak ada niat menjawab sama sekali.
 
    Sambil diperiksa Dahyun hanya memejamkan matanya, untuk tertidur lagi dan lagi, walaupun dia bosan tapi apa boleh buat, dirinya tidak bisa mengganggu gugat keputusan dokter Eun-woo padanya, dia berpikir toh itu juga demi kesehatanku, dan pekerjaan idol itu tidak mudah.

Dokter yang mulai geram dengan sikap diam Dahyun, hanya menghela nafasnya, sudah berapa kali dirinya diabaikan, akhir-akhir ini Dahyun sering merengek padanya ingin pulang, tapi karena Eun-woo punya alasan tersendiri untuk tidak mengizinkannya, dia harus bersabar sampai dokter John benar-benar mengizinkan Dahyun untuk pulang.

*Eun-woo POV

" Hahh aku mulai geram sebenarnya, tapi mianhe ini juga demi kesehatanmu Dahyun-ah, aku tak mau kau melihat sesuatu yang menyakitkan disana, apalagi K-net sedang memanas karena ulah pacarmu itu, hahh aku tak habis pikir, disini Dahyun sudah berjuang demi dia, bahkan saat pertama kali dia bercerita padaku pun semua tentang seorang MINATOZAKI SANA, sudah pasti aku tahu dia segrup dengan Dahyun." Batinku.

"Arghhh andai saja kau tidak punya pacar Dahyun-ah, jujur aku menyukaimu, baru kali ini aku menyukai seseorang seperti sekarang ini, sebelum-sebelumnya aku tidak pernah seperti ini, sampai harus overprotectif padamu, maafkan aku Dahyun-ah, aku tidak mau membuat kau berpikir keras dan menyakiti hatimu saat kau melihat berita sekarang, bersabarlah sedikit lagi.."
Ucapku pelan sambil memandangi wajah damai Dahyun yang sudah tertidur, entah keberanian darimana aku mulai mengelus rambut Surai Dahyun, dengan senyuman yang terukir begitu saja.

*Flashback On

  "Dok, Can Dahyun come back?"Tanya raguku yang sekarang tengah dipanggil oleh dokter John ke ruangannya.
("Dok, apa Dahyun sudah boleh kembali?")

"Actually she could come back, but it's still a risk." Ucap dokter John
("Sebenarnya dia bisa saja kembali, tapi itu masih beresiko")

"Why?Isn't she well?" Heranku.
("Mengapa? Bukankah dia sudah sehat?")

"Off course she is well, but her mind need to break, she must not think about anything heavy" jelas Dokter John.
("Tentu saja dia sehat, tapi pikirannya butuh istirahat, dia tidak boleh memikirkan sesuatu yang berat")

"Ohh Yes sir, Then how long do I have to hold him here? " tanyaku.
("Oh ya tuan, lalu harus berapa lama aku menahannya disini?")

"4 months is enough, but depending on his condition, we are afraid he will drop, we decided to extend his treatment" jelasnya.
("4 bulan sudah cukup, tapi tergantung kondisinya, kami khawatir dia akan turun, kami putuskan untuk memperpanjang pengobatannya")

Aku yang mendengarnya hanya menghela nafas kasar,

"Okay, I'll let you know when we'll be back " ucapku terakhir sebelum pamit untuk kembali bertugas.
(" Oke, akan kuberitahu jika kami akan kembali")

Akupun mulai melangkahkan kakiku keluar ruangannya,

"Hahh kuharap tidak terjadi apa-apa kedepannya denganmu Dahyun-ah, aku mencintaimu" ucapku sambil berjalan dikoridor, setelah sadar apa yang kuucapkan aku segera menepuk mulutku.

"Yakk! Mulutmu itu, ingat Dahyun disini demi pacarnya, Dahyun sudah punya pacar Eun-woo, kau harus sadar itu" gumamku sambil menepuk-nepuk bibirku sendiri.

Why me?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang