8. Lonely but Happy

585 89 2
                                    

  Sudah 3 minggu semenjak dahyun diusir, kini hidupnya jauh lebih baik, dia hidup ditengah-tengah orang baik, orang disekitarnya sangat baik padanya terutama bosnya, jihyo sangat perhatian pada dahyun seperti kakak pada adiknya, seperti saat ini
"Dahyun jika kau lelah jangan memaksakan diri nee, aku memang memperkerjakanmu, tapi tidak untuk memakai bekerja sampai kau sakit, kau paham?" Ucapnya panjang lebar.

"Nee, eomma aku akan berhati-hati", jawab dahyun sambil tertawa.
"Apa kau bilang? Apa aku setua itu dianggap seperti eomma-eomma eohh?" Tanya Jihyo.

"Hahaha.. habisnya eonnie terlihat seperti ibuku, bukan kakakku", ujar dahyun disela-sela tawanya.

"Yasudah terserah kau saja, mending kau kembali bekerja daripada terus menggodaku", titah Jihyo.

Dahyun hanya terkekeh, dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi.

Disisi lain..

Disebuah kelas, terlihat gadis yang setiap hari selalu memperhatikan dahyun, kini hari-harinya hanya tentang kegelisahan, bagaimana tidak? Orang yang dia kagumi menghilang selama 3 minggu. Dan selama itu pula gadis itu selalu mencari dan menanyakan dahyun pada teman-temannya, yaitu chaeng dan jeong.

Sekalipun pelajaran sedang berlangsung, sana tidak mempedulikannya, pikirannya hanya tertuju pada dahyun dahyun dahyun.

*Sana POV

  Entah kemana dia pergi, sudah 3 minggu, aku terus mengkhawatirkannya, selalu menanyakannya pada teman-temannya dahyun sudah ditemukan atau belum, tapi nyatanya aku selalu mendapatkan jawaban yang mengecewakan, sampai-sampai aku turun tangan pun, dahyun tidak kutemukan, dia seperti telah ditelan bumi, hahhh entah kemana dia, aku merindukannya, baru hilang 3hari saja aku sudah merindukannya, apalagi sekarang 3 minggu terlewati, aku semakin merindukannya, yaa biasanya setiap hari ku pandangi wajahnya, dan sekarang? Aku melihat batang hidungnya saja tidak. Apa dia masih hidup? Oh yatuhan lindungilah dia, terserah aku semakin dekat atau tidak dengannya, yang pasti aku ingin dia baik-baik saja dimanapun dia berada.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 KST. Tak lama kemudian terdengar suara bel waktunya pulang.

Aku bergegas menuju mobilku diparkiran, saat sudah dimobil "aku bertekad, hari ini aku harus menemukanmu Kim Dahyun!" Ucapku.

*Sana POV End

Sana segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, untuk mencari keberadaan orang yang dikaguminya itu, entah dia akan kemana, yang pasti dia akan terus mencarinya mengikuti arah instingnya.

4 jam kemudian....

Sudah 4jam sana membelah jalanan Seoul yang ramai, selama itu pula dia putus asa, tapi mengingat dia belum menemukan seseorang itu, akhirnya dia terus mencarinya sampai sekarang,

"Hahh.. sebenarnya dimana kamu dahyun?" Teriaknya didalam mobil.
Dengan berat hati dia pulang karena memang sudah larut, padahal dia berhenti di 1 kafe yang belum dia lihat, tapi dia tak mempedulikannya dan tetap memilih pulang kerumahnya, karena dia lelah, 4jam lamanya dia mencari dari sepulang sekolah sampai sekarang..

(Back to dahyun)

Dahyun sedang bersiap-siap untuk pulang, saat dirasa sudah beres semua, dahyun menghampiri Jihyo,
"Eonnie, aku izin pulang duluan, apa boleh?" Tanya dahyun.
"Iya silahkan dahyun, kafe biar aku yang tutup nanti, aku masih ada sedikit pekerjaan disini" ujar Jihyo.
"Baiklahh eonnie, aku duluan jangan terlalu lelah, dan jaljayo eonnie" ucap dahyun, "Nee uri dongsaengku, jaljayo" balasnya sambil mencubit pipi dahyun karena gemas.
"Aaaaa eonnie sakit tauu" keluh dahyun dengan sediki aegyo,
"Habisnya kau menggemaskan Dubu" jawab Jihyo, yang dibalas decihan kesal oleh dahyun.

Sesudah meminta izin, untuk pulang akhirnya dahyun pulang ke rumah sewanya beberapa blok dari sini.
Yaa dia menyewa sebuah rumah kecil diujung kompleks dekat kafenya, agar tidak usah menggunakan kendaraan atau yang lainnya saat hendak bekerja.

Di perjalanan dahyun berjalan sambil merenung,

"Entah aku harus bagaimana, terkadang aku merasa kesepian, tapii jika dibanding dengan dulu aku yang selalu bergantung pada si tua bangka itu, dan sekarang aku bisa terlepas darinya, aku merasa senang.. bukannya aku mau menjadi anak durhaka, tapi aku sudah cukup bersabar bertahun-tahun bersamanya setelah kejadian itu membuatku sakit berkali-kali daripada lukaku yang menyaksikan ibuku meregangkan nyawa, tapi yasudahlah aku harus bersyukur, kesepian boleh tapi harus senang juga karena terlepas dari neraka dunia" gumam dahyun sepanjang jalan.

Hingga akhirnya dia sampai dirumah kecilnya, dan segera membuka pintu untuk membaringkan tubuh lelahnya, saat sudah terbuka tak lupa dia membersihkan dulu badan kotornya baru setelah siap dengan piyama tidurnya dahyun segera mengistirahatkan tubuhnya di kasur sederhananya.

Lebih sederhana dari kasur yang ada dirumahnya tentunya.

(Btw rumah dahyun tu ceritanya ngga tingkat tapi kek besar aja gtu ya intinya gtu deh hhii).

Tak lama kemudian dahyun sudah tidur dengan nyenyaknya...

Next

Why me?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang