3. Hurt

903 106 2
                                    


Bel sekolahpun berbunyi, semua murid mulai bertebaran keluar sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing.

Dahyun tengah membereskan buku-bukunya untuk segera pulang? Entahlah dia selalu berdiam diri ditaman sampai hari menjelang sore, semenjak Ibunya tiada dia memang selalu menyendiri di taman, melamun dan memandangi orang-orang yang berlalu lalang. Selalu seperti itu selepas pulang sekolahnya.

*

*

'Taman'

*Dahyun POV

Kurasakan angin menerpa kulit putihku, menghembuskan udara-udara yang menyejukkan keadaan hatiku, aku sering kesini, sangat sering, semenjak aku menyaksikan dan kehilangan ibuku, aku sering berdiam diri disini, sendirian, bermain dengan sepi, ditemani semilir angin yang melewati ku, seperti biasa disini selalu sepi, aku suka sepi.

Entahlah aku tidak bisa membuka diriku, akupun ingin membuka diriku ke orang lain, tapi rasanya sangat sulit, dari kecil semenjak kejadian itu, aku sering diperlakukan kasar, dan aku lebih memilih mengurung diri dikamar, keluar kamar paling hanya saat makan dan minum, selebihnya aku tidak peduli.

Terkadang aku tidak sengaja mengganggu atau menjatuhkan sesuatu, yang ku dapatkan hanya pukulan dan pukulan, tidak tahu sampai kapan aku merasakan ini terus menerus, aku ingin berhenti, ingin pergi menyusul ibu diatas sana, tapi setiap kali aku mencoba, tuhan sepertinya tidak mengizinkan, aku selalu selamat lagi dan lagi.

Kurasakan ada seseorang yang duduk di sampingku, aku tidak berminat menoleh, aku tahu dia, dia yang selalu memperhatikanku di sekolah, ya dia
MINATOZAKI SANA.

"Sedang apa disini? Kau sendirian?" Tanyanya.

*Dahyun POV End

*

*Sana POV

Aku bosan dirumah, sehingga aku memutuskan untuk keluar mencari udara segar sekitar taman, saat tiba ditaman, ternyata ada orang yang duduk dibangku taman, aku mendekatinya, sepertinya aku mengenalnya, dan ya benar saja dia Dahyun, seseorang yang sangat Ingin ku jadikan sahabat mungkin, aku ingin mengenalnya lebih dekat, memberikan topangan saat dia sedih ataupun terpuruk, hanya saja aku tidak berani mendekatinya, hanya bisa memperhatikannya dari jauh, meskipun dia tidak pernah menanggapi ku, kulihat dia sedang menatap lurus ke depan, tatapannya kosong, bisa ku rasakan ada kesedihan mendalam dimatanya.

Aku memberanikan diri mendekatinya, perlahan terlihat muka pucatnya, bahkan lebih pucat dari biasanya, akupun duduk disampingnya, dia tidak bergeming tetap dalam posisi awalnya, entah kenapa melihatnya seperti itu membuatku sesak, akupun bertanya
"Sedang apa disini? Kau sendirian?"

"Tidak sedang apa²"jawabnya.

"Lalu, kenapa tak langsung pulang?" Tanyaku lagi.

"Hahhh.." dia menghela nafas,
"Sedang tidak ingin"jawabnya.

Hening..
Sampai akhirnya dia angkat bicara,
"Lantas, kamu sendiri kenapa disini"tanyanya.

"Ahh Aku tadi bosan dimansion, berniat ingin mencari udara segar disini"jawabku.

Dia hanya ber ohh riaa, kulihat di jam tanganku jam sudah menunjukan sore hari, akupun segera berpamitan untuk pulang duluan, karena tidak ingin dicari² oleh orang mansion.

"Eum.. Hyun aku pulang duluan ya, soalnya udah sore takut dicariin orang rumah, gapapa kan aku tinggal sendirian?"

"Mau ku antar?" Tawarnya

"Gausah Hyun nanti ngrepotin" sebenarnya aku senang dengan tawarannya, hanya saja aku malu dan tidak enak karena takut dia ke malaman saat sudah mengantarku.

Why me?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang