7. New Life

652 88 6
                                    

Pagi hari yang cerah, sinar matahari menelusup masuk ke dalam gubuk kecil yang ditempati Dahyun, perlahan Dahyun membuka matanya, mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, sambil mengumpulkan nyawanya untuk bangun, saat melihat jam di tangan kirinya, Dahyun membulatkan matanya,

"Aishh sudah siang, aku pasti akan telat ke sekolah" paniknya.
Segera dia bangun, ketika kesadarannya mulai utuh, "hahh Kim Dahyun kamu lupa? Kamu habis diusir tentu kamu tidak membawa peralatan sekolahmu pabo" ucapnya sambil mengadahkan pandangannya ke langit-langit gubuk yang kumuh.
"Aku harus mencari pekerjaan sekarang, tidak ada waktu bermalas-malasan, semangat Kim Dahyun" ujarnya kembali menyemangati diri sendiri.

Setelah mengatakan itu Dahyun bergegas membereskan bekas menginapnya, dan merapikannya seperti awal dia masuk ke gubuk itu.

Selesai membereskan semuanya, Dahyunpun pergi menggunakan taksi dengan sisa uang jajannya disekolah, karena memang dia jarang beli ini itu, jadi ada uang pas untuk membayar taksi menuju kota.

*

*

Ditengah kota Seoul yang ramai, Dahyun mulai mencari-cari apakah ada lowongan pekerjaan untuknya bekerja.

Setelah 1jam berjalan, Dahyun masih kesulitan mencari tempat yang bisa menerimanya, walaupun sudah mencoba masuk kesana kemari, "ternyata mencari pekerjaan tidak semudah yang kukira" pikirnya.

30 menit kemudian, dia masih berjalan dipinggir-pinggir kota, hingga akhirnya ada secarik brosur yang terbang menerpa wajahnya, diapun mengambilnya dan membacanya, saat sudah mengetahui isinya dia terlihat bahagia, dan antusias tentunya
"akhirnya ya tuhan terimakasih untuk mendatangkan pekerjaan padaku, terimakasih, yah walaupun hanya seorang pelayan di kafe, tapi selama itu bisa memenuhi kebutuhanku aku tidak masalah", ucapnya diiringi tawaan bahagia, pertama kalinya untuk seorang Kim Dahyun.

Diapun segera mendatangi alamat yang dimaksud brosur yang dipegangnya, setelah sampai dia membuka pintu dan bertanya pada pegawai disana "ahh ahjuma apakah disini perlu pekerja tambahan, anii maksudku apakah disini ada lowongan kerja?" Tanya dahyun.

"Nde, ada noona, silahkan masuk"balas ahjuma tadi.

"Nee, khamsamnidaa ahjuma" ujar dahyun sambil tersenyum kearah ahjuma tadi, yang hanya dibalas anggukan,

"noona satu lagi ruangan bos berada dilantai atas, silahkan Noona naik saja keatas, bos sudah menunggu pegawai baru yang datang" lanjutnya, aku hanya membungkukkan badanku dan berlalu pergi menuju ruangan yang dimaksud ahjuma tadi.

Akupun segera berjalan menaiki tangga menuju tempat dimana pemilik kafe sedang menunggunya.

Saat sudah sampai didepan pintu, Dahyun mengetuk pintu itu pelan, semenit kemudian terdengar suara dari dalam
"masuk" ucapnya sambil sedikit berteriak.
"Bosku ini didengar dari suaranya saja sepertinya orangnya pekerja keras, dan menakutkan pastinya" pikir Dahyun.

Dengan perlahan kaki Dahyun melangkah sedikit demi sedikit mendekati bosnya yang sedang mengerjakan berkas-berkasnya dimeja kerjanya.

"Silahkan duduk Noona, maaf kantorku memang selalu seperti ini, karena terlalu banyak pekerjaan kurasa", ucapnya tak enak dengan pekerja barunya.

"Jadi apa kau ingin melamar pekerjaan?"lanjutnya.

"Ndee, saya ingin melamar pekerjaan disini", jawab Dahyun.

"Baiklah, kamu bisa bekerja sekarang, aku sangat membutuhkan pegawai baru, karena pegawaiku yang kemarin baru saja mengundurkan diri, jadi kuharap kamu bisa bekerja nyaman dan bersih disini" ramahnya sambil tersenyum.

"Oh iya kenalkan namaku Park Jihyo, kau bisa memanggilku eonnie, kulihat kamu seperti lebih muda dariku, agar tidak ada kecanggungan diantara pegawai dan bos, semua orang tahu itu" ujar bosnya panjang lebar.

"Terimakasih eonnie, aku akan berusaha yang terbaik, dan perkenalkan namaku Kim Dahyun" jawab Dahyun sambil tersenyum, kemudian membungkukan diri untuk mohon undur diri, ke bawah dan mulai bekerja.

Seusai Dahyun keluar, dia berjalan menuju dapur untuk mengganti bajunya dengan baju seragam kafe itu.

*

*

pukul 13.00 KST.

Kafe tempat Dahyun bekerja masih ramai dikunjungi pembeli, setelah memberikan pesanan pada tiap-tiap meja, Dahyun segera menuju tempat yang baru saja digunakan pembeli untuk dibereskannya, dan tak lupa untuk membersihkan sisa-sisa kotoran disana bekas pembeli yang sudah duduk disana, setelah dirasa rapih dia kembali menuju ke dapur untuk membantu bersih-bersih juga disana.

*Dahyun POV

Aku baru selesai mengerjakan semua tugasku, aku melirik jam di tangan kirinya, "hahh ternyata sudah sore, tak kusangka ini sungguh melelahkan, mungkin karena aku dulu bergantung terus pada si tua bangka, mangkanya aku jadi belum terbiasa melakukan hal seperti ini" gumamku.

"Ahh Aku ingat, aku belum mempunyai tempat tinggal, apa jika aku izin kepada Jihyo eonnie akan diizinkan? Aku tidak enak padanya karena baru sehari aku disini tapi minta yang aneh-aneh" pikirku.

Kuputuskan untuk menyewa penginapan malam ini, aku masih ada cukup uang untuk menyewa ruang kecil dan membeli stok makanan selama seminggu, semoga saja Minggu depan aku dapat uang muka atau apapun itu, semoga saja", harapku.

*Dahyun POV End

Hari menjelang malam, dan kafe itu tentu masih buka dengan ramainya karena ini baru jam 08.00 KST.

Dan akan tutup saat jam 22.00 KST,
Saat Dahyun sedang menghidangkan makanan menuju meja pembeli, tanpa disadarinya ada yang memperhatikannya dari jauh, menatap lekatnya seolah tidak percaya..

"Apa itu Dahyun? Aku tidak salah lihatkan?", Gumamnya yang melihat Dahyun sibuk melayani beberapa pembeli disana.

*Chaeng POV

Aku sedang berada di kafe, mengunjungi sepupuku yaitu Park Jihyo, saat aku masuk dan menunggu sepupuku datang, aku tidak sengaja melihat seseorang yang mirip dengan Dahyun, entah aku yang salah atau memang itu benar-benar Dahyun, aku ingin menanyakan kenapa dia tidak sekolah hari ini.
"Apa itu Dahyun? Aku tidak salah lihatkan?" Gumamku,
"Tapi dpikir-pikir masa iya si? Aku tahu Dahyun, dia orang yang tidak terlalu krisis soal ekonomi, jadi tidak mungkin pegawai itu Dahyun", batinku.

Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya Jihyo datang juga, katanya dia ingin mengajakku berlibur dirumah nenek kami didesa.

Selesai berbincang-bincang dengan jihyo, akupun memutuskan untuk segera pulang, karena memang aku sudah lelah tadi, tapi Jihyo menelponku katanya ingin berbicara padaku, aku tidak enak menolaknya jadi ku iyakan saja permintaannya.

*

*

Sesampainya dirumah, aku berjalan menuju kamarku, segera ku jatuhkan tubuhku ke kasur empukku.
Aku masih memikirkan pegawai itu, feelingku mengatakan itu Dahyun, tapi aku tak yakin itu benar-benar Dahyun atau bukan, lama aku berpikir, sampai rasa kantuk datang menghampiri, semenit kemudian aku tertidur..

*Chaeng POV End





Next

Why me?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang