Di tengah derasnya hujan seorang gadis berjalan, menangis sejadi-jadinya bersamaan air hujan yang turun membasahinya, membuat siapapun yang melihatnya akan merasa iba padanya. Berjalan dijalanan sepi dan basah dengan membawa tas dan barang-barangnya, dia sakit, batinnya berteriak ingin menyusul ibunya saja, disakiti berkali-kali oleh orang yang seharusnya menyayanginya bukanlah sakit hati yang biasa bukan, itu yang dia rasakan sekarang
*Dahyun POV
Disini aku berada, dijalanan yang sepi, karena memang sudah menjelang malam, bersama dengan hujan aku menangis, menangis sejadi-jadinya tidak mungkin juga ada yang melihat, entah kemana aku mengarah sekarang, aku tidak punya saudara atau yang lainnya, yang kupunya hanya ayahku, tapi dia juga sumber penderitaan ku, aku tidak tahu harus senang atau bersedih, yang pasti ini sakit sangat sakit, saat dia bilang 'anak pembawa sial' sebenci itukah dia padaku? Apa salahku ya tuhan, kenapa hidup tidak adil seperti ini padaku, dunia terlalu kejam untukku ya tuhan ingin rasanya aku pergi menyusul ibuku, tapi aku juga ingin membuktikan pada si tua bangka itu bahwa aku bisa hidup tanpa biaya darinya, tanpa bergantung padanya, bahkan tanpanya pun aku bisa berhasil, ya akan ku buktikan padanya, aku janji.
Dan ibu kau lihat saja aku berjuang, tunggu aku disana, suatu saat nanti aku pasti menyusulmu Bu, tak usah khawatirkan aku, cukup doakan aku diatas sana, dan terus bersamaku dihatiku.
Setelah lama berjalan menyusuri jalanan sepi, aku melihat gubuk diujung jalan, aku berinisiatif untuk menyalakan perapian dan tidur disana untuk semalam, besok aku akan mencari pekerjaan, masa bodoh dengan sekolah aku hanya ingin memenuhi kebutuhan hidupku dulu.
Akupun berjalan menuju ke gubuk kecil itu, beruntungnya disana sudah tersedia kayu bakar, mungkin itu tempat penyimpanan kayu-kayu milik
Penduduk disini, pikirku.Ku perhatikan ini memang agak kumuh, tapi untuk semalam aku tidak masalah, besok aku harus mencari pekerjaan untuk kebutuhanku.
"Semangat Dahyun kamu bisa!!"Ucapku menyemangati diri sendiri.
Setelah semua yang kubutuhkan siap, akupun membuka pakaianku menyisakan kaos tipisku, karena seluruh pakaian yang basah membuatku kedinginan jadi ku gantung saja pakaianku diatas perapian yang ku buat, menggunakan kayu bambu yang ada disana.
Hangat, tenang, damai, pikirku.
Aku mulai membaringkan tubuhku dikursi yang tersedia, perlahan ku pejamkan mataku, tak lama kemudian aku terlelap...Next
Part singkat🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Why me?✓
FanfictionBagaimana jadinya menjadi bintang karena faktor tekanan hidup yang menuntut diri untuk membuktikan keberhasilannya tanpa tergantung pada sosok apa yang orang lain butuhkan tapi tidak dibutuhkan olehnya. "Aku lelah, entah sampai kapan aku hanya menge...