Bab : 3

948 86 6
                                    

Update




Update


Happy reading ❤️❤️


Sehari sebelumnya


Tok.. tok...


“ Masuk” jawab Maheer lalu ia meletakan kembali foto Dalilah didalam dompetnya tanpa melihatnya


“ Selamat malam pangeran, aku adalah seseorang yang di utus yang mulia untuk mendampingimu, sebagai juru bicara di Hameera , dan mamaku Ali” ucap pria itu dan Maheer memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala.


“ Aaah ya,,Ali berapa usiamu? “  tanya Maheer yang membuat Ali terkejut


“ Hamba 32 tahun pangeran” jawab Ali bingung dengan pertanyaan Maheer


“ Kau cocok “ Ali semakin bingung dengan perkataan Maheer


“ Maaf Pangeran saya tidak mengerti maksud Anda” ucap Ali


“ Aku bertanya padamu Ali , apa kau yang mengurus semua perihat perjodohan dan surat-surat itu dengan Hameera ?” tanya Maheer


“ Ya pangeran” jawab Ali


“ apa Hameera tahu diriku, maksudku ciri fisikku?” Tanya Maheer


“ Tidak pangeran , karna Yang Mulia meminta aku untuk menyertakan hanya foto kanak-kanak anda pangeran” jawab Ali


“ apakah ada fotoku di manapun di surat kabar atau majalah yang beredar di timur tengah ini, karna seingatku aku tak pernah tampil di media ,wajahku tak pernah ada di kamera manapun” ucap Maheer seolah lebih kepada dirinya sendiri


“ tidak ada pangeran, karna anda tak pernah menghadiri acara kenegaraan atau urusan politik tentang Alhaya” jawab Ali


“ Bagaimana sosial mediaku?” tanya Maheer


“ saya tak menyertakan laman akun sosial media anda pangeran” jawab Ali semakin bingung


Maheer merasa sosial media ya tidak berisi tentang dirinya di Alhaya tau memamerkan dirinya sebagai pangeran , kebanyakan isinya tentang kegiatan sosialnya atau berliburnya “ Kemarilah, mendekat padaku” Ali maju lebih dekat kepada Maheer dan Maheer mengajaknya ke depan cermin besar di kamarnya.


“ Apa yang kau lihat Ali?” tanya Maheer


“ anda dan saya” gugup Ali


“ lalu” tanya Maheer, Ali melihat pantulan Maheer di cermin itu


“ Anda tampan , pangeran “ kini seyum Maheer merekah


“ Apa lagi yang kau lihat?” Tanya Maheer


“ Anda seorang pangeran” jawab Ali bingung


“ Bukan itu, bukan gelarku, apa yang kau lihat dicermin itu


Ali berpikir “ saya melihat diri hamba sendiri pangeran ,sedang berdiri didepan cermin bersama anda pangeran”


“ yaa... Bagaimana menurutmu” tanya Maheer lagi


“ bagaimana menurutku, maksudnya ? Maaf pangeran hamba tak mengerti maksud pangeran” bila Ali harus berkata jujur jeles terlihat perbedaan dirinya dan Maheer , Maheer sangat tampan dan dia seorang pangeran , sebuah paket komplit yang semua pria inginkan, berbeda jauh dengannya rambut kriting, berjenggot dan tidak tampan

 Bagaimana menurutmu” tanya Maheer lagi“ bagaimana menurutku, maksudnya ? Maaf pangeran hamba tak mengerti maksud pangeran” bila Ali harus berkata jujur jeles terlihat perbedaan dirinya dan Maheer , Maheer sangat tampan dan dia seorang pangeran , ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ali)


“ baiklah aku akan bertanya yang mudah saja, bila kau seorang wanita apa yang kau lihat dariku?” tanya Maheer


“ Ehmmm.. anda.. tampan pangeran” jawab Ali gugup


“ yaaah,. Apa menurutmu wanita akan menolakku” kerut terlihat di wajah Ali ,.konyol sekali jika ada wanita yang menolak pangeran Maheer


“ Tidak mungkin pangeran , anda tampan, seorang pangeran pula, wanita manapun tidak akan menolak anda pangeran, dan wanita itu bodoh jika menolak anda” jujur Ali


“ baik.. itu cukup bagiku, lalu kau melihat dirimu di cermin bersamaku,.lihat usia kita nyaris sama” ucap maheer


“ ya pangeran , tapi hamba tak bisa dibandingi dengan anda pangeran” Jawab Ali dan Maheer terseyum memamerkan giginya yang putih dan rapih, Maheer tak ingin menyinggung seseorang secara fisik tapi situasi nya sangat mendesak dan ia butuh pendapat dan korban.


“coba bayangkan jika kau yang menjadi pangeran, kau memakai baju pangeran, memakai jubah yang indah, kau akan terlihat...” Maheer berpikir “ menakjubkan!” Maheer melihat binar Dimata Ali , namun binar itu kembali meredup Ali mengerjapkan matanya


“ Tidak pangeran, itu hanya sebuah hayalan yang tidak mungkin ,hamba tak berani bahkan hanya dalam mimpi” jawab Ali

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang