Masihkah ada yang menunggu cerita babang Maheer, mana suaranya yaaa 🤭
Update...
Update
Happy reading ❤️
Maheer kembali dan dan meletakan totebag itu sembarangan, ia menghadap kepada Dalilah menatapnya intens
" Aku tak suka jika ada kebohongan , kau harusnya berterima kasih kepadaku karna aku telah menolongmu, mungkin saja bila bukan aku yang membelimu , kau bisa saja diperlakukan buruk, atau kau sekarang bisa saja sudah mati, kau tahu bagaimana orang-orang itu" Dalilah mematung mendengarkan Maheer berbicara dengan nada sinis
" Dan kau pikir aku suka terlibat dengan urusanmu, tidak !! jelas tidak, ini bukan masalah hutang, jika kau ingin pergi silahkan , melangkahlah kepintu itu dan pergilah, dan untuk wanita yang telah ku tolong harusnya kau bisa bersikap lebih baik ... Bukan, tapi tepatnya lebih tahu diri"
" Kau tahu .. entah mengapa aku merasa bodoh telah membelimu, saat ini harusnya aku sedang menikmati liburanku bukannya bersembunyi dan tidak tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya . Kau hanya membawa masalah padaku" Maheer berkata ketus
" jangankan kau akupun sama tak tahu apa yang terjadi, semua gara-gara pria sialan itu, jika bukan karna dia aku tak akan kabur dari rumah, tak akan berada di tempat menyeramkan itu dan aku tak akan bertemu denganmu" wajah Dalilah memerah karna amarah
" apa yang kau lakukan barusan kepadaku jelas melukai perasaanku, merendahkan ku" bola mata Dalilah berkilau , tapi lapisan bening itu masih berada di bola matanya , ia tak ingin menangis , ia adalah wanita kuat dan tegar , seorang putri tidak bisa di rendahkan.
Wajah Maheer yang semula mengeras kini melunak , tatapan matanya tak lagi sinis, Maheer menyadari ia keterlaluan , ia berada diatas gadis itu dan membuatnya takut. Mungkin ia berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya
" Maaf aku menakutimu" pelan Maheer, ia tak suka jika membuat seorang wanita menangis
" Jangan lakukan itu lagi"pinta Dalilah tegas.
" Tidak,, itu tidak dimaksudkan seperti itu hanya sepontan saja..." ......" maaf Yara" ucap Maheer tulus.
Dalilah menghebuskan nafasnya panjang , sekaligus menetralkan perasannya. Ia benci sekali pria ini,pria beristri dan mempunyai anak. Dalilah melewati Maheer dan masuk kedalam kamar mandi.
Dalilah membasuh wajahnya yang panas karna amarah,.seumur hidupnya tak ada yang berani berdebat dengannya kecuali ayahnya sendiri. Dalilah seperti mempunyai lawan seimbang disini.
Setelah sekian lama pintu kamar mandi diketuk " Yara apa kau baik-baik saja , kau sudah terlalu lama di kamar mandi... Aku sudah memesan disert manis untukmu , keluarlah" sopan Maheer
Pintu itu di buka spontan , tangan Maheer masih menggantung di atas , mereka bertatapan " terimakasih " ucap Dalilah dengan sedikit seyum
Diatas meja ada sebuah piring bulat yang terdiri dari enam skup ice cream berwarna ungu, coklat dan putih dengan taburan buah beku sebagai penambah estetik tampilan ice-cream itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅
Romanceberhubung banyak minta lanjut cerita Maheer , jadi Mimin akan bikin cerita ini , tapi slow update ya karna Mimin mau beresin cerita Camila dulu SPOILER... Perjodohan di timur tengah itu adalah hal yang umum tak hanya rakyat biasa tapi para bangsawan...