Bab : 7

733 68 2
                                    


Mumpung idenya masih ada disini jadi Mimin update ya..semoga kalian suka





Update




Update





Happy reading ❤️❤️


Khofifah sedang berfikir di kamarnya dia mencerna semua ucapan Sulaiman tadi, ia merasa jika putrinya dalam bahanya , keadaan istana sangat tegang saat ini. Jelas sekali jika Paman Jafar ingin melakukan kudeta , apa lagi ia membawa nama khaif.


Khaif itu bukan sebuah klan tapi berisi banyak klan atau orang yang memiliki prinsip garis keras , awalnya organisasi ini dibentuk karna mereka memiliki visi dan misi menjaga kearifan budaya, agama dan tradisi, dimana Hameera melangkah sangat maju dalam segala hal , ekonomi, teknologi , dan industri. Hameera dibangun kembali dengan kota yang sangat modern mengikis sedikit-sedikit peradaban kuno yang ada di Hameera dan para khaif lah sebagai penengah dalam kemajuan teknologi dan lain sebagainya.


Namun sekarang khaif sangat melenceng menurut Khofifah, para khaif ikut campur degan masalah domestik kesultanan, jika mereka menginginkan Hameera dipimpin oleh Fajar putra Jafar, dengan alasan yang konyol anak laki-laki. Sepertinya Jafar telah melobi mereka.


Khaif memang kelompok besar tapi militer Hameera jauh lebih besar dan beruntung kekuatan militer masih mendukung Sultan Sulaiman.


Kenapa Khofifah merasakan firasat buruk yang akan menimpa putrinya. Ia harus melakukan sesuatu. Dimanapun ia berada baik di luar atau di istana Dalilah dalam bahaya. Khofifah harus memberi peringatan kepada Dalilah, Khofifah mengandalkan keberuntungan berharap Dalilah melihat pesannya.


......

Dalilah merasa lelah hari ini, dia duduk disofa kamar hotelnya.


“ apa kau lelah Yara?” tanya Maheer


“ sangat lelah” jawab Dalilah sambil membuka sepatunya yang tinggi


“ aku akan membawakanmu minuman dingin” tawar Maheer lalu berjalan kelemari pendingin membawakan dua botol air mineral dingin dan membukakannya. “ Ini untukmu” sodor Maheer


“ Terimakasih, maaf harusnya aku yang membawakannya untumu” ucap Dalilah menerima air itu lalu meminumnya , tenggorokannya terasa segar.


“ Tak apa , kau terlihat sangat lelah” ucap Maheer


“ Apa kau tak lelah” tanya Dalilah


“ Tidak..malah aku berpikir nanti malam akan melihat club malam disini” mata Dalilah membelalak tak percaya.


“masih ada hari esok Maheer” Dalilah terdengar merajuk


“Aku bisa pergi sendiri kalo begitu” ucap Maheer


“ Benarkah, pergilah kalo begitu “ Dalilah terdengar senang , ia bisa kabur dari sini dan kembali ke istana


“ Kau terdengar senang Yara , ini membuatku jadi berpikir untuk mengurungkan niatku” Maheer memicingkan matanya


Dalilah kembali menyenderkan punggungnya di kepala kursi lemas, gagal sudah usahanya untuk melarikan diri.


“ aku akan mandi , dan awas jika kau melarikan diri Yara, jangan coba-coba” ancam Maheer,


“ Ehmmm” gumam Dalilah


Dalilah benar-benar merasa lelah , ia mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa berat dan Maheer ternyata sangat lama di kamar mandi, pandangan Dalilah semakin tak fokus dan akhirnya tertidur masih dengan gaun yang ia pakai.



Maheer merasa segar setelah ia mandi ia keluar kamar mandi hanya mengenakan celana pendek tanpa baju , ia masih mengeringkan rambutnya dengan handuk dan pandangannya jatuh kepada Dalilah yang tertidur di sofa dan ia menghampirinya sembari tersenyum melihat Dalilah yang tertidur.


“ ia bahkan belum melepaskan topinya “ Maheer mendekat dan membuka aksesoris berupa topi biru kecil dengan jaring. Lalu Maheer mengendong Dalilah ala bridal style


Dalilah bergerak dalam tidurnya ia menelusupkan kepalanya ke dada Maheer yang tanpa baju , kulit wajah Dalilah terasa hangat di dada Maheer yang dingin. Sekejap Maheer terpaku karna pergerakan Dalilah didadanya, tak lama ia bisa menguasai dirinya


Maheer merebahkan Dalilah diranjang yang berukuran king size itu lalu menyelimutinya , lalu ia naik ke ranjang disebelah Dalilah, Maheer menjadi mengurungkan niatnya untuk pergi ke club karna di kamarnya ada pemandangan yang lebih menarik, yaitu Dalilah . Maheer nentapi wajah Dalilah yang tertidur , menurut Maheer, ia belum tahu banyak tentang Yara, dia terlalu terlihat terawat untuk gadis biasa saja. Tapi mengapa ia ada di tempat menakutkan itu, terlibat dalam penjual Belian manusia terutama jual beli wanita.


Sudahlah Maheer pun akhirnya memutuskan untuk tidur ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang sama yang Dalilah pakai.


Dalilah menggeliatkan tubuhnya , ini sangat nyaman Dalilah merasa ia ingin memejamkan matanya lagi untuk tidur 30 menit lagi, tapi ada suara halus seseorang disampingnya , Dalilah memiringkan tubuhnya melihat siapa yang ada disampingnya,. Dalilah terkejut ternyata Maheer tidur di sebelahnya dan ia tak memakai baju. Oh tuhan apa diaa.. Dalilah membuka selimutnya dan masih Makai gaun lengkap, Dalilah kini tak mengantuk lagi , bagaimanapun ia masih tidak terbiasa dengan kehadiran Maheer diranjang yang sama dengannya walau ini bukan kali pertaman ia tidur satu ranjang dengan Maheer, nyatanya Maheer tak melakukan apapun padanya , tapi tetap saja Dalilah tak terbiasa dengan ini, ia adalah wanita terhormat dan seorang putri.


Nafas Maheer terdengar teartur dan ia tak memakai baju , otot perutnya terpangpang disana, belum lagi wajah tidurnya yang damai dan ia sangat tampan. Oh tuhan ini sangat menggoda. Dalilah tak pernah sekalipun berkencan , semua pria di kampusnya takut padanya karna ia seorang putri ,mungkin memiliki kekasih akan sangat menyenangkan pikir Dalilah tapi ia tak tahu rasanya memiliki kekasih, tak tahu bagaimana rasanya berkencan, tak tahu rasanya jatuh cinta, cemburu atau semacamnya.


Tapi melihat Maheer jantung Dalilah selalu berdebar, ini kali pertama dia sangat dekat dengan pria bahkan tidur satu ranjang dengan pria. Hanya Maheer lah yang mengajaknya melakukan sesuatu yang Dalilah belum pernah lakukan, belanja di butik, shopping di mall, melihat pacuan saluki, dan dinner romantis disebuah restoran mewah. Dalilah merasa tersanjung dan kesal dalam satu waktu. Tersanjung karna apa yang dilakukan Maheer sangat manis , kesal karna Maheer adalah pria yang senang membeli wanita , Dalilah membulatkan tekadnya jangan sampai ia tertipu dengan pria ular seperti Maheer, karna Maheer jelas hanya menginginkan tubuhnya saja , bohong sekali jika ia akan melepaskan Dalilah setelah masa liburannya selesai, atau ia akan melepaskan Dalilah saat ia sudah mencicipi Dalilah. Memikirkannya saja membuat bulu kuduk Dalilah berdiri ngeri.


Dalilah bangun dengan perlahan dan masuk kedalam kamar mandi, ia akan mandi dengan berendam air hangat kesukaannya , merilekskan otot-ototnya dan berpikir bagaimana ia akan keluar dari cengkraman Maheer, Dalilah membuat banyak busa di bathtubnya, ia senang bermain air dan busa. Di istana ia akan berjam-jam mandi. Seperti halnya saat ini ia sudah sangat lama di kamar mandi.


Dalilah mengganti air busanya dengan air bersih untuk membilas, tapi Dalilah masih didalam bathtub setelah air itu penuh dalilah menenggelamkan dirinya didalam bathtub.


Sayang Dalilah tidak mendengar pintu diketuk dan akhirnya pintu.itu dipaksa dibuka dan seseorang menariknya dari dalam air.


“ aaaaaaah” jerit Dalilah terkejut karna dintarik dari dalam air.


“ Hei apa kau gila” teriak Maheer dan mata Maheer membulat karna meliahat tubuh Dalilah yang telanjang bulat. Dalilah menyadari kemana pandangan Maheer tertuju , ia lalu menyilangkan kedua tangannya dan menekuk tubuhnya, Maheer menyadari kesalahannya lalu ia menarik handuk lalu menyelimuti Dalilah.


“ dimana pikiranmu, hah!! Sampai kau ingin bunuh diri” Maheer kembali marah


“ apa ?, Aku bunuh diri!!?, Hei aku sedang mandi dan kau menerjang masuk kedalam dan menarikku dari dalam bathtub”  Dalilah balas marah


“ Oh tuhan.. mandimu seperti orang mati, kau sudah dua jam didalam sana dan aku tak mendengar apapun, bahkan kau tak menyahut saat aku ketuk pintu kamar mandi” Maheer terbangun saat Dalilah baru saja masuk kedalam kamar mandi , awalnya ia masih mendengar suara air dan dua jam berlalu tak terdengar suara apapun dari dalam, Maheer inisiatif mengetuk pintu dan memanggil Dalilah tapi tak ada sahutan dari dalam , lalu dia dengan spontan mendobrak pintu kamar mandi dan melihat Dalilah ada didalam air dengan mata tertutup dan dengan segera menariknya.


“ Aku hanya berendam “ bela Dalilah ketus

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang