Bab 38

408 66 9
                                    

Semoga tidak berkesan bertele-tele tapi memang dari sinilah jalan menuju ending yang diharapkan.


Happy reading ❤️❤️

Ratu tengah berada di kamar Sultan Sulaiman , ia sengaja bermalam disana. Ia ingin memastikan kecurigaan Maheer terhadap para perawat itu, pergantian shif dilakukan pukul enam pagi.

Khofifah sengaja duduk di kursi tunggal yang memiliki senderan tinggi, ia pura-pura tertidur disana. Dalam Indra pendengarannya ia mendengar perawat itu melangkah dengan perlahan kearah ranjang Sulaiman. Perawat itu memunggungi Khofifah, ia tengah mengganti infusan untuk Sulaiman, setelah ia mengganti dan sempat menoleh kearah Khofifah dan memastikan jika Ratu masih tertidur , ia mengeluarkan sebuah suntikan yang sudah berisi cairan entah apa itu.

Khofifah melihat apa yang akan dilakukan perawatan itu , memasukan cairan dalam suntikan kedalam infusan , belum sempat perawat itu memasukan kembali suntikan ke saku bajunya , Khofifah terbangun

“ suster “ panggil Khofifah seolah-olah mengantuk

“ hamba Ratu” perawat itu berbalik dan meletakan bekas suntikan dipunggungnya.

“ bagaiman keadaan Yang Mulia” tanya Khofifah lalu bangun dari kursinya , namun saat ia bangun dari duduknya ia tersungkur kedepan perawat itu dan dengan sigap menangkap Ratu Khofifah, bekas suntikan itu terlepas dari tangannya

“ Ratu apa anda tidak apa-apa” tanya perawat itu terlihat cemas

“ kepaluku pusing sekali, serasa berputar” bohong Khofifah

“Anda kurang beristirahat Ratu, anda kelelahan menunggu Yang Mulia” ucap perawat itu

“ Sakit sekali kepalaku, serasa mau pecah dan berputar, cepat panggilkan dokter Faisal dan bantu aku duduk” perintah Khofifah

Perawat itu membantu mendudukan Khofifah di kursi yang tadi ia duduki. Dan segera keluar kamar memanggil dokter Faisal. Setelah memastikan perawat itu pergi Khofifah membuka matanya, lalu bangkit mencari suntikan yang tadi di jatuhkan perawat itu ternya suntikan itu ada di bawah ranjang Sulaiman. Khofifah mengambilnya dan buru-buru memasukan kedalam sakunya, lalu kembali duduk dengan menopang kepalanya.

Tak lama dokter Faisal datang dengan cepat karena panggilan perawat tadi.

“ apa anda baik-baik saja Ratu” Dokter Faisal melilitkan sesuatu di lengan ratu dan ternyata itu adalah alat tensi darah

“ Kepalaku terasa sakit dan perputar “ ucap Ratu Khofifah

Lalu setelah mengecek tensi dokter Faisal memeriksa Khofifah dengan stetoskop.

“ anda kelelahan Ratu, apa anda semalam bermalam disini” Khofifah menganggukan kepalanya “ sebaiknya anda beristirahat di kamar anda Ratu , dan aku kan meresepkan obat pereda rasa sakit”

“ Ya sepertinya aku butuh istirahat” ucap Khofifah

“ antar Ratu kekamarnya , aku akan menunggu disini samapai perawat lain datang untuk pergantian shif, dan pastikan Ratu untuk tidur dan beristirahat” suruh dokter Faisal dan di jawab bungkukan tanda mengerti dari perawat itu.

Khofifah tidur diranjangnya , perawat itu memastikan Khofifah tertidur sebelum meninggalkannya dan setelah itu ia pergi.

Khofifah membuka matanya , lalu menghubungi Dalilah “ nak kemarilah, pangeran Maheer berpesan jika ada yang aku curigai maka hubungi dirimu, aku curiga dengan obat yang diberikan perawat itu dan aku mendapatkannya , segeralah bawa ke leb untuk kau cek nak”

Dalilah datang dengan tergesa kekamar ibunya “ ada apa ibu, ibu mendapatkan apa” tanya Dalilah

“ hanya memastikan kecurigaan ibu saja, dan semoga kecurigaan ibu salah” ucap Khofifah ia memberikan suntikan yang ia bungkus dengan saputangannya, masih ada tersisa sedikit cairan didalamnya.

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang