Bab ; 14

700 75 5
                                    

Update ya.. semoga kalian suka , curhat sedikit ya , beberapa hari ini memang terjadi sesuatu sama Mimin dan itu membuat Mimin banyak merenung, dan akhirnya mempengaruhi sama tulisan Mimin , biasanya Mimin selalu fast update tapi karna kejadian yang mimin Alamin jadinya bikin telat banget.. semoga feelnya masih dapet ya.

Update






Update



Happy reading ❤️

Ali sudah menunggu mereka berdua di depan pintu kamar saat Maheer dan Dalilah keluar kamar. Ali sempat tertegun melihat Dalilah, banyak pertanyaan di hati Ali, ia tahu jika Maheer banyak menghabiskan waktunya di Amerika daripada di Alhaya, mungkin Maheer menganut faham kebaratan, pikir Ali. Tapi satu kamar dan berbagi ranjang dengan seorang wanita, ini sangat tidak bagus, bagaimana jika ada yang mengenali Maheer sebagai seorang Pangeran. Nama Alhaya dipertaruhkan, ia bisa melakukan apapun di negara orang tapi harusnya Maheer tak melakukan hal tak pantas dinegara ini , yang masih memegang adat ketimuran.


“ Selamat pagi Tuan” sapa Ali, matanya masih memandangi Dalilah.


“ Ali ini adalah Yara , asisten pribadiku” mata Ali menyipit membuat celah, seolah tak percaya ucapan Maheer “ dan Yara ini adalah Ali pria kepercayaanku” Ali hanya membungkuk sopan memberi salam kepada Dalilah.


“ daaaaan.... tujuannya ada disini ? “ Dalilah sedikit menggantungkan Ucapannya


“ dia bukan sembarang orang kepercayaanku saja
Yara, di kotaku para pendamping memiliki kecakapan yang luar biasa” ucap Maheer


Para pendamping ehmmmm hanya orang-orang tertentu yang memperkerjakan seorang pendamping atau membutuhkan pendamping, apa Maheer memang sekaya Sultan. Banyak bangsawan dan orang kaya di Hameera wajar memiliki bodyguard tapi penggunaan kata pendamping alih-alih bodyguard sangat tidak umum untuk orang kaya sekalipun. Ah mungkin maksudnya adalah sekertaris ya orang kepercayaan mungkin seperti itu. Pengusaha selalu butuh orang kepercayaan atau tangan kanan yang menghendel urusan mereka, Pikir Dalilah, itu lebih masuk akal.


“ kau yang membawa mobilku Ali dan kalian akan mengikuti kami dibelakang” perintah Maheer sambil melemparkan kunci mobil dan di tangkap Ali.


Maheer berjalan didepan dan Dalilah sengaja mengekori dibelakang berjalan di samping Ali “ kau dari mana, asalmu?” Ali hanya memberikan seyuman, ia tak akan memberikan informasi apapun jika Maheer mamang tak memberi tahu gadis itu.


Dalilah mengerucutkan bibirnya lalu mengganti pertanyaannya “ apa aku boleh tahu , tuanmu itu pengusaha apa?” bisik Dalilah tak malu bertanya secara terus terang. Tapi lagi-lagi Ali hanya tersenyum.


Dalilah tak hilang akal “ dia memiliki berapa anak, aku pernah mendengar dia membicaran seorang putra” kali ini Ali terkejut , apa tuannya diam-diam menikah di Amerika makanya dia tak ingin di jodohkan. “ Kau terlihat terkejut, apa kau tak tahu?” tapi Ali sudah dapat menguasai dirinya kembali , dan lagi memberikan sebuah senyuman.


Dalilah kesal sekarang pria ini tak bisa memberikan informasi apapun tentang Maheer , Ali sangat loyal , Dalilah berdecih.


“ Kenapa kalian berbisik-bisik dibelakangku, apa yang kalian bicarakan” tanya Maheer


“ Tak ada , bahkan dia tak mengeluarkan suara sekecil cicitan semut pun” ucap Dalilah


“ sejak kapan semut mencicit?” tanya Maheer geli


“ Sejak barusan” enteng Dalilah.


“ Kau gadis terluar biasa yang pernah aku temui Yara, semut mencicit , Tuhan” Maheer masih tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya


Ali menjadi supir bagi mereka berdua , ia melihat Maheer dan Dalilah di kaca sepion depan , sempat terjadi perdebatan saat mereka akan menaiki mobil, Dalilah bersikeras ingin duduk didepan bersama Ali, tak ingin duduk berdua dengan Maheer di kursi penumpang. Tapi akhirnya wanita itu menyerah dengan Maheer, tuannya selalu mendapatkan yang ia mau pikir Ali, Maheer sangat berbeda dengan kakaknya Omar, jika Omar berwibawa, tegas dan irit bicara berbeda dengan Maheer, ia lebih banyak bicara, lebih menyenangkan, liberal dan seperti yang Ali lihat mendominasi, Maheer tidak bisa menerima penolakan atau kata tidak. Dan gadis yang bersama Maheer sama keras kepalanya seperti dirinya. Siapa gadis ini pikir Ali, terlalu berani menurutnya. Mereka terlihat seperti pasangan yang cocok kuat satu sama lain.


Dalilah melipat kedua tangannya didadanya memalingkan wajah menghadap kejendela. Mood nya hilang saat berdebat dengan Maheer, ia sempat mendelik tak senang kearah Maheer , pria ini benar-benar pria teregois yang pernah ia temui.


“ tuan ehmmm saya diberi pesan oleh kakak anda” ucap Ali hati-hati


“ aku akan mendengarnya nanti”


“ dan ada kabar lain dariii rumah , mungkin ada bisa menghubungi nyonya Maria” Lanjut Ali


“ ada apa dengan Maria “ tanya Maheer langsung tegak dari duduknya


“Nyonya mencoba belajar berkuda dan ia terjatuh, tuan Mario sudah datang mengunjungi nyonya setelah tahu jika nyonya terluka dan mungkin anda ingin tahu.. sebenarnya nyonya melarang saya untuk memberi kabar anda, beliau berkata jangan mengganggu anda yang sedang berlibur, tapi tuan meminta saya menyampaikan ini agar anda tahu dan segera pulang”


“ bagaimana lukanya” tanya Maheer terdengar khawatir


“ dokter bilang nyonya hanya cedera bahu, sedikit terkilir saya rasa” lanjut Ali


“ kenapa tak bilang saat kau tiba tadi” marah Maheer


“ anda langsung menutup pintu” Ali mengingatkan


“ Apa yang dia pikirkan, mencoba berkuda , tindakkan konyol, mengapa ia tak menjaganya” Maheer mengambil ponsel disakunya dan langsung menghubungi seseorang


“ Maria apa kau baik-baik saja” tanya Maheer menggunakan bahasa Inggris, terdengar tawa di samping kuping Dalilah “ berkuda , Tuhan apa yang kau pikirkan” kesal Maheer


“Padahal sudah ku katakan kepada Ali agar tak memberi tahumu, aku baik-baik saja ada Mario disini , dia akan merawatku” Suara lembut seorang wanita terdengar


“ tindakan Ali sudah benar, justru jika ia tak memberi tahuku aku akan mencekiknya, mungkin aku harus pulang” ucap Maheer


“ tidak , aku mendengar dari Ali jika kau sedang bersenang-senang “ Maheer melirik Ali dan tatapannya bersirobok dengan Ali di sepion depan,.Maheer memberi tatapan membunuh


“apa yang ia katakan?” tanya Maheer , apa Ali berkata dia sedang bersama seorang gadis apa Omar tahu.


“ Ia hanya berkata jika kau sedang menikmati liburanmu disebuah resort” jawab Maria


“Ada hal lain yang ia sampaikan” tanya Maheer

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang