Bab 35

473 71 19
                                    

Maafkan baru update karena emang galau bikin bab ini.semoga kalian masih setia menunggu.





Happy reading ❤️


Malam itu memang terjadi banyak perdebatan antara Maheer dan Dalilah , Ratu Khofifah yang menjadi penengah diantara Meraka.

“ Ibu , kita tak bisa terburu-buru tentang ini” ucap Dalilah kepada ibunya

“ Ya ibu mengerti , semua harus dipikirkan dan dipersiapkan matang-matang” jawab Khofifah

“ Tapi Ratu , ini harus disegerakan, semakin disegerakan semakin cepat Yang Mulia mendapat penanganan yang terbaik” potong Maheer

Khofifah terseyum mendengar ucapan Maheer yang terkesan ingin sekali cepat-cepat menikahi putrinya , jelas ia merasa bahagia.

“ ya aku mengerti pangeran dengan keinginanmu itu” sebenarnya Khofifah menahan tawa “ semuanya akan kita urus satu persatu, semuanya akan disiapkan, kita pun akan mengabari Yang Mulia Sultan Omar secepatnya “

“ ah ya aku sampai lupa dengan kakakku, aku akan mengurus bagian ini Ratu” ucap Maheer

“ ibu ..kita tak boleh melakukan ini terlalu tergesa-gesa, Maheer tolong” Dalilah membulatkan matanya jelas ia memelototi Maheer “ dan kita akan bicara setelah ini serius, dan ibu lebih baik kita sudahi saja pembicaraan kita sampai disini saja , ibu harus kembali menjaga ayah”

Seperti di ingatkan Maheer pun apa yang mengganjal di hatinya

“ maaf Ratu, jika anda tidak berada di kamar Yang Mulia , tolong tempatkan seseorang yang anda percayai untuk menjaga Yang Mulia selama anda tidak bersama Yang Mulia” ucap Maheer

Kerut terlihat dari kening Khofifah “ dokter Faisal sudah menempatkan dua perawat yang berjaga secara bergantian untuk menjaga Yang Mulia”

“ ini hanya intuisi ku saja, tapi anda harus menempatkan orang kepercayaan anda Ratu , ada yang tak beres “ lanjut Maheer

“ sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan pangeran” tanya Ratu Khofifah

“ Aku merasa tidak mempercayai perawat-perawat itu, mereka terlihat mencurigakan” walaupun Maheer merasa ragu dengan ucapannya tapi mengapa instingnya berkata ia harus waspada.

“ Tidak mungkin dokter kepercayaan Yang Mulia melakukan hal yang membahayakan bagi Yang Mulia, bersekongkol dengan Jafar , dokter Faisal sangat mengabdikan hidupnya kepada Yang Mulia, dia sangat loyal” bela Khofifah

“ Saat ini kita memang harus selalu waspada Ratu” Maheer menyakinkan Khofifah

“ baiklah pangeran , aku akan menerima saranmu, semoga prasangka mu salah pangeran” ucap Khofifah

“ Semoga saja aku salah “ angguk Maheer , karena jika insting nya benar maka selama ini baik Yang Mulia dan Ratu jelas dalam keadaan bahaya.

“ Kau membuatku takut pangeran, lebih baik aku kembali kekamar Yang Mulia” ucap Khofifah “ kita tunda pembicara ini pangeran , sampai semuanya aku siapkan” lanjut Khofifah.

Khofifah meninggalkan kamar Dalilah , mereka memang mengobrol di kamar Dalilah.

Setelah Ratu pergi, Maheer memindai kamar Dalilah. Dinding kamar Dalilah berwarna magenta tua dengan corak timbul bewarna emas, sama luasnya dengan kamar Maheer.di ruang duduk berkarpet merah dengan sofa empuk berwarna magenta sedang ranjang Dalilah lebih di doninasi warna emas dengan kepala ranjang yang tinggi, dan banyak hal-hal feminim disini yang tak ada di kamarnya yang berwarna emas dan cream

“ ehmmm kamarmu sangat feminim, berbeda dengan karaktermu” pindai Maheer

“ maksudmu” tanya Dalilah

“ Kau ini wanita keras kepala, sukanya membuat keributan , menyukai kegiatan pria memanah berkuda dan merepotkan” Maheer jelas sedang menggoda Dalilah

“ Maksudmu tak ada sisi dalam diriku yang seperti wanita” alis Dalilah terangkat sambil memberikan seyuman.

“ ya “ jawab Maheer memberi smirk yang sudah lama tidak Dalilah lihat

“ Tapi wanita ini yang membuat mu jatuh cinta” balas Dalilah menggoda Maheer

“ ah aku pikir kau lah yang lebih dulu jatuh cinta kepadaku” ucap Maheer tak mau kalah.

“ tidak tapi kau” kekeh Dalilah

“ No ,,, kau “ jawab Maheer

“ Kau “ ucap Dalilah

“Kau” ucap Maheer tak mau kalah dan langsung memberikan kelitikan kepada Dalilah, Dalilah terkikik kegelian, mereka berdua tertawa bersama.

Dalilah hendak membalas Maheer tapi kedua tangannya sudah diraih Maheer , lalu Maheer menarik lengan Dalilah kebelakang pinggangnya jadi seperti Dalilah sedang memeluk Maheer dan jarak mereka sangat dekat. Deru nafas keduanya saling naik turun karena tertawa tadi. Kini mereka saling bertatapan. Sampai Maheer berkata.

“ Mengapa kau ingin menunda menikah denganku Dalilah” tanya Maheer dengan menatap manik coklat didepannya “ apa kau masih meragukan ku”

“ tentu saja tidak , tak ada keraguan dalam hatiku kepadamu Maheer” jawab Dalilah tegas

“ Lalu mengapa kau bersikeras menundanya, aku pikir kau memahamiku” lagi Maheer berkata.

“ Justru karena aku memahamimu Maheer, maka aku menundanya” kukuh Dalilah.

Maheer melepas lengan Dalilah , ia benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Dalilah , dia jelas mencintainya dan ingin sekali wanita itu bahagia.

“ Lebih baik aku kembali , kita bertemu besok” ada raut kekecewaan dari Maheer dan Dalilah menangkap ekspresi itu

Maheer berdiri dan pergi begitu saja namun sebelum ia sampai didepan pintu Dalilah mengejarnya dan memeluknya dari belakang melilitkan lengannya di perut maheer

“ Jagan pergi dengan wajah itu Maheer “ lirih Dalilah dibalik punggung maheer

Maheer meraih lengan Dalilah tapi Dalilah malah mengeratkan lilitannya.

“ Aku tak ingin kau berkorban untukku, aku tahu kau sangat mencintaiku, tapi aku merasakan kegundahan hatimu Maheer, rasa takutmu, dan aku tak bisa mengabaikannya”

“ Jangan marah padaku” Dalilah merasakan tubuh Maheer menegang “ kumohon”

“ Aku tak pernah meragukan Perasaanmu kepadaku Maheer , kau pun tahu bagaimana perasaanku kepadamu ini sangat dalam dan tulus, jadi kumohon bersabarlah sebentar lagi sampai hatimu benar-benar melepaskan keraguan dan kegundahan mu , aku akan sabar menunggumu dan aku akan selalu bersamamu” lanjut Dalilah, Dalilah ingin jika keputusan Maheer itu bukan sebuah beban baginya ia ingin Maheer menerimanya karena keinginannya sendiri bukan karena keharusan untuk semata-mata melindunginya.

Maheer mengelus dengan lembut lengan Dalilah dan barulah Dalilah mengendurkan lilitannya dan Maheer berbalik kearah Dalilah mereka saling berpelukan, Maheer mengecup puncak kepala Dalilah sambil membisikkan sebuah kata

“ Terima kasih Dalilah “ dan Dalilah hanya menganggukan kepalanya dalam pelukan Maheer

Dering ponsel memecah kesunyian diatara mereka berdua. Dalilah melepaskan pelukannya dan Maheer menjawab panggilan itu dan ternyata dari Ali

“ Ada apa Ali “ tanya Maheer

“ Mereka bergerak pangeran , ada mobil kontainer didepan gudang, sepertinya hari ini mereka akan mengosongkan tempat ini” lapor Ali

“ apa kau melihat para korban penculikan mereka Ali” tanya  Maheer

“ Tidak pangeran.. tapi tunggu mereka membuka pintu gudang.. aku melihat mereka, para wanita yang mereka culik “ potong Ali

“ Aku akan segera kesana share lokasimu keponselku, aku akan segera kesana dengan kepala polisi “ lalu Maheer mematikan ponselnya, tak lama ponsel berbunyi tanda Ali telah mengirim lokasi kepadanya

Maheer mengirimnya ke Dalilah “ ini lokasi mereka, malam ini mereka akan berniat meninggalkan gudang dengan para wanita yang mereka culik , segera kirim lokasi ini kepada kelapa polisi , aku akan kesana”

“ tunggu aku ikut” ucap Dalilah

“ tempat itu berbahaya Dalilah bagaimana jika ada baku tembak kau bisa terluka” cegah Maheer

“ lalu kau, bagaimana jika kau terluka , tidak aku harus ikut , aku akan membuat perhitungan dengan wanita itu” kukuh Dalilah

“ Baiklah tapi kau jangan ikut campur jika terjadi sesuatu, janji” pinta Maheer

“ baiklah” jawab Dalilah

Dalilah mengirim pesan kepada kepala polisi yang langsung di jawab dengan cepat , ia akan mengatakan 10 menit akan sampai ditempat yang mereka sebutkan dengan membawa anggota terbaik mereka

Maheer sengaja membawa kendaraan sendiri dengan Dalilah disampingnya dan di belakang menyusul para bodyguard yang dengan kendaraan yang lain.

Maheer membawa kendaraanya dengan cepat , hampir tengah malam dan jalanan cukup sepi.

Sesampainya disana benar dugaan Maheer terdengar bunyi tembakan , Maheer menghentikan mobilnya tepat dibelakang mobil polisi.

Kepala polisi mendekati mobil Maheer dengan menunduk agar tidak terkena peluru nyasar , walau ia mengenakan atribut keselematan lengkap “ putri ! Pangeran ! Mengapa anda kesini, disini sangat berbahaya”

“ Masuk kembali Dalilah” perintah Maheer “ tidak ada bantahan “ dingin Maheer

“ kami akan memberi jarak tuan, terima kasih” lalu Maheer masuk kembali kedalam mobil dan memundurkan mobilnya memberi jarak dan berlindung di balik gudang menunggu hingga suara tembakan reda , namun ia telah menyuruh semua bodyguard nya untuk selalu waspada dan menyiapkan senjata.

Ali selalu memberi informasi keadaan di sana karena ia berada didalam gedung pengintai dan sambil berlindung

25 menit berlalu suara baku tembak telah berakhir , lapor Ali polisi berhasil meringkus para penjahat karena jelas mereka kalah jumlah dan senjata. Barulah Maheer dan Dalilah mendekat

Disana beberapa beberapa orang terluka dari pihak penjahat. Sebagian berlutut dengan tangan diatas , Dalilah berlari kearah kontainer melihat kedal dan disana banyak sekali wanita yang gemetar ketakutan jumlah mereka banyak sekali tidak hanya 10 orang. Ia bersyukur tidak ada dari mereka yang terluka. Walaupun mental mereka jelas mengalami trauma berat. Dalilah kembali ke deretan pria-pria yang berlutut dan salah satu dari mereka ada yang Dalilah kenal si asisten dokter

Dalilah mencengkram kerah bajunya berteriak “ dimana wanita itu hah, cepat katakan, aku ingin mengulitinya” namun pria itu tetap diam

Dalilah menarik dengan keras kerah pria itu masih dengan meneriakinya , Maheer melihatnya dan menarik Dalilah menjauh dari pria itu

“ Sabar Dalilah tenangkan dirimu” Maheer menenangkan Dalilah

Nafas Dalilah menderu naik turun , wajahnya merah karena amarah ia memindai setiap orang yang mengakat lengannya

“ dimana pria bajiangan itu” ... “ Rami Malek?”

“ dia tidak ada disini Dalilah”

“ Sial !! Pria itu harus ditangkap Maheer dan wanita itu “ kini mata Dalilah berkaca-kaca “ liat mereka Maheer , tuhan bagaimana bisa ada manusia berhati iblis seperti itu, para wanita itu ketakutan dan mereka jelas mengalami trauma, kondisi mereka pun sangat memprihatinkan karena aku tahu bagaimana mereka diperlakukan”

“ aku tahu,.aku tahu..Ssssth semua sudah ditangani dengan baik, mereka akan baik-baik saja, mereka selamat sekarang, tenangkan dirimu” Maheer menenangkan Dalilah dan mengahapus air mata yang tiba-tiba menetes di pelupuk mata Dalilah “ aku tahu perasaan mu”

Kepala polisi menghampiri Dalilah “ terima kasih putri karena anda telah banyak membantu kami, mereka sulit di cari dan dari sini kita akan mendalami lagi kasus ini, mencari siapa saja yang terlibat didalamnya”

“ Mereka hanya anak buah pria itu dan kau harus menangkap dokter wanita itu, wanita gemuk dengan lipstik merah menyala aku tak akan melupakannya” Kesal Dalilah

“ apa mengetahui siapa-siapa saja yang terlibat putri” kepala polisi terlihat curiga , bagaimanapun dia sudah terlatih maka intuisinya sangat tajam

Maheer menyadarinya lalu mengambil alih sebelum Dalilah terlalu banyak bicara “ kami memang menyelediki mereka tuan, ada nama yang terlibat , termasuk orang penting tapi penyelidikan kami belum banyak , kami tidak boleh gegabah “ ucap Maheer tapi Dalilah terlihat tidak sabar.

“ Tangkap pria bernama Rami Malek , ia pemilik tempat terkutuk ini “ Dalilah terlihat mondar mandir dengan tangan dipinggang dihadapan kedua pria itu

“ Ini tuduhan serius putri “

“ ya aku nyakin orang itu otak dari segalanya , dan ya tuhan apa anda tidak bisa memanggil ambulans untuk para korban itu” tak sabar Dalilah

“ semua sudah di urus putri, medis sedang dalam perjalanan” ucap kepala polisi

“ maaf , aku harus berbicara dengan putri” Maheer permisi kepada kepala polisi dan menarik Dalilah menjauh

“ Dalilah tenang, kau jangan sembarang bicara, nama baikmu dipertaruhkan disini, bagaimana jika kau keceplosan jika kau pernah di culik dan di perjual belikan, reputasimu bisa rusak” tegur Maheer dengan setenang mungkin

Barulah Dalilah tersadar dengan tindakannya “ bagaimana ini aku sudah banyak berbicara dengannya, maaf aku salah. Bagaimana ini Maheer”

“ Biar aku yang urus, kau diam saja disini” lalu Maheer menghapiri kepala polisi kembali

“ Walau saya tidak yakin seratus persen jika Rami Malek terlibat tapi aku memiliki beberapa foto dia sering ketempat ini, asisten pribadiku akan memberikan apa yang telah dia dapatkan untuk anda tuan” ucap Maheer “ dan apa anda bisa merahasiakan dari mana anda tahu tempat ini , klem saja ini sebagai pencapaian kerja anda tuan”

“ tapi saya pun penasaran pangeran mengapa anda dan putri bisa mendapatkan informasi seakurat ini” tanya kepala polisi

“ anda tahu bahwa yayasan kami berkonsentrasi dengan anak-anak dan wanita , walau baru di resmikan tapi yayasan kami sudah berjalan, kami tahu dari salah satu korban yang berhasil selamat ,dan maaf ini sangat rahasia ,.karena kami berjanji dengan keselamatan nya,.dan aku pikir ini saja sudah cukup tuan , kami memberi tahu tempat ini ada dan juga para korban yang di culik”

“ Baik saya mengerti dan terima kasih pangeran atas bantuannya “ ucap kepala polisi

“ baik semua sudah ditangani dengan baik dan anda akan langsung berhubungan dengan asisten saya “ Maheer mengangkat lengannya memanggil Ali

Ali mendekat kearah Maheer tidak lupa membungkuk memberi salam “ berikan foto-foto Rami Malek saat dia berada disini, dan segala sesuatu yang kepala polisi butuhkan” perintah Maheer

“ Baik pangeran” jawab Ali

Setelah semua dirasa sudah selesai Maher dan Dalilah meninggalkan tempat itu

........

Ponsel pria itu berbunyi saat dia tengah bersantai dikediamannya yang mewah dan saat ia menjawabnya terdengar letusan pistol dibelakang suara seseorang yang menghubunginya

“ Tuan tempat kita di kepung polisi” ucap pria di sebrang telepon

“ sial, usahakan kalian bisa kabur tinggalkan mereka , tapi jika kau tertangkap ,. Tutup mulut mu tidak sulit memerintahkan orang untuk membunuhmu didalam penjara sekalipun” ancam Rami lalu menutup ponselnya

Ia menggulir ponselnya dan melihat CCTV yang terhubung secara online dengan ponselnya dan benar saja polisi dimana-mana dan ia pun mengumpat “ sial!!”

Tak berpikir lama ia menghubungi pengacara nya memberitahukan apa yang terjadi dan ia segera mengemasi barang-barang yang ia perlukan dan bergegas pergi

“ Aku akan pergi ke Mesir ayah, sebelum aku dicekal keluar negri , tempat kita di kepung polisi, dan aku merasakan pirasat buruk , hubungi Saddam untuk segera meninggalkan negara ini, dan sudah ku katakan keluarga istana itu berbahaya aku melihat putri Dalilah serta pengeran Maheer di sana dan kau lebih hati-hati ayah, aku akan mencari cara membalas mereka” lalu menutup ponselnya

Mesir salah satu negara terdekat dengan Hameera , bila ia kembali nanti akan lebih cepat dan mudah , ia berpesan kepada pengacaranya jika ia sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negri dan memintanya menyangkal bisnis kotor yang ia miliki jika namanya sampai terciduk polisi.

❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️🤪

Done ya bab ini...





Mimin itu pelupa, siapa ya nama kepala polisi nya , mau ngecek lagi ada di bab berapa juga lupa, ada yang inget heheheh







Nah kah terciduk juga tuh para orang jahat, siap2 klimaks ya gaeees dan kita akan segera berpisah dengan mereka tapi gak tau kapan update nya walau selalu di usahakan cepat.








selamat pagi dan selamat beraktifitas : sejutasatupena
9 September 2021









Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang