Bab 30

517 76 17
                                    

Ini masih bab gemuuus ya .. yang pengen nyubit Maheer dipersilahkan loh..









Happy reading ❤️

Dalilah POV

Saat ku balikan badan dan pergi menjauh ternya tak ada tangan yang mencegahku.

“ Mengapa Maheer” batinku, dan tanpa sadar air mataku mulai menetes.

“Aku membencimu” hatiku berkata

Ku tinggalkan dirinya mematung menatap kepergianku, ku percepat langkahku menuju kamar pribadiku.

Sesampainya di dalam kamar ku jatuhkan tubuhku di atas ranjang besarku dan menangis sejadi-jadinya.

Berkali-kali hatiku terluka karenanya , berkali-kali pula ku mengingatkan diriku agar tidak mencintainya , tapi tak bisa . Mengapa aku harus jatuh cinta pada pria seperti Maheer , cinta pertamaku.
.......

Beberapa hari ini baik Maheer mau pun Dalilah tidak saling bertemu , keduanya saling menghindar

Dalilah merasa canggung karena pernyataan hatinya, Maheer canggung karena tak bisa membalas perasaan Dalilah.

Seperti hari ini karena tidak ada kegiatan yang berarti Dalilah memutuskan untuk berkuda. Di istal istana dalilah sedang memberi makan kuda kesayangannya saat fajar datang mendekat.

“ Bagaimana harimu” tanya  Fajar

“ Baik “ jawab Dalilah tanpa memalingkan wajahnya , ia terus saja mengelus Surai kudanya.

“ mau berkuda denganku” kali ini Dalilah menoleh kearah fajar

“ Ehmmm oke , bantu aku mengeluarkan Ozil dari kandangnya“ itu adalah nama kuda Dalilah

“tentu” jawab Fajar membuka pintu kandang Ozil.

Mereka berjalan keluar kandang membawa kuda masing-masing.

“ Kenapa kau terlihat murung Dalilah” tanya Fajar

“ Aku! murung? Tidak , dari mana kau merasa aku jadi seorang wanita pemurung?” Dalilah terkekeh pelan.

“ euumm oke anggap saja aku salah..ayo aku bantu kau naik” Dalilah di bantu Fajar menaiki kuda Arab yang gagah itu, setelah itu baru Fajar menaiki kudanya

Disisi lain istal istana Maheer dan Ratu Khofifah sedang berjalan-jalan dipagi itu

“ istana anda sangat indah Ratu” puji Maheer

“ kau terlalu memuji pangeran” sipu Ratu “ semoga anda nyaman berada disini”

“ tentu saja .. disini ...” gantung Maheer karena fokusnya teralihkan kearah lapang dimana Dalilah sedang tertawa bersama Fajar , tawa itu sangat lepas seolah Dalilah sedang sangat bahagia.

“ Ehmmm” Ratu berdehem dengan terseyum, Ratu merasa Maheer sudah tertarik kepada putrinya Dalilah dan ia bahagia untuk itu.

“ maaf Ratu , tadi aku berkata apa “ Maheer menjadi salah tingkah dan ratu menaikan tangannya menutup mulutnya karena tertawa.

“ ah ya disini sangat indah , istana yang indah, aku sangat menikmati kebaikan Ratu kepadaku” Maheer berusaha mengabaikan dua manusia yang sedang berkuda bersama “ istal yang bagus Ratu” mereka berhenti didekat istal.

“ pangeran apa ingin melihat koleksi kuda kami” tanya Ratu Khofifah

“ eh..ah ya.. tentu... Di Alhaya kami pun memiliki kuda Arab terbaik, dan kuda poni “ kekeh Maheer pelan.

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang