Bab 35

474 68 14
                                    

Update



Sepertinya kebersamaan kita disini tinggal beberapa bab lagi..udah ada pencerahan endingnya, kira-kira bakalan happy ending apa sad ending ya.. vote ya jangan lupa.




Happy reading ❤️

Dokter Faisal datang memeriksa Sulaiman dengan seksama, saat ini ia tengah membuka kelopak mata Sulaiman menyinarinya dengan senter yang dibawanya , namun seolah tak ada kehidupan dimatanya. Ratu Khofifah menunggu dengan harapan.

" Bagaimana dokter?" Tanya Khofifah

Dokter sedang mengecek laju cairan infus yang mengalir di selang , lalu ia berbalik ke arah Khofifah " belum ada tanda-tanda dari Yang Mulia , Ratu" sesal Dokter

" Tapi aku merasakan bahkan melihat jemari Yang Mulia Sultan Sulaiman bergerak " kekeh Khofifah

Dokter Faisal diam sejenak sebelum akhirnya ia membuka suara " saya berharap ini adalah kabar baik Ratu, tapi nyatanya Yang Mulia Sultan Sulaiman tetap tidak ada reaksi setelah saya periksa, untuk pasien yang mengalami koma memang beragam kondisi , itu mungkin salah satu reaksi alam bawah sadarnya " Khofifah yang sebelumnya merasa senang kini hanya bisa mematung mendengar penjelasan dokter

" Apa dia akan bangun dokter, mungkin suatu saat nanti" Khofifah mencari secercah harapan

" kemungkinan itu ada Yang Mulia Ratu" jawab Dokter Faisal

Khofifah menghela nafasnya " Baiklah , terima kasih Dokter " ucap Khofifah

" Baik saya permisi Ratu kalo begitu" ucap dokter

" ya" Khofifah hanya menjawab dengan menerawang pikirannya saat ini sedang melayang-layang

" selalu teliti dalam tugasmu dan pastikan berjalan dengan semestinya" tegur dokter kepada perawat yang menundukan kepalanya lalu ia pergi.

Pertahanan Khofifah limbung ia terduduk di kursi , meremas kedua lengannya , sungguh hatinya seolah tercabik-cabik saat ini melihat suami yang di cintai ya terbaring koma

" Tuhan cobaan ini sangat berat untukku" lirih Khofifah " sembuhkanlah suamiku"

" Ratu apa anda baik-baik saja, lebih baik anda beristirahat , ingat kondisi anda" ucap perawat

Khofifah menggeleng " tidak aku tak ingin kemanapun, aku ingin selalu bersamanya, dan jika perlu mati bersamanya" perawatan yang mendengar perkataan Khofifah tak sanggup mengibur atau menjawab ucapan Khofifah, baginya ini sama rumitnya dengan keselamatan nyawanya

...........

Hari menjelang sore Dalilah dan Maheer baru saja tiba di istana.

" apa kau menyukai kegiatan hari ini" tanya Maheer

" Sangat suka , dan tak Basar menanti bangunan itu berdiri" seyum Dalilah memperlihatkan deretan giginya yang rapih

"maheer" lanjut Dalilah

" Ehmm" gumam Maheer

" apa kau tak ingin menikahi ku?" tanya Dalilah

Maheer terseyum lembut kearah Dalilah " kau segalanya bagiku Dalilah dan aku tak ingin berpisah darimu walau sedetik pun"

" Tapi kau tak menjawab dengan pasti Maheer... Apa kau mau menikah denganku" tanya Dalilah lagi

Wajah Maheer berubah tak terbaca dan seperti orang yang sedang berpikir keras akhirnya Maheer menjawab pertanyaan Dalilah " aku ingin menikahimu Dalilah"

Seyum Dalilah semakin lebar dan mendengar jawaban Maheer membuatnya semakin bahagia.

" Dalilah ... " panggil Maheer wajahnya serius sekarang

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang