Bab 13

699 74 2
                                    

Update ya dan Mimin cuma mau bilang ini adalah funfic ya jadi kalo ceritanya agak terlalu atau terkesan berlebihan sekali lagi ini Funfic mimin yang berimajinasi terlalu w.o.w hahahaha...





Update






Update





Happy reading ❤️❤️❤️❤️


Dalilah terbangun dengan perasaan segar , ia merasa sofa ini sangat nyaman, Dalilah menggeliatkan badannya , matanya masih terpejam , tangannya meraba sisi kanannya , ia berpikir mengapa sofa ini sangat luas, lalu ia mengerjapkan-ngerjapkan matanya dan menyadari satu hal. Ia berada diatas ranjang. Kantuknya tiba-tiba hilang seketika, Dalilah duduk dengan cepat ia menoleh kearah samping ranjangnya yang kosong dan ia membuka selimutnya mengecek keadaan dirinya. Ia masih mengenakan baju tidur mini yang dilapisi kimono.


Maheer tidak ada disamping Dalilah dan sejak kapan ia pindah keatas ranjang. Apa jangan-jangan Maheer yang mengangkatnya keatas ranjang. Apa dia tidur seranjang lagi dengan Maheer, laki-laki itu sangat keterlaluan, pikir Dalilah, ia merasa ternodai walaupun Maheer tak melakukan apapun, jelas ia menolak tidur seranjang dengan Maheer.


Sura Maheer terdengar dari teras didekat kolam renang sepertinya ia sedang bercakap-cakap dengan seseorang, pria ini sudah bangun ternyata. Tak lama terdengar suara ceburan , Maheer sepertinya sedang berenang pikir Dalilah.


Dalilah turun dari ranjangnya berjalan ke arah kolam renang. Dalilah berdiri di tepi kolam sambil menyilangkan kedua tangannya, menunggu Maheer muncul di atas permukaan kolam .


Maheer muncul dari dalam kolam renang ia mengusap kedua tangannya keatas kepalanya turun kebelakang rambutnya.


“ Selamat pagi Yara, apa tidurmu nyenyak” sapa Maheer


Dalilah cemberut “ kapan kau memindahkan ku keatas ranjang, tidak maksudku kenapa aku ada diranjangmu”


“ saat kau tidur, dan kau tidur seperti mayat , aku mengendongmu saja kau tak tahu” ucap Maheer “ oh dan kau harus diet, kau berat sekali seperti sekarung kentang”


Dalilah membelalakan matanya “ aku tidak berat, tubuhku ideal”


“ dan lihat jam berapa sekarang, kau pemalas untuk ukuran seorang wanita, bangunmu siang sekali” ledek Maheer


Tuhan apa dia tak pernah kehabisan ide untuk mengolok-olok ku, apa lagi ini dia memanggilku pemalas sekarang , Pikir Dalilah, ia mengeluarkan nafasnya lewat hidungnya , jika ini bukan dunia nyata mungkin dari semua lubang di kepala dalilah mengeluarkan asap Karna marah.


“ berjuta kali rasanya sudah ku katakan aku malas berdebat denganmu Maheer, percuma bicara denganmu ” Dalilah membalikan badannya pergi meninggalkan maheer


“ mau kemana kauu ,, berenang bersamaku,.biar otakmu menjadi dingin yaraaaa, ooooiii” Maheer manggil Dalilah. Lalu Maheer tertawa terbahak-bahak.


Tadi malam...


Setelah Dalilah memunggungi Maheer , tak lama setelahnya terdengar hembusan nafas lembut tanda Dalilah sudah tertidur, mungkin ini adalah hari yang berat untuknya. Maheer pun mengerti akan hal itu..


Bukan Maheer tak ingin pisah kamar dengan Dalilah, ia sanggup membayar semahal apapun biaya menginap untuk dua kamar bahkan sepuluh sekalipun. Maheer akan mempertimbangkan gadis itu untuk memiliki kamar sendiri setelah Ali sudah tiba disini.


Maheer merasa kasihan dengan Dalilah , walau sofa itu cukup empuk untuk ditiduri apa Maheer tega membiarkan seorang gadis tidur diatas sofa sedang dia tidur nyaman diatas ranjang, ia terlihat seperti pria bajingan.


Maheer menggoyangkan tubuh Dalilah , tapi gadis itu tak bergeming , sepertinya ia sudah tertidur pulas. Maheer dengan pelan-pelan mengakat Dalilah ala bridal style , gaun tidur itu memang sangat pendek, Maheer bisa melihat paha mulus milik Dalilah. Pegawai butik itu pandai memilihkan gaun tidur pikir Maheer. Dalilah kini sudah Maheer tidurkan diatas ranjang, sebenarnya Maheer tergoda tidur disebelah Dalilah , karna ranjang itu berukuran king size, Maheer tidur disebelah Dalilah pun , orang yang bersangkutan tak akan terusik bahkan terganggu. Tapi Maheer tahu memang sepantasnya ia tahu batasan , ia pria terhormat dan gadis itu pun begitu ,Maheer harus menghormati seorang wanita.


Maheer menyelimuti Dalilah, lalu ia berjalan di kearah sofa yang tadi Dalilah tiduri dan ganti Maheer lah yang tidur diatas sofa.


.........

Dalilah lebih memilih untuk mandi dikamar mandi, berendam air hangat merilekskan otot-otot tubuhnya dan juga otaknya. Pagi-pagi ia sudah dibuat sangat kesal oleh Maheer.


Setelah main busa dan Menganti air hangat ia mencelupkan seluruh tubuhnya kedalam air bening itu dan kali ini Dalilah memastikan ia tak kan di ganggu Maheer dengan mendobrak pintu kamar mandi. Tidak sampai lima menit Dalilah sudah naik keatas permukaan bathtub mengambil nafas.


Saat Dalilah selesai mandi ia mengenakan bathrobe , Dalilah membuka pintu sedikit ia menjulurkan kepalanya keluar, mengedarkan pandangan mencari Maheer , ia tadi masuk kamar mandi tanpa membawa pakaian ganti karna kesal.


“ oooii sarapan kita sudah datang “ teriak Maheer “ tak apa kau keluar menggunakan bathrobe aku tak kan menerkammu”


Dalilah keluar dengan menggunakan bathrobe , walaupun bathrobe ini lebih panjang dari gaun tidur yang ia pakai tadi malam tetap saja ia merasa tak nyaman jika bersama seorang pria.


“ Aku tak kan tergoda jika itu pikiranmu, aku tak tertarik padamu walau kau tak mengenakan sehelai benangpun” sekali lagi Maheer memanggil Dalilah “ temani aku sarapan”


Dalilah keluar dengan cemberut ia merapatkan bathrobe nya berjalan ke meja bulat dengan dua kursi saling berhadapan


Dalilah duduk di kursi kosong depan Maheer. Rambutnya ia gerai karna baru saja ia blow tadi.

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang