Bab 29

501 63 5
                                    

Siap baca bab ini kan, siapkan hati kalian ya



Update




Happy reading ❤️😘

Dalilah terkesiap saat ada tangan yang mengakatnya, dan saat ia mendongak ia tahu maheerlah yang mengendongnya. Debaran jantungnya bertalu-talu tak menentu. Disaat yang bersamaan iapun mendengar degup jantung Maheer yang berdetak cukup kencang.

Tiba-tiba Dalilah teringat lengan Maheer yang baru saja sembuh “ lenganmu , turunkan aku “

“ Diam” ucap Maheer singkat tanpa ekspresi. Akhirnya Dalilah diam saja.

Maheer membawa Dalilah keparkiran mobil dimana kendara mereka berada , Ali yang sudah menunggu disana baru-baru membukakan pintu , lalu Maheer mendudukan Dalilah di kursi penumpang dan masuk di arah satunya lagi.

“Apa kita kerumah sakit pangeran” tanya Ali saat sudah dikursi pengemudi.

“ tidak” ucap Dalilah cepat ia baru saja sadar dari trasnya “ aku baik-baik saja” namun Maheer meraih lengan Dalilah dan melihat telapak tangannya yang berdarah karena tergores lantai yang kasar.

“ Kau berdarah Dalilah” dingin Maheer

Mendengar suara Maheer seperti itu seperti ada air es yang menyiram hatinya , pria ini jelas sedang marah.

“ aku..aku..tak apa-apa” Cicit Dalilah.

“ Kita kembali saja ke istana “ perintah Maheer dan mobilpun melaju meninggalkan parkir.

Saat sampai di halaman depan istana Maheer turun dan menuju pintu Dalilah berada yang telah di buka Ali, ia kembali menggendong Dalilah

“ Aku bisa jalan sendiri Maheer” pelan Dalilah

“ Diamlah” masih dengan suara dingin

Para dayang dan penjaga memperhatikan mereka. Dan dari arah lain muncul Fatimah dengan berlari.

“ putri apa yang terjadi , apa putri baik-baik saja” tanya Fatimah hawatir.

“ bawakan kami obat luka, tangan putri terluka” perintah Maheer kepada Fatimah

“ Ba...baik pangeran” bungkuk Fatimah memberi hormat lalu berbalik meninggalkan mereka.

Maheer membawa Dalilah kekamarnya , ini kali pertama Maheer masuk kedalam kamar Dalilah, sangat feminim, ia mendudukan Dalilah di kursi panjang, ia lalu menyentuh lengan Dalilah membaliknya melihat bagaimana luka Dalilah.

“ Kau tak seharusnya mencampuri urusanku dengan sepupumu itu” ada nada marah di suara Maheer

“ Aku tak ingin melihat kalian bertengkar” ucap Dalilah

Maheer mendengus “ apa ini sakit” mengalihkan pembicaraan

“ Perih” jujur Dalilah

Maheer meniup luka itu , hembusan dingin mengenai telapak tangan Dalilah dan tak Cuma di telapak tangan yang terasa dingin perut Dalilah pun terasa dingin dan bergejolak serta jantung yang berdebar kencang

“ oh tuhan , aku bisa mati karena serangan jantung, ini tak baik untuk kesehatan mentalku” batin Dalilah

“ Hentikan pangeran” pinta Dalilah

Maheer mendongakkan wajahnya dan mengerjapkan matanya seolah bertanya tanpa kata 'kenapa'

“ Ehmmm.. aku tak apa-apa” Dalilah menarik tangannya menjauh dari tangan Maheer, wajahnya memerah

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang