Siap baca bab ini kan, siapkan hati kalian ya
Update
Happy reading ❤️😘
Dalilah terkesiap saat ada tangan yang mengakatnya, dan saat ia mendongak ia tahu maheerlah yang mengendongnya. Debaran jantungnya bertalu-talu tak menentu. Disaat yang bersamaan iapun mendengar degup jantung Maheer yang berdetak cukup kencang.
Tiba-tiba Dalilah teringat lengan Maheer yang baru saja sembuh “ lenganmu , turunkan aku “
“ Diam” ucap Maheer singkat tanpa ekspresi. Akhirnya Dalilah diam saja.
Maheer membawa Dalilah keparkiran mobil dimana kendara mereka berada , Ali yang sudah menunggu disana baru-baru membukakan pintu , lalu Maheer mendudukan Dalilah di kursi penumpang dan masuk di arah satunya lagi.
“Apa kita kerumah sakit pangeran” tanya Ali saat sudah dikursi pengemudi.
“ tidak” ucap Dalilah cepat ia baru saja sadar dari trasnya “ aku baik-baik saja” namun Maheer meraih lengan Dalilah dan melihat telapak tangannya yang berdarah karena tergores lantai yang kasar.
“ Kau berdarah Dalilah” dingin Maheer
Mendengar suara Maheer seperti itu seperti ada air es yang menyiram hatinya , pria ini jelas sedang marah.
“ aku..aku..tak apa-apa” Cicit Dalilah.
“ Kita kembali saja ke istana “ perintah Maheer dan mobilpun melaju meninggalkan parkir.
Saat sampai di halaman depan istana Maheer turun dan menuju pintu Dalilah berada yang telah di buka Ali, ia kembali menggendong Dalilah
“ Aku bisa jalan sendiri Maheer” pelan Dalilah
“ Diamlah” masih dengan suara dingin
Para dayang dan penjaga memperhatikan mereka. Dan dari arah lain muncul Fatimah dengan berlari.
“ putri apa yang terjadi , apa putri baik-baik saja” tanya Fatimah hawatir.
“ bawakan kami obat luka, tangan putri terluka” perintah Maheer kepada Fatimah
“ Ba...baik pangeran” bungkuk Fatimah memberi hormat lalu berbalik meninggalkan mereka.
Maheer membawa Dalilah kekamarnya , ini kali pertama Maheer masuk kedalam kamar Dalilah, sangat feminim, ia mendudukan Dalilah di kursi panjang, ia lalu menyentuh lengan Dalilah membaliknya melihat bagaimana luka Dalilah.
“ Kau tak seharusnya mencampuri urusanku dengan sepupumu itu” ada nada marah di suara Maheer
“ Aku tak ingin melihat kalian bertengkar” ucap Dalilah
Maheer mendengus “ apa ini sakit” mengalihkan pembicaraan
“ Perih” jujur Dalilah
Maheer meniup luka itu , hembusan dingin mengenai telapak tangan Dalilah dan tak Cuma di telapak tangan yang terasa dingin perut Dalilah pun terasa dingin dan bergejolak serta jantung yang berdebar kencang
“ oh tuhan , aku bisa mati karena serangan jantung, ini tak baik untuk kesehatan mentalku” batin Dalilah
“ Hentikan pangeran” pinta Dalilah
Maheer mendongakkan wajahnya dan mengerjapkan matanya seolah bertanya tanpa kata 'kenapa'
“ Ehmmm.. aku tak apa-apa” Dalilah menarik tangannya menjauh dari tangan Maheer, wajahnya memerah
![](https://img.wattpad.com/cover/262926158-288-k228402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅
Romanceberhubung banyak minta lanjut cerita Maheer , jadi Mimin akan bikin cerita ini , tapi slow update ya karna Mimin mau beresin cerita Camila dulu SPOILER... Perjodohan di timur tengah itu adalah hal yang umum tak hanya rakyat biasa tapi para bangsawan...