Bab 19

597 78 4
                                    

Hari ini bertepatan dengan idul adha...Selamat hari raya idul adha bagi teman-teman yang merayakannya







Update






Happy reading ❤️

Pria itu tengah memutar-mutar gelas yang ada di lengannya , isinya hanya tinggal separuh , bongkahan es batu besar didalamnya mulai mencair, hari masih siang untuk minum-minum tapi ia tak perduli. Ia masih sangat kesal dengan kejadian kemarin. Saat dia datang ke gudang itu ia melihat beberapa anak buahnya yang terikat dan beberapa tubuh tergeletak tak bernyawa. Kenyataan jika wanita itu lepas lagi dalam genggamannya sangat membuatnya kesal terlebih orang yang membebaskan buruannya adalah pria itu, pria yang selalu bersama Dalilah.

Langkah kaki membuyarkan lamunannya. Ia menoleh kearah suara sepatu itu mendekat dan ternyata ayahnya.

“ ada apa nak, sudah mabuk disiang hari” tanya Nasir

Saddam tertawa pelan “ aku belum menghabiskan satu botol wiski ini ayah , aku tak akan mabuk, tidak ada apa-apa hanya ingin minum saja , beberapa hari ini sangat membosankan” jawab Saddam

“ Apa di sana kurang hiburan nak” tanya Nasir kembali

“ aku sedang bosan bermain dengan wanita” jawab Saddam cuek

“ Lalu apa yang tidak membuatmu bosan nak” kembali pertanyaan dilontarkan

“ hemmm aku sangat penasaran dengan Purtri Dalilah ayah, dan aku belum bisa menemukannya” jawab Saddam jujur

Nasir sedikit terkejut dengan ucapan anaknya itu tapi sekaligus senang , anaknya berada dipihaknya untuk mendapatkan Dalilah. Dan Nasir harus segera menemukan Dalilah dan membuat rencana mendekatkannya dengan Saddam.

“ kami semua mencarinya nak, ayahpun tak mengerti mengapa putri sulit ditemukan” ucap Nasir

Tak lama bunyi ponsel Saddam mengalihkan perhatiannya , tenyata ada sebuah pesan masuk dan Saddam langsung membacanya. Ternya isi dari pesan itu dari anak buahnya yang mengatakan jika putri Dalilah telah kembali ke resort itu bersama pria yang menolongnya.


Rahang Saddam mengeras ia benar-benar kesal, fakta jika pria itu masih hidup sangat mengganggunya. Info dari anak buahnya di gudang berkata jika salah satu dari mayat yang tergeletak itu berhasil menebak pria itu membuat Saddam senang dan berharap pria itu mati, tapi nyatanya tidak.

“ Apa isi pesan itu , mengapa wajahmu terlihat marah” tanya Nasir

Apa saatnya dia berkata ia tahu dimana Dalilah dan meminta bantuan ayahnya. Ya dia harus meminta bantuan ayahnya, Saddam menetralkan wajahnya kembali

“ Ayah aku mendapat informasi dimana putri Dalilah berada” jawab Saddam

Terlihat raut wajah senang terukir diwajah Nasir “ benarkah?”

“ Ya..lalu jika ayah tahu dimana putri Dalilah berada , apa yang akan ayah lakukan, menculiknya dan memaksa dirinya menikahiku?” tanya Saddam kembali dengan minumannya

“ mungkin “ jawab Nasir “ dengar nak jika dia menikahimu jalan kau menjadi Sultan terbuka lebar, lalu siapa yang dapat menghentikan kita”

“ aku pikir ayah bekerja sama dengan tuan Jafar , aku tahu ayah membuat rencana bersamanya, bukan hanya kita saja yang menginginkan Dalilah dan posisi Sultan, aku rasa” Saddam meminum habis sisa minumannya yang ada di gelasnya

“ tuan Jafar itu sangat cerdik , harus ayah akui, dia bisa mendapatkan posisi Sultan walau hanya sementara, ayah yakin dia sudah melakukan sesuatu di istana, tapi kita harus lebih cerdik lagi anakku, untuk apa menyingkirkan musuhnya agar dia mendapat posisi Sultan namun jika kita bersama musuhnya, maka kitalah yang akan mendapatkan posisi Sultan itu” smirk muncul di wajah Nasir kentara sekali ia sangat meremehkan Jafar

“ Ayah memang pria luar biasa “ puji Saddam

“ bagaimana ayahmu bisa sampai di posisi sekarang jika ayah tidak pintar nak” ucap Nasir ... “ tapi dengar baik-baik , apa yang ayah lakukan ini adalah demi kalian , bisnis ini untuk kalian, harta dan tahta ini nantinya memang untuk kalian, dan ayah tak ingin membaginya dengan orang lain selain keluarga kita”  lanjut Nasir

Saddam tahu apa yang ayahnya lakukan memang untuk keluarganya , ayahnya memang penjahat dari dulu mungkin sebelum ia lahir profesi ayahnya memang penjahat kelas teri, preman jalanan, penjahat pasar tapi dari satu pasar kepasar lainnya , dari penjahat tempat parkir ke tempat parkir lainnya semakin besar dan semakin banyak pengikut. Yang Saddam ingat ayahnya semakin kejam saat ibunya meninggal , ayah hanya preman jalanan yang tak memiliki uang dan saat ibu butuh dokter tak ada satupun rumah sakit yang ingin menolong karena ayah tak memiliki uang, dan ibunya tak tertolong. Kematian ibunya membuat dampak yang luar biasa bagi ayahnya. Ayahnya tak mengenal rasa takut , ia bisa membunuh seseorang dan itu ia lakukan demi mendapatkan apa yang diinginkannya. Nama besar mengikutinya setelah itu didunia kotor dan gelap ini tak ada yang tak mengenal Nasir Abbas.

Saddam hanya berasumsi jika ayahnya sangat menyesal dengan kematian ibunya, walau Saddam tak ingin mengakuinya mungkin ayahnya sangat mencintai ibunya.. tiba-tiba saja Saddam mendengus memikirkan kata cinta, tak ada cinta di dunianya yang hitam. Dan ayahnya tak pernah mengajarinya cinta , ia hanya mengajari bagaimana cara mengambil dari orang lain, menjadi kejam dan tak berkemanusiaan. Ayahnya berkata uang adalah segalanya dengan uang kehormatan datang kepadamu dan dengan uang kau bisa mendapatkan apapun didunia ini.

“ dimana gadis itu nak” tanya Nasir

“ Dia ada di resort di pinggir kota ayah” jawab Saddam

“ Aaah ya ayah tau resort itu” ucap Nasir , lalu ia mengabil ponsel dan menelepon seseorang.

........

“ Oke kita deal lalu apa yang akan kau lakukan sekarang” tanya Maheer

“ Berikan ponselmu, aku akan menelepon ibuku sekarang juga dan kita akan ke istana hari ini juga” jawab Dalilah

“ caranya?” tanya Maheer

“ kami tak sepenuhnya ditinggalkan Maheer, masih banyak orang-orang yang loyal kepada kami, tidak semua anggota klan dan dewan yang tak berpihak kepada kami, pendukung ayahku masih ada disana , militer bersama kami” jawab Dalilah, dan Maheer menganggukan kepalanya sambil berpikir

“ jika kalian memiliki kekuatan militer ,mengapa tidak langsung menangkap pamanmu saja, mudahkan?” ucap Maheer

“ studimu apa Maheer ?” Maheer hanya mengakat sebelah alisnya , kentara sekali jika dia merasa di remehkan secara pendidikan “ aku mengambil jurusan ilmu politik, dan pamanku jelas melakukan politik, jika ia terang-terangan melakukan kudeta mungkin ia sudah ditangkap. Tapi pasti ada sesuatu sampai ibu tak bisa membuktikan pamanku melakukan kudeta” jawab Dalilah tak sabar dengan kebodohan Maheer.

“ jika kau ingin kembali kita hanya perlu naik kendaran dan pergi sekarang” Maheer mengangkat bahunya seolah-olah itu mudah dan memang mudah mengapa harus mengambil yang sulit

Dalilah menghela nafas “ ya mudah memang mudah , tapi bila kau di segap tiba-tiba di jalan tanpa keamanan bagaimana, jika kejadian tempo hari terulang kembali bagaimana, lalu bila aku dilenyapkan saat itu juga bagaimana”

“ Ehmmm baiklah “ ucap Maheer menimpali perkataan Dalilah.

Dalilah mendial no ibunya

.........

Ponsel Khofifah berbunyi dengan nomor yang tak ia kenal , Khofifah nyakin jika ini pasti adalah Dalilah

Perawat yang mendampingi Khofifah dikamar Sulaiman melihat kearah Khofifah dengan sembunyi-sembunyi kentara sekali ingin tahu siapa yang menelepon Khofifah, dan Khofifah tidaklah bodoh, saat ini tak ada satupun yang dapat dipercaya olehnya.

“ kau bisa pergi, infusan Yang Mulia sudah kau ganti , sisanya biar aku yang urus “ ucap Khofifah penuh wibawa.

Ada keraguan dari perawat itu “ tapi Yang Mulia Ratu..bila anda tiba-tiba butuh bantuan, hamba...” Khofifah mengangkat sebelah tangannya “ baik Yang Mulia Ratu , saya permisi, panggilan hamba akan segera datang” dan Khofifah hanya menjawab dengan anggukan sombong

Sepeninggalnya perawat itu dan ia memastikan tidak ada yang mendengar barulah ia menjawab telpon tersebut

“halo” ucap Khofifah

“ibu.. syukur kau menjawabnya” jawab Dalilah

“bagaimana kabarmu nak apa semua baik-baik saja” tanya Khofifah

“ Paman..” ucap Dalilah

“Ya .. pamanmu menjadi Sultan sementara waktu sampai ayahmu sadar” jawab Khofifah

“ Aku akan pulang ibu..aku akan mengambil hakku , melawan paman” ucap Dalilah

“ tapi.. Nak” ragu Khofifah ia hawatir jika Dalilah ada di istana itu akan menyeretnya dalam bahaya.

“ Aku tak sendiri ibu.. aku bersama pangeran...ehmm pangeran Maheer, dia akan menjagaku” ucap Dalilah

Kening Khofifah mengerut “ pangeran Maheer..bagaimana bisa kau sedang bersama pangeran Maheer nak” tanya Khofifah

“ ceritanya panjang ibu,, pangeran Maheer telah menolongku dan ia akan membatuku.. tenang ibu semua akan baik-baik saja” potong Dalilah sebab ia mendengar ibunya akan memotong pembicaraannya “aku ada di resort , bisakah jendral Murad menjemput kami sekarang juga, aku akan mengirimkan alamat resort ini, baik ibu aku tunggu “


“Baiklah nak , jendral Murad akan menjemputmu sekarang juga, jaga dirimu “ ucap Khofifah lalu menutup teleponnya

Setelah ia menutup telepon dari Dalilah ia lalu menelpon jendral Murad , ia adalah kepala militer kotanya, Sulaiman sudah memintanya mencari Dalilah sebelumnya dan ia tahu Dalilah kabur dari istana, walaupun secara berkala Khofifah menghubungi Jendral Murad dengan kegelisahan berkonsultasi Tetang Jafar yang menurutnya ingin melakukan kudeta dan dengan tegas berkata jika Khofifah memerintahkan untuk melakukan pembersihan maka Jendral Murad akan langsung melakukannya. Tapi Khofifah merasa khawatir ia tak ingin ada perang saudara , tak ingin meresahkan warganya , terlebih Dalilah jauh dari perlindungannya, takut jika ia memerintahkan pembersihan maka keselamatan Dalilah dipertaruhkan. Dan Jafar pun melakukannya dengan sangat rapih dan legal , ia mengambil alih dengan cara yang sangat cantik melalui rapat dewan dan klan , banyaknya suara yang mendukungnya membuat Khofifah tak bisa berkutik untuk saat ini ditambah kesehatan Suaminya yang belum ada titik terang kapan akan siuman.

“ halo Jendral Murad , putri Dalilah sudah ditemukan , kerahkan orang-orang terbaik anda untuk menjemput dan menjaganya Sampai kemabali ke istana, aku akan mengirim alamatnya ,, dan terimakasih Jendral Murad anda berada disamping Yang Mulia Sulaiman sampai saat ini” Khofifah menutup telepon setelahnya , ia tak sabar menunggu kedatangan anaknya hari ini.

.....

“ beres, kita akan bersiap sekarang juga..mungkin 30 menit atau 1 jam dari sekarang tuan Murad akan datang, jadi kita berkemas sekarang” ajak Dalilah

“ aku rasa itu tugasmu berkemas Putri” ada nada mengejek dari ucapan Maheer “ tanganku terluka dan ini tanggung jawabmu”

“Aku ini putri Hameera , Maheer, dan kau tahu siapa diriku sekarang” Dalilah mendelik tak senang kepada Maheer

“ aku tak perduli itu, dan kau tak berada di istana “ senyum smirk tergambar di bibir Maheer

“ Kau bisa menyuruh orang-orang diluar sana , atau Ali” ucap Dalilah

“ Aahh.. tidak itu tugasmu, selama tanganku belum sembuh kau bertugas merawatku dari membereskan barang, mengurus keperluanku , makanku dan lainnya , anggap saja ini sebagai ucapan rasa terima kasihmu padaku karena terluka menolongmu” Maheer mendudukan dirinya dengan santai di sofa empuk kamar itu

“ iiish..” pria itu benar-benar membuat kepala Dalilah berasap , ia pikir setelah semua terungkap sikapnya akan berubah lebih baik,nyatanya tidak..Maheer adalah pria arogan yang egois pikir Dalilah.

Dalilah beranjak dari duduknya dan mengambil koper dan membereskan barang-barang mereka berdua. Sesekali Dalilah melirik kearah Maheer kesal tapi pria itu hanya memainkan ponselnya

Maheer melirik kearah Dalilah, ia sedang berpikir apa tindakannya sudah benar dengan menolong Dalilah mengantarnya kemabali ke istana, apa bijaksana terlibat dengan urusan interen istana Hameera yang pelik ini. Kudeta. Tuhan semoga keputusanku tepat. Batin Maheer.

Setelah 25 menit berlalu pintu kamar di ketuk dan Ali datang dengan membawa stelan jas terbaik “ tuan saya sudah menyiapkan jas yang tuan minta” ucap Ali

“ bagus, bantu aku berganti pakaian, kita akan ke istana Sultan Sulaiman” Ali terperangah mendengar ucapan pangerannya, ia memang mendapat pesan dari Maheer untuk mengemas barang-barangnya dan menyiapkan jas terbaik untuk tuannya tapi tidak tahu jika ia akan mengunjungi istana Sultan Sulaiman.

“ Tenang Ali , sekarang aku akan mengenalkan diriku sesungguhnya kepada mereka” wajah horor Ali terpancar dari wajahnya “ kau harus berkenalan dengan seseorang , kenalkan dia adalah putri Dalilah, putri dari Yang Mulia Sultan Sulaiman “ Maheer menunjuk kearah Dalilah dan Ali dobel terkejut , apa ini pikirnya

“ Tenang Ali , semua akan baik-baik saja,, dia memang putri Dalilah , dia kabur saat akan bertemu dengan kita tempo hari dan aku menemukannya” terang Maheer

Pantas ia merasa ada yang aneh dengan wanita ini, seolah hantaman keterkejutan yang membuat mata Ali membulat , apa selama ini mereka berhubungan , dalam artian hubungan khusus.

Melihat Ali melamun Maheer berdehem, mengaburkan lamunan Ali.

“ jangan berpikir yang tidak-tidak” ucap Maheer seolah bisa membaca pikiran Ali “ semua akan baik-baik saja percaya padaku” lanjut Maheer menenangkan.

“ Baik sudah selesai “ gumam Dalilah menepuk kedua tangannya

“ Salam putri” Ali membungkuk memberi hormat kepada Dalilah

“Santailah Ali , tidak perlu terlalu formal hanya ada kita bertiga disini” ucap Dalilah berjalan mendekat lalu menepuk bahu Ali , walau tidak kencang tapi efeknya membuat Ali semakin membungkuk “ ya tuhan Ali santai” kikuk Dalilah melihat kegugupan Ali

“ Jadi Maheer apa Ali akan ikut serta dengan kita” ambigu Dalilah

“ cukup antara kita saja , manis” goda Maheer memberikan cengirannya dan Dalilah hanya menganggukan kepalanya “ jika semua sudah selesai lebih baik kita tunggu di lobby saja” ajak Maheer

“ Biar saya saja putri yang membawa koper Anda dan pangeran” Ali segera mengabil koper yang akan ditarik Dalilah

“ terima kasih Ali “ ucap Dalilah

“ Sudah seharusnya putri” Ali memberi seyumannya.

.....

Diluar sana iring-iringan mobil tengah melaju kepinggir kota, menuju tempat Dalilah berada, rombongan itu terdiri dari Jeep terbuka yang melaju didepan satu dibelakang dengan empat orang satu supir tiga mengenakan seragam coklat lengkap dengan senjata Laras panjang, dibelakangnya lagi mobil SUV hitam dengan kaca hitam legam dan mengekor sebuah Jeep lainnya dan dua truk dengan tutup dari kanvas berwana senada yang di dalamnya duduk berderet para tentara yang juga membawa senjata lengkap. Sang Jendral berada di kendaraan terdepan , dengan percaya diri dan seolah-olah memperlihatkan kekuasaan dan ketangguhannya.

Kenadaraan militer itu akhirnya masuk ke halaman depan resort itu dan Sang Jendral yang turun pertama kalinya di susul tentara lainnya.

Sontan kedatangan Jendral membuat geger pekerja Resort, tentu saja membuat mereka ketakutan ditambah tentara yang membawa senjata lengkap.

Menejer Resort keluar dengan tergesa dan gugup , menghadap ke hadapan Sang Jendral.

“ Sa..sal..am Tuan “ tentu saja menejer itu langsung mengenali siapa yang ia hadapi Jendral besar negrinya Jendral Murad “ ada.. yang .. bisa.. saya lakukan untuk anda Tuan”

Jendral menatap pria yang ada di hadapannya dibalik kacamata hitamnya dan dengan raut wajah seram. Namun sebelum Ia sempat mengeluarkan suaranya seorang wanita berjalan menghampiri mereka berdua dan mengekor beberapa pria dibelakangnya .

“ Putri” ada seulas senyum yang tersimpul di wajah sangar itu sambil menganggukan kepala dan membuka kacamata hitamnya tanda hormat kepada putri Dalilah, dan para tentara yang ada belakang Jendral menghentakan kaki serempak memberi hormat

Menejer Resort dengan cepat memutar kepalanya dan mendapat keterkejutan untuk keduakalinya. Ia terkejut Resortnya didatangi oleh seorang putri dan tak ada satupun yang tahu tentang kedatangan tamu penting seperti ini.. keringat dingin semakin membanjiri keningnya, putri yang ada di Resort dan sebatalion tentara dan Sang Jendral , habislah batinnya

“ Pu..puut..Putri “ gugup Menejer itu “ Salam tuan putri” ia lalu membungkuk memberi salam lalu menundukan kepalanya.

“ Selamat siang Jendral Murad, senang bertemu anda “ ucap Dalilah memberikan seyuman manisnya.

“ selamat siang tuan putri , saya jauh lebih senang bertemu dengan anda, kami mencari anda dalam beberapa hari ini dan anda bersembunyi dengan sangat baik” jawab Jendral

Dalilah terkikik “ aku memang sedang berlibur dan ponselku hilang” ....”  dan aku baru mendengar kabar ayah jatuh sakit sayang sekali aku baru mendengar kabar itu” ada nada penyesalan dalam suara Dalilah

“ tenanglah putri semua akan baik-baik saja dan anda akan segera bertemu dengan Yang Mulia Sultan” ucap Jendral menenangkan 

“ ya “ angguk Dalilah dengan sedih

“ Ehemm” suara deham seseorang menginterupsi percakapan mereka berdua.

“ Oh..aku sampai lupa “ nada suara Dalilah kembali berubah “ perkenalkan Jendral , ini adalah pangeran Maheer dari Alhaya “ Dalilah memperkenalkan Maheer

Jendral menjulurkan lengannya dan Maheer membalas salaman itu denga tangan yang tidak terluka “ saya Jendral Murad “

“ Maheer,  Maaf tangaku yang kanan sedang terluka” sopan Maheer

“ tidak apa pangeran “ jawab Jendral dengan suara yang berwibawa.

“ pangeran Maheer akan kembali bersama kita ke istana   Jendral”. Terang Dalilah

“ baiklah putri mungkin sebaiknya kita bergegas kembali , karena Yang Mulia Ratu sangat khawatir kepada anda putri” ucap Jendral.

“baiklah” angguk Dalilah

Tak jauh dari sana ada beberapa mobil yang berhenti sebelum pintu masuk area Resort. Salah seorang penumpang yang berada di mobi paling depan mendial sebuah nomer diponselnya dan terhubung dalam deringa. Ke tiga.

“ Hallo tua.. di depan Resort berkumpul para tentara tuan , mungkin satu batalion ada disana dan saya melihat putri Dalilah sedang berbicara dengan Jendral Murad, bagaimana ini tuan?” tanya orang itu

Terdengar umpatan di dalam ponsel itu “ sial!! Kita kalah cepat ,putri sudah di temukan lebih dulu oleh Jendral, tinggalkan tempat itu” ucap pria disebrang telopon itu

“ baik tuan” Jawab pria itu lalu menutup ponselnya dan ia memberi perintah dengan jarinya agar berputar balik , sangat bahaya jika mereka tertangkap dan jika tertangkap entah siapa anak buah mereka pasti akan bersuara menyeret nama tuan mereka.

❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️

Done untuk bab ini...


Maaf ya baru update, tapi memang lagi agak buntu ide jadi butuh waktu lama buat nyelesein hanya satu bab aja.. tapi kalo ide ngalir pasti ko cepet update bukan sengaja gantingin atau di simpen2 . Semoga kalian suka ya dan masih setia menunggu cerita aq..



Aq seneng deh baca komen kalian, bener-bener ngehibur banget buat Mimin , beneran kaya mood booster.jadi tinggalin komen ya biar Mimin seneng .. ❤️❤️😘


Salam rindu setujasatupena
20 Juli 2021

















Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang