Bab : 18

827 100 31
                                    

Maaf baru update karena banyak hal terjadi di hampir sebulan terakhir ini, temenku kena covid dan dia terpaksa membatalkan pernikahannya, trs om ku meninggal karena covid dan itu juga kena satu rumah Tante dan anaknya, walau indikasi tertular dari anaknya yang kebeneran abis keluar rumah entah nagapain, dan beberapa orang terdekat lainnya yang kena covid ,sedih dengernya belum lagi suamiku yang tiba-tiba sakit flu berat dan aku Parno banget dia covid. Doakan cepet sembuh ya karena satu kata amiin dari kalian yang tulus mungkin akan sampai kepada yang maha kuasa.

Seriusan ya bukan aq sok lebai tapi klo gak penting banget jangan keluar rumah, selalu patuhi pokes, aku aja jadi gak bisa ketemu ibuku.

Aku bener-bener berusaha mengalihkan kesedihan dan rasa parno aku lewat menulis walaupun gak bisa konsen 💯 persen , mudah2an tulisan aku ini masih dapet feelnya buat kalian

Satu lagi tulisan ini didedikasikan bagi readerku yang kemaren vote komen walau gak banyak tapi aku beneran menghargai itu, aq ambil suara terbanyak aja ya dan yang volingnya kalah tetep ko aq cantumin nama kalian disini..

Terimakasih buat :

@sam_ammf
@EmHardy0
@akunsemuaoke
@sunnisunday
@Ayuwidibasuki
@Nurliana8
@nfitrianii
@syahrezha27




Happy reading ❤️

Ali sudah kembali saat dalilah menyelipkan fotonya di saku celananya.

“ Nona saya bawakan baju ganti” karena Dalilah masih mengenakan piama.

“ Terimakasih Ali” Dalilah memberikan seyum kepada Ali

Setelah membersihkan diri Dalilah ikut duduk disofa bersama Ali. Sesekali Ali selalu melirik kearah ranjang dimana Maheer sedang tertidur dan masih ada selang yang menancap di tangan Maheer , dokrer berkata setelah kantung darah kedua ini habis makan Maheer tak harus ditranfusi darah lagi.

“ Tenanglah Ali Maheer hanya tertidur, dia mengalami hari yang berat , kita semua mengalami hari yang berat, dia akan baik-baik saja itu yang Dokter katakan” Dalilah melihat kegelisahan Ali

Ali hanya memberikan seyum hambar, dari tadi ia hanya meremas-remas kedua tangannya tanda gelisah, Ali mengambil remote televisi yang menyalakan televisi besar yang memang disediakan oleh rumah sakit sebagi fasilitas yang mereka berikan. Ali mengganti-ganti channel televisi sampai ia berhenti di saluran yang menunjukan seorang reporter yang sedang live didepan istana

“ pagi pemirsa pagi ini saya sedang berada di depan istana Kesultanan Hameera didalam sana sedang terjadi rapat luar biasa anggota dewan Hameera dan para klan” ucap reporter itu “ isi dari rapat luar bisa ini mengagendakan tentang usulan pemindahan kepemimpinan sementara dari Yang Mulia Sulaiman bin Jassim Al Haqq kepada pamannya tuan Jafar Fadillah bin Jassim Al Haqq dikarenakan Yang Mulia Sulaiman dinyatakan koma, dan Yang Mulia Ratu Khofifah tidak bisa menggantikan Yang Mulia karena beliaulah yang akan merawat Yang Mulia Sulaiman, dan kepemimpinan ini akan  Berakhir   jika Yang Mulia Sulaiman  kembali pulih,, Masyarakat Hameera berharap dan berdoa jika Yang Mulia Sulaiman kembali seperti sedia kala untuk kembali memimpin kota ini, saat berita di siarkan belum ada keputusan Tetang rapat hari ini, dan saya Tauseef melaporkan” Dalilah terkesiap melihat berita ini

Oh tidak , apa dia tak salah dengar , ayahnya koma, ibu? Paman Jafar, Dalilah terlihat sedih dan marah , terjawab sudah siapa yang ingin menyingkirkannya Paman Jafar lah yang mendalangi semua penculikan ini. Saat ini ia ingin segera kembali ke istana mengambil haknya dan melindungi keluarganya.

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang