Bab 34

469 61 4
                                    

Update



masih selow ya ceritanya , dikit-dikit ada pencerahan..tapi sudah akan mendekati klimaksnya.




Happy reading ❤️❤️😘



“ Aku tahu jika menjadi wanita di negara ini tidaklah mudah, banyak hal-hal yang masih dianggap tabu, seperti kesejahteraan , keselamatan , kesetaraan jender , dan lain sebagainya, maka dari itu aku bersama pangeran Maheer bersama-sama mendirikan AHCWF, kami akan berusaha membantu tidak hanya anak-anak tapi juga para wanita di kota ini untuk mendapatkan pertolongan dan pelayanan apapun yang mereka butuhkan, jangan ragu dan jangan takut kami siap merangkul kalian semua”

“Aku tahu aku masih harus banyak belajar , aku awam dengan banyak hal, namun  hatiku mengatakan aku mampu membawa perubahan kearah lebih baik demi anak-anak dan wanita di kota ini, mari bersamaku kita sama-sama menuju masa depan yang lebih baik “

Itulah penggalan pidato hari ini yang disiarkan di salah satu statsiun televisi di kota Hameera .

Jafar menggeram kesal , ia mematikan layar televisi yang sedang menyiarkan live peletakan batu pertama pendirian AHCWF. Ia mengbil ponselnya lalu menghubungi seseorang

“ Hallo tuan Nasir, apa kau melihat berita hari ini” tanya Jafar

“Ehmm” gumam Nasir

“Aku pikir kau bisa membantuku tuan, namun sayang sekali anda gagal mendapatkan putri sebelum ia kembali ke istana” ucap Jafar berusaha menahan nada bicaranya setenang mungkin

“ ini tak sepenuhnya salahku , tuan Jafar . Putri dari awal bersama pangeran Maheer kau pikir aku tidak melakukan apa-apa” jawab Nasir dingin “ jika kau ingin melakukannya sendiri silahkan tuan , aku tidak akan ikut campur lagi” ancam Nasir

Jafar seolah bepikir “ bukan itu maksudku, tuan. Lagipula sayang sekali jika posisi tangan kanan Sultan ini tidak jadi milikmu, menjadi penasehatku. bayangkan tuan Nasir anda berada di istana berdampingan denganku sekaligus menjadi pimpinan khaif, aku sudah menjanjikan ini padamu jika aku berhasil mendapatkan tahta ini” manis Jafar

“ baiklah , tapi ingat tuan jaga bicara anda kepadaku. Kita dalam satu kubu saat ini “ ingat Nasir

“ tentu aku akan mengingatnya” jawab Jafar “ dan aku sangat berharap dalam kerja sama ini”

.......

Ponsel itu ia masukan kembali kepadalam sakunya .. ia cukup kesal dengan ucapan pria di sebrang telepon itu

“ kenapa kau kesal ayah” tanya Rami

“ Jafar ..” hanya itu yang ia ucapkan

“ Sebenarnya apa yang ia tawarkan kepadamu ayah?” tanya Rami

“ posisi yang semua orang impikan nak” jawab Nasir

“ Bisnis kita sudah sangat maju ayah, nama baik, kedudukan dan juga kekuasaan ,Apalagi uang sudah kita dapatkan, apa yang kurang ayah” tanya Rami

“ Kemuliaan anakku, aku ingin mendapatkan itu” jawab Nasir mematap Rami

“ ini terlalu beresiko ayah , bagaimanapun mereka itu bukan sembarang orang , keluarga kesultanan, jika kau ingin menggulingkan mereka, satu negri akan mencarimu ayah “ Rami mengingatkan

“ aku tidak akan mengincar posisi Sultan anakku, Jafar menawarkan aku menjadi tangan kanannya sebagai penasihat Sultan jika ia bisa merebutnya”

“ Dan kau membantunya” potong Rami

“ bantuan kecil, hanya bantuan kecil dengan imbalan besar “ jawab Nasir

Ayahnya sangat keras kepala , Rami hanya bisa menggeleng pasrah, jika ayahnya sudah berkeinginan maka bagaimanapun caranya ia harus mendapatkan nya.

“ Aku hanya berpesan untuk ayah berhati-hati” pesan Rami

“ Ayah tahu” jawab Nasir

..........

Dalilah dan Maheer sedang meletakan batu pindasi untuk pembangunan AHCWF dan beberapa kamera mengarah kearah mereka bunyi klik kamera saling bersautan, lalu mereka memberikan pidato singkat yang di awali oleh Maheer lalu Dalilah setelahnya

“ jangan ragu , jangan takut untuk menghubungi AHCWF kami akan siap membantu kalian,Dan mari bersama-sama kita bangun Hameera kearah lebih baik lagi, terima kasih” ucap Dalilah diakhir pidatonya sampai banyak tangan yang mengajukan pertanyaan walau sesi pidato singkat itu tidak ada agenda tanya jawab

“ putri apa benar anda menjalin hubungan khusus dengan pangeran Maheer , diluar kerja sama ini” tanya seorang reporter

“ Putri apa benar pangeran yang akan menjadi pendamping anda” tanya yang lainnya

“ putri, rumor mengatakan jika para anggota dewan dan klan tak setuju dengan pangeran Maheer menjadi penerus tahta Hameera” terus saja pertanya-pertanyaan saling bersautan.

“ putri jawab putri, putri” para reporter saling memanggil namanya

Dalilah hanya memberikan seyuman lalu melambaikan tangan kearah reporter

Juru bicara istana mengambil alih podium “ untuk hal-hal diluar AHCWF, bisa kalian tanyakan lain waktu”...” dan saya akan menjawab sebagai perwakilan pangeran dan putri untuk menjawab pertanyaan Tetang AHCWF, saya persilahkan”

Putri dan pangeran masuk kedalam tenda besar yang telah dipersiapkan, karena peresmian ini pun dihadiri oleh beberapa orang penting di Hameera dan juga para investor yang menyumbangkan uang mereka untuk membangun AHCWF.

Maheer menghapiri sahabat nya Akbar “ aku senang kau bisa hadir dan memberi donasi untuk Foundation kami Akbar” Maheer menjabat tangan Akbar

“ Sebuah kehormatan pangeran , untuk aku bisa membatu yayasan yang akan anda dirikan disini” formal Akbar dan Maheer tertawa mendengar ucapan Akbar

“ mengapa kau sangat formal kawan , seperti bukan dirimu” ucapa Maheer

Akbar pun ikut tertawa “ karena kau sedang naik daun di Hameera kawan,aku harus menjaga sopan santunku “ kekeh Akbar

“ Aku tahu aku ini sangat mempesona, jadi banyak media Hameera yang selalu meberitakanku” sombong Maheer

“ Ckckck” Akbar berdecak sambil menggelengkan kepalanya” kau tetap saja sombong, bagaimana keadaan istana, aku tak menyangka kau bersama putri Dalilah kawan”

“ Kacau, istana saat ini kacau Akbar , jelas sekali akan ada kudeta , jadi aku harus berhati-hati” jawab Maheer

“ Ayahku berkata jika anggota dewan dan klan pun saling bersitegang karena adanya dua kubu yang berbeda pendapat” ucap Akbar merendahkan ucapannya.

“ Informasi apa yang kau dapatkan Akbar “ tanya Maheer

“ Tuan Jafar sedang melobi beberapa klan tertua disini , meminta dukungan mereka” Sura Akbar semakin rendah “ jelas ini meresahkan para klan , Meraka ada yang mendukung , ada yang tidak dan sebagian berhati-hati dengan keputusan mereka apa akan mendukung atau tidak.. kau berharap jika Sultan Sulaiman cepat siuman, karena jika hanya Dalilah seorang yang berjuang itu tidaklah mudah , ia bisa saja di tumbangkan dan kaupun dalam bahaya,.hanya Yang Mulia Sultan Sulaiman yang dapat  meredam semua keraguan para klan”

“ Tapi menurut Dalilah militer masih dipihak kami, dan itu masih besar pengaruhnya,mereka sanggup melindungi kami Akbar” jawab Maheer sama berbisiknya

“ Ya.. dan ide cerdas ini pun menambah dukungan terhadap kalian” lanjut Akbar “ apa kau perlu menambah orang untuk mendampingimu di istana” tawar Akbar

“ Sudah cukup , tapi mungkin aku akan membutuhkannya nanti, dan terima kasih kau selalu membantuku” ucap Maheer

“ Tentu kita adalah teman” Akbar menepuk bahu Maheer

Dalilah menghampiri Maheer dan Akbar “ hai Hallo”

“ Hai.. Dalilah apa kau ingat Akbar “ tanya Maheer

“ Ya jika tak salah kita sempat bertemu di rumah sakit, tapi kita belum berkenalan secara resmi” jawab Dalilah

Akbar menjulurkan lengannya berjabat tangan dengan Dalilah “ aku Akbar,tuan putri senang bertemu dengan anda”

“ Dalilah” jawab Dalilah “ senang bertemu dengan anda tuan Akbar dan terima kasih sudah membantu pangeran Maheer” lanjut Dalilah

“ hanya Akbar , putri. Tak perlu menambah kata tuan di depannya , aku merasa jadi orang tua” kekeh Akbar

“ baiklah Akbar , dimana istri anda apa anda sendirian” tanya Dalilah

Akbar terseyum “ hanya saya sendiri putri, Belum menikah dan belum memiliki kekasih”

“ ternyata anda sangat selektif memilih pasangan atau anda sangat pemilih “ Dalilah balas tersenyum

“ Tidak putri , mungkin tak ada wanita yang tertarik bersamaku” balas Akbar

“ ah anda terlalu merendah,anda seorang pengusaha muda yang sukses dan  juga tampan tak mungkin tak ada wanita yang menginginkan anda” Akbar menatap Dalilah sedikit terpaku dengan pujian Dalilah   lalu tersenyum

“ kau mengodanya hah” Maheer mendekat kearah kuping Dalilah dan berbisik dan Dalilah hanya tetawa pelan menanggapi ucapan Maheer

“Akbar sepertinya aku dan putri akan menyapa tamu disana” ucap Maheer mengajak Dalilah

Dalilah dan Akbar tertawa menanggapi Maheer ,sebelum akhirnya permisi meninggalkan Akbar

“ Maheer dia itu temanmu,kau cemburu?” Dalilah berjalan disamping Maheer

“ Tidak cemburu, hanya tak suka melihatmu tertawa dengan pria lain selain aku” jawab Maheer datar

“ yang benar saja Maheer kau ini terlalu..” bisik Dalilah

“ Apa hah.. aku terlalu apa” Maher tersenyum kearah tamu yang lewat menyapanya memotong ucapan Dalilah “ kau jelas miliku Dalilah, kau wanitaku dan jangan coba-coba menguji kesabaran ku” bisik Maheer dengan wajah tersenyum

“Kau tahu Maheer tak ada pria lain dalam hatiku hanya dirimu, karena aku hanya mencintaimu” Maheer mengentikan langkahnya begitu juga Dalilah, kini mereka saling berhadapan , mata Maheer mencari-cari ke bola mata Dalilah ,.seolah menyakinkan ucapan Dalilah itu benar adanya.

“ Akupun sangat mencintaimu Dalilah” ucap Maheer yang hanya bisa didengar Dalilah seorang

Dalilah hanya tersenyum senang mendengar ucapan Maheer , tak pernah terpikir olehnya jika Maheer sangat seposesif ini, tapi ia suka. Dalilah merasa begitu besar cinta Maheer untuknya.

........

Ratu baru saja mematikan layar televisi yang menyiarkan berita tentang Dalilah. Ia sangat senang melihat apa yang di kerjakan oleh putrinya.

Dalilah kini semakin dewasa dan bersama pangeran Maheer mereka bersama-sama memajukan Hameera. Kali ini memang baru hal kecil tapi lama kelamaan mereka berdua bisa melakukan hal besar untuk Hameera, jika suaminya melihat ini ia pasti akan sangat bahagia dan bangga.

Khofifah yang duduk disamping ranjang suaminya lalu  menggenggam jemari Sulaiman , menciumnya.

“ Suamiku kau akan bahagia jika melihat putri kita, dia sudah dewasa sekarang” monolog Khofifah

“ Andai kau bisa melihatnya suamiku, bangunlah dan lihat mereka secara langsung”

“ suamiku kau tak salah memilih pangeran Maheer untuk menjadi pendamping putri kita, dan aku berharap jika keinginan terbesarmu untuk menyatukan mereka itu terwujud, aku tahu pangeran Maheer akan sanggup memimpin Hameera dengan baik sepertimu”

“ Bangunlah sumaiku , dengan begitu kau bisa merestui mereka , dan jika mereka ditakdirkan tuhan bersama kau harus menyaksikan mereka berdua bahagia suamiku, dan mungkin kau bisa menimang seorang cucu” mata Khofifah berkaca-kaca “ bangunlah sumaiku , kau berjanji akan selalu menemaniku hingga rambut kita memutih semua , berjanji jika siang dan malammu hanya untuk melihatku “ kini air mata itu menetes.

“ Mencintaiku setiap hari , ku mohon bangunlah “ Khofifah tergugu dalam tangisnya.

“ Tuhan sembuhkanlah suamiku, hanya kepadamu aku memohon , hanya kepadamu aku meminta belas kasihanmu” Khofifah meletakan keningnya di lengan Sulaiman sambil menangis

Tiba-tiba kepala Khofifah berdiri tegak , sebab ia merasakan seperti ada pergelakan di jemari Sulaiman.

“ Kau bangun suamiku” ...” kau bangun” sontan perawat yang sedari tadi hanya memperhatikan Khofifah bangkit berdiri , ia menghampiri ranjang Sulaiman, namun mata Sulaiman masih menutup

“ Suster aku merasakan jemari Yang Mulia Sultan bergerak” lalu suster mengecek jemari Sulaiman. Namun tak ada pergerakan yang di katakan Khofifah,

“ Anda hanya membayangkannya Ratu, hamba tak melihat apapun” ucap perawat itu namun hatinya tak tenang sebab jika Sultan bangun maka dia akan Kehilangan nyawanya, ia dan seorang perawat lainnya memang ditugaskan khusus untuk melihat perkembangan Sulaiman memastikan jika Sulaiman tetap tidak sadarkan diri. Jika ia lalai dan mendapati Sulaiman bangun maka Jafar tak segan meleyapkan nyawanya

Perawat itu mengecek selang impusan Sulaiman dan ternyata selang itu tersumbat dan entah berapa lama infusan itu tidak menetes , sebab didalam cairan infusan itu telah di tambahkan obat tidur. Dan ia buru-buru membetulkan selang infusan agar mengalir kembali.

“ Aku akan memanggil Dokter Faisal , Ratu, jika anda merasa Yang Mulia Sultan sadar “ ucap perawat itu gugup.

“ Yah .. kau benar panggil dokter sekarang juga, aku yakin aku merasakan jemari tangan Yang Mulia bergerak, panggil cepat” senang Khofifah

Dan perawat itu pun keluar dengan segera namun ia bukan menuju dokter Faisal tapi menuju ruang kerja Jafar

Perawat itu mengetuk pintu rauang kerja Jafar dan dari dalam terdengar seseorang berkata masuk

“ Tuan” ucap perawat itu..

“ Ada apa kau kemari” tanya Jafar

“ Yang Mulia Sultan Sulaiman .. Ratu merasa jika jemari Yang Mulia bergerak” lapor perawat itu takut-takut

“ Apa!!” Jafar berdiri dari duduknya “ panggil Dokter Faisal dan suruh dia menambah dosis penenang dalam cairan infus Sulaiman” bentak Jafar.

“ Apa yang kau tunggu cepat pergi dan sampaikan perintahku” marah Jafar karena perawat itu masih mematung ditempatnya dan setelah mendapat teguran Jafar baru perawat itu membungkuk memeberi salam lalu pergi.

❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️

Done bab ini


Aiiiish Maheer kalo udah bucin bawaannya cemburuan aja ya.










Nahloh perawatnya lengah , yang Mulia Sultan Sulaiman hampir aja sadar..o...o...o...









kecup manja sejutasatupena
30 Agustus 2021




Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang