Bab 23

560 79 5
                                    

Update ....


Update ....





Klo misal kalian menemukan nama yang gak singkron untuk pemeran pendukung lainnya , komen aja ya , serius aku suka lupa nama panjang mereka , makanya kalo nyari nama yang mudah di inget atau yang familiar aja , jangan lupa komen ya,.kalian jangan pelit komen donk sama Mimin





Enjoy your reading ❤️


Ruang pesta di sisi timur istana pagi ini sangat sibuk, para dayang sedang menyiapkan ruangan itu untuk pesta nanti malam

Ratu akan mengadakan penyambutan kepada pangeran Maheer dan juga Dalilah, hanya segelintir orang yang tahu jika putri kabur , kabar yang disebarkan adalah putri sedang berlibur dan kembali saat tahu Sultan jatuh sakit. Demi mengibur putri maka diakan pesta dan juga menunjukan jika istana dalam keadaan baik.

Namun ada rencana jahat yang sudah di siapkan oleh Jafar. Dan penghuni istana tidak menyadari jika Jafar benar-benar terobsesi dengan keinginannya menjadi Sultan di Hameera.

Di tempat lain ...

“ wah luar biasa , malam ini ayah di undang acara pesta di istana” Nasir berdecak membaca kartu undangan yang ada di tangannya

“ Wow undangan apa ayah” Saddam mengambil undangan itu dan melihat isinya lalu membacanya.

“ Jadi ini adalah pesta penghiburan untuk putri “ lanjut Saddam

“ ayah kira seperti itu karena rumor yang di sebarkan adalah putri sedang tak ada di istana karena sedang berlibur” jawab Nasir

“ Apa aku bisa ikut ayah” tanya Saddam

“ Kau tertarik ikut nak?” Nasir terkejut.

“ ya tentu ,, akan menyenangkan bertemu dengan putri Dalilah” ucap Saddam.

“ baiklah kau bisa ikut dengan ayah , mungkin sebaiknya kita membeli jas untukmu “ ajak Nasir

..........

Dokter istana sedang di kamar Maheer , memeriksa lengannya.

“ bekas operasi sudah mengering dan bagus pangeran, hanya tinggal penyembuhan dibagian dalam pangeran, sepertinya cukup dalam luka yang anda dapatkan” Ucap dokter

“ apa penyangga ini bisa di lepas untuk acara nanti malam dok, ini sangat mengganggu” tanya Maheer

“ mungkin bisa , asal anda tidak melakukan banyak gerakan yang terlalu berlebihan pangeran dan harap anda berhati-hati”.... “ maaf pangeran luka anda diakibatkan tembakan?” dokter bertanya hati-hati

“ Yah..ini luka akibat tembakan” jawab Maheer tanpa panjang lebar

“ maaf “ ucap dokter , ingin sekali dokter Faisal bertanya penyebab luka ini tapi sepertinya Maheer tak ingin berbagi dengannya, tapi hal ini membuatnya harus waspada, orang-orang di istana ini sedang berada di zona saling beradu pedang, bahkan lebih menyeramkan , mereka saling tersenyum tapi saling menikam. Hanya faishal yang tahu kebenarannya

“ tak apa dok” Maheer terseyum ramah.

“ pangeran bisa membuka penyangga ini mungkin nanti saat anda kan menghadiri acara pesta malam ini, namun sambil menunggu acara itu pangeran masih harus tetap memakainya, saya akan memberikan terapi selama seminggu kedepan setelah ini agar otot lengan Anda tidak kaku” ucap dokter

“ terima kasih Dokter , aku ingin segera menyingkirkan penyangga ini, ini sungguh tidak nyaman” keluh Maheer

“ Bersabar pangeran , ini tak akan lama , anda akan segera sembuh, baik pangeran saya sudah selesai memeriksa lengan Anda , saya akan mohon pamit “ ucap dokter

“ baik “ angguk Maheer

....

Dikamar Dalilah sedang memilih gaun untuk acara malam nanti.

“ apa ini bagus Fatimah?” tanya Dalilah menunjukan gaun berwana hijau

“ Bagus Putri “ jawab Fatimah

“ Bagaiman jika aku memakai warna Salem ini , apa ini cantik untukku “ lagi-lagi Dalilah bertanya

“ Cantik Putri “ jawab Fatimah

“huuuum kau tak bisa diajak memilih gaun Fatimah , semua kau bilang bagus dan cantik untukku” keluh Dalilah meniup nafasnya.

“ aku tidak bohong putri anda sangat cantik , jadi memakai gaun manapun anda akan terlihat cantik “ jujur Fatimah.

Dalilah berdiri didepan cermin besar sambil memegang gaun dedepannya dan melihat pantulannya cermin mana yang terasa cocok untuknya Pilihannya jatuh ke baju warna merah dengan model seperti mermaid yang di lengkapi jubah lengan panjang dengan warna senada.

“ aku akan memakai yang ini saja, bagaiman Fatimah” Dalilah membalikan badannya kearah Fatimah

“ luar biasa putri itu sangat cantik pasti akan cocok jika putri kenakan” jawab Fatimah , wajah Dalilah terseyum lebar ia tak sabar mengenakan gaun ini nanti malam.

“ Pangeran Maheer akan terpesona melihatmu putri , gaun itu benar-benar sangat cantik” tambah Fatimah

“ ha.. ha.. ha.. mungkin” ejek Dalilah , ia tak yakin Maheer akan terpesona kepadanya.

“ menurut tuan putri bagaiman pangeran Maheer ?” Fatimah bertanya

“ Bagaimana apanya?” Dalilah bertanya balik

“ pangeran Maheer sangat tampan putri, kau beruntung di jodohkan dengannya, apa kau menyukainya putri” mata  Fatimah berbinar membicarakan Maheer, terlihat ia sangat mengagumi maheer

“ Kami tak akan bersama Fatimah, kau tahu aku tak ingin dijodohkan, dan ia pun sama, jadi kami tidak akan menikah “ jawab Dalilah.

“ jadi tuan putri tidak menyukai pangeran Maheer, sayang sekali “ wajah Fatimah terlihat kecewa.

“ tidak dan diapun tidak . Mungkin kau bisa mengambil hatinya jika bisa” tawar Dalilah

Semburat merah muncul di wajah Fatimah “ aku ...? Tak mungkin putri, aku bahkan kalah cantik denganmu , mana mungkin pangeran Maheer akan menyukai seorang dayang sepertiku “ ucap Fatimah malu-malu

“ Maheer itu sangat modern Fatimah, ia akan menikah hanya dengan wanita yang ia sukai, tidak akan memandang status sosial wanita itu , jadi siapapaun wanita yang bisa mendapatkan hati Maheer bersiaplah menjadi putri di Alhaya “ terang Dalilah

“ Benarkah ?” wajah Fatimah berbinar.

“ yah .. mungkin “ jawab Dalilah

“ huuum kau bilang mungkin jadi tandanya itu tidak akan pernah terjadi, kau membuatku senang lalu menjatuhkannya putri , kau hanya menggodaku“ Fatimah membuang nafasnya dan cemberut.

Dalilah tertawa “ kau benar-benar menyukai pangeran Maheer?”

“ Tentu saja , para dayang membicarakan pangeran, siapa yang tidak terpesona dengan pangeran Maheer yang tampan” jawab Fatimah

“Ya Maheer sangat tampan , wanita manapun akan langsung jatuh cinta dengan ketampanannya , seperti akupun yang jatuh cinta kepadanya bukan karena ketampanannya tapi karena kebaikannya “ batin Dalilah ia teringat kejadian penculikannya yang berujung terlukanya Maheer

“ Putri apa kau benar-benar tidak menyukainya , apa anda buta Putri, pangeran sangat tampan “ Fatimah tidak percaya jika tuan putri nya tidak tertarik kepada Maheer

Dalilah mengerucutkan bibirnya menimbang lalu menggeleng “ tidak” bohong Dalilah

“ tapi pangeran ada disini dan kelihatannya ia pria yang baik putri dan bukannya kalian akan berusaha saling mengenal satu sama lain , jadi masih ada waktu untuk kalian bisa saling jatuh cinta kan putri” ucap Fatimah ia benar-benar mengharap tuan putrinya bisa menikah dengan pangeran Maheer

“ Darimana kau mendengar itu ?” tanya Dalilah

“ Dari para dayang yang berada saat jamuan makan malam “ jawab Fatimah

“ Ehmmm mereka pengosip” ucap Dalilah

“ putri berita kau akan di jodohkan dengan pangeran sudah beredar dikalangan para dayang dan penjaga istana ini , walaupun kami di tegur oleh kepala dayang untuk menutup muluk agar berita ini tidak boleh meyebar sampai keluar istana , karena ini belum di resmikan” terang Fatimah

Dalilah menepuk keningnya, selalu tak ada rahasia di dalam istana “ lain kali aku akan meyuruh para dayang menutup kuping mereka jika anggota istana sedang berbincang di meja makan” kesal Dalilah

“ aku tak sabar menanti pernikahan kalian putri” Fatimah  terlihat antusias kali ini Dalilah tidak menanggapi perkataan Fatimah .

....

Hari ini tak ada acara sarapan bersama karena sepertinya semua orang sibuk menyiapkan diri untuk acara nanti malam, dan seharian ini Maheer tak melihat Dalilah mampir ke kamarnya.

Dan hari ini hanya Ali yang selalu menemani Maheer , Ali jugalah yang membantu segala sesuatu yang Maheer butuhkan, Maheer sempat menolak dibantu dalam makannya , dan ia sangat kesulitan makan menggunakan tangan kiri karena tidak terbiasa, akhirnya Ali membantunya dengan menyuapi Maheer dan berakhir di suapan ke tiga

“ serius ini terasa aneh , cukup Ali selera makanku hilang” Maheer menggeleng saat Ali akan menyodorkan sendok keempatnya dan Maheer menolaknya.

“ apa aku harus memanggil putri Dalilah , pangeran. Jika anda merasa tak nyaman denganku?” tanya Ali

“ Tidak, dia sedang sibuk mempersiapkan acara untuk nanti malam, wanita” keluh Maheer “ dan dia sudah mengirim dayang untuk menyampaikan pesan padaku”

“ apa pangeran perlu aku panggilkan dayang wanita untuk membantu anda makan” Ali kembali berucap.

“ Tidak!!” entah Maheer lebih senang jika yang melakukannya itu adalah Dalilah , bersama Dalilah sangat menyenangkan , ia wanita penggerutu tapi sangat menghibur , seseorang yang selalu berdebat dengannya , jika Maheer berkata A maka Dalilah akan berkata B.

“Tunggu apa ia merindukan Dalilah , tidak ini bukan rindu..tapi tanggung jawab Dalilah mengurusku yang sedang sakit “ Maheer menghilangkan pikiran itu dari kepalanya.

“ Ali kau harus terus siaga dan siapkan ketiga bodyguard itu dan usahakan mengintai dari tempat tak lihat” perintah Maheer

“ siaga untuk apa pangeran ,.kita berada di istana kita aman disini” tanya Ali

Maheer lupa jika ia belum berkata apapun kepada Ali “ kau ingat bagaimana Dalilah di culik ,.para penjahat itu sangat berbahaya mereka tak segan untuk melukai, walau sekarang kita berada di istana tapi mereka bia saja menyusup,, pengalaman Alhaya jangan kau lupakan Ali “ Maheer mengingatkan

Ali mengerti serkarang , selalu saja ada pemberontakan dimanapun mereka berada , menjadi bagian dari kesultanan itu tidaklah mudah ada saja batu terjal yang harus dilalui , mungkin begitupun dengan Hameera. Walau Ali belum mendapat informasi apapun tentang pemberontakan yang ada di Hameera , setahu Ali Hameera adalah kota yang cukup berkembang dan modern berbeda dengan Alhaya yang masih sangat tradisional. Hameera bisa di sejajarkan dengan Mesir, Turki, Kuwait bahkan lebih mirip dengan Dubai, budaya barat dan timur menjadi satu disini.

“ Baik pangeran aku mengerti” jawab Ali

“ setelah kau siap , kau bantu aku untuk bersiap, pergilah dan kembali kesini pukul 6 “ perintah Maheer

“ baik pangeran” jawab Maheer lalu memohon pamit.

Maheer sendirian didalam kamarnya , memang sedikit bosan dan ia mengabil ponselnya ,mencari nama yang akan ia telepon. Akhirnya ia menemukannya.

“ hei jam berapa ini ada apa kau  meneleponku ini masih jam 5.30 pagi Maheer” ketus seseorang dengan suara bantalnya “ dan aku baru saja kembali kemarin dari Alhaya sangat lelah”

“ Ups sorry Mario “ ucap Maheer

“ ada apa menghubungiku, kau bukan tipe orang yang selalu merindukanku “ tanya Mario

“ ya ada sedikit yang ingin aku tanyakan dan ini hanya dokter yang bisa menjawabnya “ ucap Maheer

“ oke aku bangun sekarang “ terdengar suara menguap di sebrang telpon.

“ ada kemungkinan bila seseorang koma, mereka akan bangun dengan cepat ?” tanya Maheer

“ Setiap kondisi pasien itu berbeda-beda , jika seseorang koma kami para dokter tidak bisa memprediksi mereka kapan akan bangun , belum ada kajian sampai kesana atau ilmu kedokteran yang bisa memecahkan misteri ini” jawab Mario

“ Kemungkinan mereka kembali sadar apa sangat besar “ tanya Maheer

“ Kesempatannya 50% “ Maheer mengusap dagunya

“ lalu bagaimana dengan serangan jantung ringan “ lagi Maheer bertanya

“ Jika tidak parah sebenarnya hanya dengan beristirahat saja akan kembali pulih, namun ini tak bisa dianggap sepele tetap harus ditangani dengan serius , karena jika dibiarkan akan mengakibatkan hal yang lebih serius” ucapan Mario sama persisi dengan apa yang dikatakan dokter istana , namun Maheer merasa curiga seperti ada yang tidak benar

“ Aku mendengar kabar Sultan Sulaiman , calon mertuamu . Aku tahu kau khawatir dengannya. Kalian bisa menikah tanpa di hadiri Sultan , aku rasa” enteng Mario

“aku tak ingin menikah” ketus Maheer

“ Benarkah” tawa terdengar dari sebrang ponsel

“ Tapi menurut Maria , putri Dalilah sangat cantik “ tanya Mario

“ Ehmm” Maheer hanya menggumam “ ia cantik” akhirnya Maheer mengakui Dalilah cantik.

“ Apa kau akan menanyakan hal lain, aku benar-benar menggangguku , jika tidak ada yang ingin kau tanyakan lagi aku akan mematikan panggilan ini, aku ingin tidur lagi “ Mario tetap seperti Mario

“ Tidak “ jawab Maheer lalu tiba-tiba panggilan itu terputus tanpa permisi. Hanya Mario yang tak kenal takut dengan semua anggota istana Alhaya, ia bisa dipenggal karena tidak punya sopan santu. Pikir Maheer , tapi Maheer hanya tersenyum melihat tingkah Mario.

......

Maheer telah bersiap ia mengenakan pakaian seperti sherwani berwarna biru, ia melepaskan penyangga lengannya.

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang