Bab : 5

878 87 4
                                    

Suara masih sengau tapi ko gatel pengen nulis karna idenya tiba-tiba ngalir pas lagi rebahan. Moga kalian suka ya

Update

Update


Happy reading ❤️❤️❤️

Dalilah mengerjapkan matanya dengan berat , dan pandangan pertama saat ia membuka mata adalah seorang pria yang tidur disampingnya

Pria itu tampan, alis tebal, hidung mancung, bibir sensual , apakah ini mimpi. Namun kesadaran tiba-tiba mengahantamnya ia teringat kejadian saat ia dikurung bersama sebelas wanita lainnya. Jika ia akan di jual kepada pria-pria hidung belang yang ingin mencicipi gadis perawan. Dan ia sempat di suntik entah apa itu , yang ia rasakan seperti melayang . Apakah dia sudah dibeli oleh pria ini.

Oh tuhan apakah aku sudah di lecehkan, batin dalilah, matanya membulat dan ia bangun dari tidurnya terlalu cepat dan itu membuat kepala pusing

“ kau sudah bangun” tiba-tiba pria itu berbicara dengan mata tertutup dan itu membuat Dalilah terkejut, Dalilah hendak bangun dan berdiri tapi tangannya di cekal pria itu

“ mau kemana kau” akhirnya ia membuka kedua matanya “ kau berhutang banyak padaku”

Malam itu...

Maheer meminta supir taksi membawanya ke hotel terdekat , ia sudah sangat lelah tapi yang ia dapat adalah sebuah motel kelas mawar didekat pelabuhan.

“ apa tuan mau saya antar ke kota , karna hanya motel ini yang aku temukan” tanya supir taxi.

“ Tak apa aku turun disini saja” supir taxi itu hanya melirik melihat Dalilah yang tertidur di samping Maheer , mungkin supir itu berpikir Maheer tak sabar mencicipi Dalilah, hanya seyum tergambar diwajahnya mengiyakan

Maheer harus mengendong Dalilah karna sepertinya Dalilah buka tertidur tapi pingsan , dan dengan bantuan supir taxi tadi Maheer memesan kamar dilantai dua ini.

Motel ini terlihat lusuh dan tanpa pendingin ruangan hanya ada kipas angin yang menggantung diatas dinding, dan Maheer tak bisa mengeluh karna hari ini sangat lelah, perjalanan dari Alhaya ke Hameera tadi pagi, jamuan makan malam di istana Sultan Sulaiman dan hiburan malam yang menghibur dengan menghabiskan 300.000 dirham dan juga harus mengendong gadis ini menuju lantai dua.

Kamar ini terasa panas karna dekat dengan laut, awalnya Maheer meletakan Dalilah lengkap dengan jaketnya yang panjang , lalu ia meninggalkan Dalilah kekamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap tidur, tapi Dalilah terlihat kepanasan dengan bulir-bulir keringat di keningnya.

Maheer merasa kasihan lalu membuka jaket yang dikenakannya , Maheer menelan ludahnya karna Dalilah sangat menggoda tapi ia tak mau menodai seorang gadis tak berdaya, dan ia tak pernah melakukan hal tak pantas itu dengan gadis manapun, etika ketimuran.. walaupun ia biasa berciuman dengan gadis-gadis yang ia kencani saat ia di Amerika, tapi ia tak pernah tidur dengan mereka , hanya karna ia memang tak mau melakukannya.

Sayangnya dia diberikan satu ranjang di motel ini dan Maheer terpaksa tidur diranjang yang sama dengan Dalilah, tapi sebelum ia tidur , Maheer menyelimuti tubuh Dalilah yang setengah telanjang itu dengan selimut tipis yang disediakan motel ini. Lalu iapun tertidur.

......

“ Siapa kau?” tanya Dalilah ia terdengar gugup

“ Orang yang membelimu” jawab Maheer menggeliatkan tubuhnya diatas ranjang

Mata Dalilah membulat dan ia mengintip kedalam selimut yang menutupi tubuhnya , jangan-jangan ia sudah di nodai, tak ia masih mengenakan pakaian yang ia kenakan saat ia di tahan dan tak terasa apapun padanya. Ia menghembuskan nafas lega.lalu menariknya kedadanya untuk menutupi bagian tubuhnya yang tak pantas

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang