Bab 22

611 77 12
                                    

Update , seneng kan klo aku cepet update..xixixi..mumpung idenya ada aku pasti langsung update ko..buat kalian yang baca cerita aku jangan lupa kasih komen donk, Mimin pengen tahu apa yang ada dipikiran kalian tentang cerita aku, padahal yang baca udah banyak 🥺 dan ini bab terpanjang loh dari bab yang lain.



Happy reading ❤️❤️

Dalilah memasuki kamarnya dengan kesal.

“ Dasar pria mata keranjang, pria mesum dan playboy, entah sejuta wanita yang sudah berada di pelukannya bahkan di ciumnya” Dalilah mengacak-acak rambutnya dan merutuki kebodohannya membalas ciuman dari Maheer

“Jelas sekali tadi ia berkata terlalu lama tidak bersama wanita, brengsek brengsek brengseeek!!!, Aku sangat membencinya “ teriak Dalilah namun hatinya sakit. Ternyata Maheer tak pernah menganggapnya serius atau memiliki arti dihatinya, bahkan dengan setatusnya yang di jodohkan pun tak mempengaruhi Maheer , mungkin jika ayahnya tidak koma , ia sudah meresmikan perjodohan ini. Atau mungkin jika ayahnya tidak koma bisa jadi perjodohan ini batal , Dalilah yakin Maheer akan menolak permintaan ayahnya. Tak ada perasaan apapun di dalam hati Maheer terhadapnya.

Bahu Dalilah merosot ia mendesah. Dalam ketermenungannya ia meraba bibirnya yang tadi di cium Maheer , ciuman pertamanya. Bahkan masih merasakan bibir Maheer di bibirnya. Apa semenyakitkan ini cinta bertepuk sebelah tangan.

Rasa sakit ini semakin besar seperti mendapat ribuan tusukan jarum di dadanya, ia merasa sesak. Dalilah teringat nama yang selalu di sebut oleh Maheer dengan seyuman dan kelembutan “ Maria “ hantaman merayapi dirinya, Maheer mencintai wanita itu, maka tak mungkin ada ruang untuk wanita lain di hatinya.

Dalilah menarik dirinya keatas tempat tidur , menarik kakinya menjadi menggelung , patah hati ini menyakitkan , cinta bertepuk sebelah tangan, sakit rasanya mengetahui kenyataan ini, melihat orang yang ia sukai lebih menyukai orang lain, melihat pria yang ia cintai terseyum hanya dengan menyebut nama wanita lain, melihat pria yang ia sukai matanya bersinar hanya mendengar suara wanita lain, tertawa dengan tulus mendengar lelucon dari wanita lain , dan berkata lembut kepada wanita lain. Dalilah tersedu diatas ranjangnya , berpikir apa yang kurang dari dirinya samapai Maheer tak melihatnya, dan tidak mencintainya. Dalilah merasa buruk dalam artian buruk sebenarnya.

Pintu kamar Dalilah diketuk lalu masuk seseorang dan ternyata Fatimah.

Fatimah meliahat tuannya sedang bergelung diatas ranjang, melihatnya bersedih , mungkin Putri sangat bersedih karena Yang Mulia Sultan Sulaiman pikir Fatimah dan itu wajar , jika ia di posisi putri saat ini mungkin ia tengah merutuki dirinya sendiri, menyalahkan perbuatannya karena kabur dari rumah dengan membawa pertengkaran dengan ayahnya. Iba tentu saja Fatimah merasa iba kepada tuannya.

Putri Dalilah sebenarnya sangat baik hati, hanya saja keras kepala, ia sudah bersama putri bertahun-tahun, putri sangat pekerja keras ia selalu belajar dan melakukan hal yang pria lakukan. Putri Dalilah pandai memanah, menunggang kuda dan juga berenang. Nilai akademik putri pun yang Fatimah tahu sangat membanggakan.

Fatimah ingat perkataan putri jika ia akan menggantikan Yang Mulia Sultan Sulaiman jika waktunya tiba , ia berkata ia mampu menjalankan pemerintahan di Hameera, dan ia kan membuktikan jika ia layak menerima tahta ini. Tapi sayang adat istiadat yang masih kental di negara timur tengah ini membuat putri tidak bisa menunjukan jika ia mampu, diskriminasi masih ada di negara ini, perlakukan berbeda antara pria dan wanita.

“ Tuan putri apa anda baik-baik saja” tanya Fatimah ragu-ragu dan ia hanya mendapat jawaban dengan anggukan , Fatimah tidak bisa melihat wajah Dalilah

“ Putri ... “ panggil Fatimah

Dalilah bangun dan terduduk diatas ranjangnya , rambutnya yang panjang menutupi seluruh wajahnya karena ia menunduk. Fatimah mendekat ke sisi ranjang Dalilah

Destiny ( the story of prince maheer) Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang