______________________________________________
Sekarang Leo sudah berkumpul dengan teman-temannya dibasecamp mereka. Bangunan beton dengan ukuran 20x20. Tadi saat akan makan malam, Leo meminta ijin dengan Alsha, dan cewek itu mengijinkannya.
Entahlah Alsha kesambet apa, mengijinkan Leo pergi malam-malam dengan enteng tanpa syarat. Biasanya harus menuruti syarat ini itu dari Alsha. Seperti jangan pergi keclup, jangan mabuk mabukan, tapi kalo mabuk beneran boleh kali yak? Dan jangan pulang diatas jam sepuluh. Dikira ngapain kali, pulang jam sepuluh. Masa iya, anak laki pulangnya jam sepuluh. Ya... Minimal jam 1 pagilah.
Tapi kali ini Leo diijinkan tanpa syarat satupun dan ini perkara yang langka dan jangan disia-siakan. Ia akan mabar, bermain catur, bermain kartu dengan sepuas-puasnya. Malam ini akan menjadi malam kebebasan yang panjang bagi Leo.
"Gak ada yang bawa cemilan 'kah?" tanya Rio yang sedang tiduran disofa panjang, sambil memainkan HPnya.
"Ada, tadi gue beli, nih." jawab Leo, sambil melempar kantung kresek, dan jatuh tepat diatas perut Rio. Rio beranjak dari tidurnya dan mendudukan tubuhnya dan mulai memakan cemilannya sambil ngegame.
Diruangan ini terdapat banyak sofa. Tentu saja dikususkan untuk mereka berkumpul. Juga ada satu bilik kamar, WC dan kamar mandi. Tempat ini lebih layak disebut rumah daripada bacecamp. Dari luar juga nampak seperti rumah pada umumnya.
Diujung sana terdapat Revan dan Fano yang sedang bermain catur, sedangkan Leo, Riko, dan Kenzie memilih untuk bermain game yang ada diHP mereka.
Riko, cowok itu menghentikan peperangan yang ada diponselnya, lalu mematikan benda canggih itu. Ia telah kalah perang tadi, semoga ia mati syahid. Tangan kanannya meraih sebotol minuman soda yang ada diatas meja dan meneguknya hingga setengah.
Cowok itu melirik jam dinding. Jarum jamnya mengarah keangka sepuluh lalu jarum menitnya menunjuk angka dua belas dan jarum detiknya menunjukan kearah angka sebelas. Lima detik lagi akan tepat jam sepuluh.
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...
Empat detik...
Lima detik...
"Lo gak pulang Var?" tanya Riko kepada Leo sambil mengulum tawa.
"Iya Var, anak gadis jangan main malem-malem nanti dicariin Mamah Alsha." saut Revan yang membuat semua orang terbahak, kecuali Leo dan Kenzie, Kenzie masih sibuk dengan gamenya. Mengusili Leo adalah kegiatan menyenangakan. Mereka semua memang terbiasa memanggil Leo dengan nama 'Var', Varleo.
Memang biasanya seperti itu, jika Leo ikut ngumpul dibasecamp, pasti akan ijin pulang duluan jika sudah jam sepuluh. Atau jika sudah jam sepuluh tapi Leo belum pulang maka, Alsha akan menelponnya dan menyuruhnya pulang. Pernah waktu itu Leo mematikan HPnya agar Alsha tidak bisa menelponnya, eh... Malah Alsha datang langsung kesini dan menyeret Leo pulang. Dasar anak gadis ngeyel.
Leo melirik sebal teman-teman yang menertawakannya itu. "Diem lo pada!" jawab Leo dengan tidak santai yang malah membuat semuanya semakin menertawakannya.
Kenzie menepuk pundak Leo. "Gak usah didengerin, mereka cuma iri sama lo Var." ucap Kenzie, cowok dingin itu terkekeh. Leo menyelidik, itu seperti kekehan yang menertawakan. Sial! Semua temennya memang kurang ajar.
Leo menghembuskan nafas kasar. "Hari ini gue diijinin! Puas lo pada!" ucap Leo dengan melirik satu persatu temannya dengan sinis. Lalu kembali memainkan gamenya.
Semuanya mengangguk paham, kecuali Fano, cowok berambut belah tengah ala oppa-oppa Korea itu masih terkikik, ini lucu. Leo melirik tajam kearah Fano yang masih menertawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL
Teen FictionAlsha adalah seorang siswi SMA yang harus mengurus anak orang. Bukan anak TK ataupun SD, tapi anak SMA! Cowok nakal bernama Varleo Rafino. __________________ Rank 1 in #kocak [20-05-21] Rank 1 in #girl [30-05-21] Rank 1 in #goodgirl...