Part 19 | Mulai

6.7K 424 10
                                    

Kalo ada typo atau kalimatnya cringe, tolong maklumin ya... Nanti direvisi kok.

Voment jangan ketinggalan!

Happy Reading!

•••

Alsha berjalan dengan cepat, bahkan seperti berlari. Jantungnya berdetak keras, napasnya terengah-engah. Ia takut jika guru sudah masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran.

Seperti biasa, dia datang terlambat karna Leo yang susah dibangunkan. Selalu saja begini. Tidak bisakah Leo bangun sendiri lebih awal. Pasti cowok itu begadang sambil bermain game. Rasanya Alsha ingin melenyapkan game itu.

Alsha menyumpah serapahi ruang kelasnya yang terletak sangat jauh. Ia terus berjalan setengah berlari, bahkan sekarang ia sudah berlari.

"Al, pelan-pelan napa jalannya." ucap Leo yang ikut berlari karna tangannya sedari tadi ditarik oleh Alsha. 

Leo berlari mengikuti langkah Alsha dengan gontai tanpa semangat. Wajahnya tidak menampakan rasa khawatir akan telat masuk kelas. Tidak seperti Alsha yang sudah dilanda kecemasan yang besar.

Padahal tadi Leo sudah mengajak Alsha untuk pergi kekantin saja dari pada masuk kedalam kelas, karna akhirnya juga akan dikeluarkan dari kelas. Hal itu akan terjadi jika mereka berdua ketahuan telat.

Tapi Alsha tetaplah Alsha bukan seperti teman-temannya yang jika diajak membolos pasti langsung mau.

Tak jarang Leo selalu mengikuti langkah benar dari Alsha, seperti selalu mengerjakan tugas, mencatat materi, dan juga sering menolak ajakan teman-temannya untuk membolos. Lebih tepatnya dipaksa menolak oleh Alsha.

Tapi, Leo tak juga tertular sifat rajin dan semangat belajar yang Alsha miliki. Leo selalu mengerjakan tugas sekolah, berusaha berangkat sekolah dengan tepat waktu, dan banyak lagi hal berbau positif yang Leo lakukan, tapi semua itu atas dasar perintah Alsha yang tidak bisa dibantah. Bukan atas kemauan dirinya sendiri.

Alsha bernapas lega saat ia sudah berdiri didepan pintu kelasnya. Ia melihat kearah bangku guru yang masih kosong.

Alsha berjalan biasa menuju tempat duduknya sambil mengatur napasnya.

Dan Leo yang masih digandeng oleh Alsha pun berjalan mengikuti cewek itu. Ia menghela napas. Entah harus senang atau tidak, karna datang kekelas saat guru belum mengajar. Semuanya nampak tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan baginya.

"Eh, Al. Lo tau gak?" celetuk Dira yang duduk ditempatnya tapi tubuhnya agak dicondongkan kearah tempat duduk Alsha yang ada didepannya.

Alsha memudarkan tubuhnya. "Ada apaan?" jawab Alsha sambil menduga-duga, pasti tentang cogan.

"Ada anak baru loh, Al. Dia anak pemilik sekolah ini, Cewek sih. " jawab Dira dengan wajah yang merasa tidak suka, karna murid barunya adalah perempuan. Jika laki-laki, pasti cewek itu langsung antusias.

Alsha ber'oh ria. "Kenapa dia pindah kesini?"

"Mana gue tau."

Alsha memutar bola matanya. Biasanya Dira tidak pernah ketinggalan berita terupdate. "Biasanya lo tau lengkap, udah jadi orang kudet lo?"

Dira mendelik tak suka. Dia adalah orang terupdate. Ia bisa menyelami berita-berita sampai detail. "Yeuh... Gue gak pernah kudet. Gue cuma males aja kalo anak barunya itu cewek." jawabnya dengan nada agak nyolot. Dan Alsha hanya meng'iyakan saja ucapan Dira dengan malas.

"Dira, Vio duduk sini ya."

Dira menoleh seketika. Ia melihat Vio yang duduk disampingnya, sambil membenahi tasnya.

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang