part 6 | KENVIO

12.2K 739 6
                                    

Hai! ^-^

Kalo ada typo dan salah menempatkan nama atau mungkin ada kalimat yang cringe. Tolong ditandain ya...

AL

______________________________________________

Alsha berjalan ke'arah pintu rumah-nya dengan tangan kanan yang menenteng paper bag. Ia melirik jam yang ada dipergelangan-nya, sekarang sudah jam satu siang, pantas saja ia merasa sangat lelah dan tubuh-nya se'akan remuk. Ternyata sudah setengah hari ia pergi bersama sahabat-nya.

Alsha membuka pintu rumah-nya dengan tangan yang menganggur. Melangkah dengan gontai menuju dapur, ia merasa haus.

Gadis itu agak tersentak saat tiba-tiba ada yang menarik paper bag yang ia bawa.

"Beli apa Al?" ternyata itu Leo. Cowok itu membuka satu persatu paper bag yang ada dan juga mengangkat-ngangkat isi-nya. Ada pakaian, tas, skincare, ciki dan banyak lagi.

Alsha menghela nafas panjang dan lelah. "Tugas Lo udah dikerjain?" memandang Leo dengan sorot tanya, namun tidak menuntut.

Leo yang tadi-nya sedang memilih-milih ciki milik Alsha pun mendongak menatap Alsha yang sedang berdiri, karna ia sedang berjongkok dilantai. Leo memutar otak-nya mencari alasan yang tepat.

Tadi pagi, Alsha tidak mengijinkan Leo keluar rumah sebelum ia mengerjakan tugas-nya, sendiri. Tapi tadi ia langsung kabur ke'base camp dan pulang sebelum Alsha sampai kerumah.

"Udah," bohong!

Mana bisa Leo mengerjakan tugas-nya, sendiri. Biasa-nya ia akan mengerjakan tugas-nya dengan Alsha, ralat! Hanya Alsha yang mengerjakan dan Leo cuma mencatat apa yang Alsha perintah 'kan. Jika disuruh menulis 'A ya 'A. Jika disuruh nulis 'B ya 'B.
no ribet-ribet mikir.
dan berkata 'iya' jika ditanyai pendapat, padahal ia tidak paham apapun sama sekali.

Tapi kali ini Alsha ingin Leo mengerjakan tugas-nya sendirian tanpa diri-nya. Ia ingin melihat hasil kerja cowok itu.

"Yaudah, gue mau tidur. Capek," Alsha mengambil paper bag-nya kembali dan membiarkan Leo mengambil beberapa ciki milik-nya. Melanjutkan langkah-nya menuju dapur, ia ingin meneguk segelas air es.

Leo mengedikkan bahu-nya. Mungkin kembali ke'base camp adalah ide yang tidak buruk. Soal tugas-nya... Itu bukan masalah besar, nanti ia akan meminta jawaban kepada Kenzie, cowok itu pasti sudah mengerjakan.

Leo melangkahakan kaki-nya keluar dari pintu rumah milik Alsha dengan tangan yang berengkuh ciki yang ia ambil dari Alsha, tadi ia mengambil cukup banyak.

••

Disuatu taman yang luas dan cukup ramai, dengan pengunjung yang berlarian dan tertawa kesana-kemari. Tempat ini diramaikan oleh anak-anak kecil yang sedang bermain dan juga orang tua mereka yang sedang mengawasi anak-anak-nya, ada juga yang sambil bergosib 'ria.

Namun hanya dua orang itu. Hanya dua sejoli yang nampak bercengkrama dibangku kayu taman, mereka nampak berbeda dari pengunjung lain-nya. Mereka sepasang lelaki dan perempuan.

Sang cowok berdiri angkuh dihadapan pacar-nya yang sedang duduk dibangku taman. Manik coklat gelap milik-nya menatap datar cewek yang ada didepan-nya, cewek bandel yang sudah menjadi pacar-nya tiga tahun lama-nya.

Dan cewek itu mendongak menatap pacar-nya yang sedang berdiri sambil bersedekap. Mata bulat milik cewek itu menatap dengan sorot binar yang berkaca, bahkan bibir-nya sudah semakin melengkung kebawah. Menatap manik milik cowok-nya, seakan ia sedang menghipnotis, ini adalah jurus-nya untuk merayu sang cowok.

Sang cowok juga menatap mata itu, sorot mata yang selalu membuat-nya luluh bahkan tidak berpaling sama sekali. Sorot mata yang selalu berhasil meruntuhkan kehendak yang ia bangun dengan kokoh.

Cowok itu mengalihkan pandangan-nya kearah lain, lalu menghela nafas. Kali ini ia tidak boleh dikalahkan oleh sorot mata yang penuh harap itu.

Merasa diabaikan. Cewek itu menggenggam jari telunjuk cowok yang ada dihadapan-nya dengan telapak tangan kecil-nya, lalu ia ayun-ayun'kan sambil kembali merengek.

"Boleh ya Ken." cewek itu berucap dengan masih memasang jurus puppy eyes-nya, tapi cowok itu tidak memperhatikan-nya, ia malah melihat orang-orang yang sedang berkegiatan ditaman ini, hanya pandangan-nya saja yang berpindah, tidak dengan tubuh-nya. Cowok itu tetap berdiri disitu, dengan satu tangan yang dimainkan oleh cewek-nya.

Kembali diabaikan, cewek itu semakin merasa jengkel. Ia semakin gencar mengayun-ayunkan tangan besar milik cowok-nya.

"Keeenn..." rengek-nya lagi, jari telunjuk kecil-nya menusuk-nusuk perut cowok itu, tapi pacar-nya ini tidak gentar sama sekali.

Vio berdiri dari duduk-nya lalu menjinjit'kan kaki-nya agar bisa menggapai wajah milik Kenzie dan menangkup dengan kedua telapak tangan sempit milik-nya. Membuat Kenzie kembali menatap wajah-nya. Wajah merah, bibir melengkung dan mata yang siap melelehkan cairan bening.

"Boleh ya Ken, satu aja kok." Vio kembali menatap mata Kenzie dengan penuh harap. Jari kecil-nya mencubit-cubit pipi milik Kenzie, tapi cowok itu tidak menggubris sama sekali. Hanya menatap dengan wajah tanpa raut.

"Cepetin Keenn... Nanti tukang eskrim-nya keburu pergiiii..." kini Vio sudah mulai sangat geram. Ia menengok kearah tukang eskrim yang sudah mulai beres-beres dan siap untuk pergi dari sini, membuat Vio menjadi kalang kabut.

"Cepetin itu mau pergii..." rengek Vio semakin menjadi. Bahkan tangan-nya sudah menarik-narik kaos yang dipakai oleh Kenzie dan juga memukul-mukul dada cowok itu.

Air mata yang sedari tadi menggenang dikelopak mata kini sudah lolos dan meluncur melintasi pipi cubby milik Vio.

Oke! Kenzie kalah. Pertahanan-nya telah runtuh. Menghela nafas. Kenzie menghapus jejak air mata yang mengotori pipi Vio lalu mengangguk.

Vio melebarkan senyum-nya selebar-lebarnya. Mata-nya mengerjap pelan, menunjukan binar senang. Sebenar-nya Kenzie tidak mengijinkan Vio memakan eskrim bukan tanpa alasan. Tak jarang Vio akan langsung sakit perut jika memakan eskrim, apalagi dengan jumlah yang lebih dari satu.

"Tunggu disini." Kenzie menuntun Vio agar kembali duduk dibangku taman. Kenzie mengusap-usap puncak kepala Vio sebelum pergi mendatangi tukang eskrim.

Vio terus tersenyum dan menatapi punggung Kenzie yang semakin menjauh dan semakin dekat dengan tukang eskrim. Senyum itu tidak pudar, bahkan sampai Kenzie kembali dengan satu cap eskrim ditangan-nya.

Dengan cepat, Vio menyambar eskrim itu saat Kenzie menyodorkan-nya. Kenzie duduk disamping gadis-nya itu dan menatapi Vio yang sedang memakan eskrim dengan tidak estetik-nya, bahkan sampai belepotan kemana-mana. Tapi itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Kenzie.

______________________________________________

Yang mau tau keseruan KENVIO bisa langsung cek profil ya

[130421]

Dah ah.

Part ini dikuasai oleh KENVIO.
Hahaha ...

Gimana?

Jangan lupa vote!

Komen buat next! →

Bye bye 👋 see you next chapter...

•Amelia

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang