Part 13 | Ngapain pulang?

8.6K 553 8
                                    

Happy Reading!

Vote jangan ketinggalan!

Kalo ada typo atau gak nyambung kalimatnya. Tolong ditandain yaa^^

••

Alsha melebarkan mata dan juga senyumnya saat ia menyadari bahwa perempuan yang baru saja keluar dari mobil itu adalah Fiara.

Dari teras rumah, Alsha dapat melihat Fiara yang tersenyum kearahnya dan melambaikan tangan kepadanya. Dan Alsha segera berlari ketempat Fiara, wanita itu pun merentangkan tangannya, menyuruh Alsha untuk masuk kedalam pelukannya.

Mereka saling berpelukan dan tertawa. Seperti anak dan ibu, atau seperti sahabat lama yang jarang bertemu?

"Tante apa kabar?" tanya Alsha setelah selesai berpelukan, senyum dibibirnya belum pudar.

"Baik dong." jawab Fiara, ia menggandeng tangan Alsha untuk segera masuk kedalam rumah.

"Kalo kamu gimana kabarnya? Leo juga?"

"Kita baik-baik aja kok Tan." jawab Alsha.

"Syukur deh kalo gitu." Fiara tersenyum. Ia mengedarkan pandangannya kesetiap sudut rumah ini. Mereka sudah ada diruangan tamu.

"Leo mana, Al?" tanya Fiara sambil berjalan menuju sofa, lalu duduk disitu.

"Mungkin ada dikamarnya Tan..." Jawab Alsha. Fiara terdiam sebentar, ia masuk kedalam pikirannya. Apa anaknya tidak menyambut kedatangannya? Tapi ini juga agak membuat Fiara merasa sadar diri sih. Sadar dengan apa yang telah terjadi. Fiara menghela napas, lalu menyenderkan punggungnya dikepala sofa.

Alsha yang melihat dan merasakan apa yang wajah Fiara tampakan pun menjadi tak enak hati. Ini sering terjadi, Alsha sering tak enak hati kepada Fiara karna sikap Leo yang se'enaknya sendiri kepada ibunya.

"Tante gak mau kekamar dulu 'kah? Istirahat dulu, baru datangkan capek." tawar Alsha yang sedari tadi duduk disebelah Fiara. Mungkin Fiara butuh istirahat setelah perjalanan jauh.

"... Atau mau langsung ke Leo?" tawarnya lagi.

"Yaudah, Tante mau ketemu sama Leo dulu." Alsha mengangguki jawaban dari Fiara. Ia tidak ikut keatas, karna takut mengganggu anak dan ibu yang lama tak bertemu.

Fiara beranjak dari duduknya, dan berjalan menaiki tangga menuju kamar milik anaknya itu. Ia berjalan sambil melihati sekitar, rumah yang kurang lebih ia tinggalkan selama 3 bulan ini.

Lagi-lagi ia menghela napas. Sekarang karirnya benar-benar naik, yang membuat dirinya super sibuk. Jadwal pemotretan yang padat membuat dirinya jarang menemui Leo.

Dan Leo, anaknya itu menjadi benci terhadap dirinya, karna ia terlalu sibuk dengan pekerjaan. Biasanya ia akan pulang setiap 3 bulan sekali, itupun hanya sebentar, biasanya malah tidak sampai sehari. Belum ada sehari dirumah, langsung mendapat telpon, untuk segera kembali mendatangi pemotretan.

Tapi, menjadi model adalah cita-cita Fiara sejak dulu. Ia sudah memulai karirnya sejak menduduki bangku SMA, dan sampai sekarang. Antara perasaan seorang anak dan juga karir. Dua perkara penting itu terus berputar diotaknya.

Tak hanya dirinya saja, tapi Leo juga membenci Ayahnya sendiri. Kasusnya sama saja dengan Fiara. Intinya, Leo membenci orang tuanya karna mereka terlalu memprioritaskan pekerjaan.

Arfin adalah seorang pemilik perusahaan besar. Cabang perusahaannya banyak, tidak hanya didalam negeri, tapi juga diluar negeri. Dan itu membuat hidupnya hanya seputar pekerjaan. Ia hanya pulang semau dirinya sendiri. Bisa dibilang lebih parah dari pada Fiara. Tapi ia tetap menafkahi anaknya, mengirim uang dengan jumlah yang over. Tapi bukanlah itu yang Leo inginkan. Tapi, yasudahlah.

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang