Part 17 | Hujan

7K 508 18
                                    

Maap kalo ada typo atau kalimat yang cringe

Ditandain aja ya!

•~~•

Leo duduk berselonjor dan punggungnya menyender pada kepala ranjang. Kedua tangannya menyekal benda pipih yang menampilkan video game. Jari jempolnya terus bergerak bersamaan dengan suara tembakan yang sangat ramai.

Suara angin dan juga petir yang menggelegar diluar sana tidak membuat pandangan fakusnya teralihkan. Bahkan sekarang rintik-rintik air mulai turun dari langit.

Leo mengangkat tubuhnya dan menengok kearah balkon kamarnya, terdapat pakaian-pakaiannya yang tergantung disitu. Tadi pagi Alsha yang menjemurnya.

Jika dirinya tidak segera mengangkat pakaiannya, pasti akan basah lagi karna terkena cipratan air hujan yang terbawa oleh angin. Terlebih lagi jemurannya terletak didekat pagar balkon, membuatnya gampang terkena air hujan.

Leo menghela napas malas. Wajahnya nampak tak bersemangat. Ia ingin mengangkat jemurannya, tapi ia malas.

Ia menengok kearah pintu kamarnya yang terbuka lebar. Kenapa Alsha belum datang untuk mengambil jemuran. Biasanya cewek itu akan langsung berlarian jika mendengar suara hujan, bahkan masih mendungpun langsung was-was.

Leo melirik kembali kearah jemurannya. Hujan masih gerimis, namun air yang turun nampak berhamburan karna terpaan angin yang kencang, membuat air hujan seperti menghantam sesuatu yang dijatuhinya.

Leo membayangkan jika dirinya saat ini sedang mengendarai motornya tanpa helm, pasti wajahnya seperti terhantam jarum-jarum yang terbuat dari air.

Cowok itu belum bergerak dari tempatnya. Leo masih menatapi nasib pakaiannya karna mempunyai pemilik yang malas dan tidak perduli kepadanya. Jika pemilik pakaiannya adalah Alsha, pasti cewek itu tidak akan membiarkan baju-bajunya terkena air hujan barang sedikitpun.

Sekarang baju-bajunya mulai dipenuhi dengan bintik-bintik air hujan, bahkan ada yang sudah basah sebagian, yang sudah basah kuyup pun juga ada.

Leo mendesah pasrah, kemudian ia beranjak dari rebahannya, dan berjalan dengan gontai menuju keranjang yang terletak disebelah lemari pakaian. Ia berjalan santai menuju balkon. Lebih tepatnya menuju jemurannya.

Ia menarik tempat jemurannya agar lebih dekat dengan pintu balkon yang tidak bisa dijangkau oleh air hujan. Mengambil satu-persatu baju-bajunya, lalu ia taruh dikeranjang.

Setelah semua pakaiannya masuk kedalam keranjang, Leo melipat besi yang dipakai untuk menjemur, dan ia senderkan ditembok balkon. Leo manaruh kembali keranjang yang berisi pakaiannya itu disebelah lemari.

Setelah itu, Leo mengambil hoodie dilemarinya dan memakainya, agar lebih hangat.

Mengambil ponselnya yang tergeletak diatas ranjang, kemudian berjalan keluar kamar. Leo ingin pergi kerumah Alsha. Ia akan meminta makan, karna sudah lapar.

Leo berdiri didepan pintu utama. Ia memandangi langit yang sangat mendung, bahkan sesekali, kilat menerangi awan mendung itu. Ia berjalan menuju ujung teras rumahnya guna mengecek seberapa derasnya hujan. Ternyata memang sudah semakin deras hujannya.

Ia masuk kedalam rumah dan keluar kembali dengan payung digenggamannya. Lalu ia membuka payung itu dan berlari sekencang mungkin menuju rumah Alsha yang ada disebelah rumahnya. Ya, walaupun ia tidak yakin dengan payung tersebut, pasti hanya melindungi tubuh bagian atasnya.

Setelah sampai diteras rumah Alsha, Leo menggeletekan payungnya dengan asal, lalu langsung masuk kedalam.

•   •   •

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang