Part 29 | Ditinggal

6.8K 433 6
                                    

Aku ngambil waktuku yang amat padat, sebanyak 2 jam buat nulis part ini. Dan aku minta waktu kalian 1 detik buat vote. Makasih!

•H A P P Y  R E A D Y N G •

"WOOYY! NGAPAIN LOO?!!!!"

"BERANGKAT AJA SENDIRI SONOH!!!"

"GAUSAH NGAJAK-NGAJAK ALSHA!!"

Masih pagi begini tapi orang-orang sekitar sudah diributkan dengan suara milik Leo yang menggelegar dari atas balkon kamarnya.

Pagi ini cowok itu baru bangun, ia bangun sendiri tidak dibangunkan oleh Alsha. Tapi setelah ia membuka pintu balkon miliknya, ia melihat Adlan yang sudah stay dimotornya untuk menunggu Alsha, mengingat kemarin cowok itu mengajak Alsha untuk berangkat bersama. Walau Leo sudah menentang Adlan saat itu, tapi sekarang bocah tengil itu malah sudah siap dibawah sana.

Dari atas balkon, Leo menatap Adlan dibawah sana dengan wajah menantang, seolah wajahnya itu akan membuat Adlan ketakutan dan pergi dari halaman rumah Alsha, tapi nyatanya itu salah besar. Dibawah sana, Adlan malah menunjukan wajah menye-menye dan memberi kode jempol cemen untuk Leo.

Leo melotot saat melihat belasan dari Adlan. Dada-nya naik turun menyimpan rasa geram ingin menghajar bocah sialan itu.

"Balik gak lo! Atau gue lempar lo!!"

Leo kembali berteriak sambil mengangkat sebelah kakinya dan mengambil sendal rumah yang ia pakai. Ia mengangkat senjata sendalnya siap untuk dilayangkan kepada Adlan.

Bukannya melihat rasa takut dari Adlan, ia malah mendengar gelak tawa yang keras dari bocah itu.

"Iihhh takut bangeet mau dilempar." ucap Adlan dengan nada yang ia buat alay, dan kemudian disambung dengan tawa kerasnya lagi.

Dari atas sana, Leo dapat mendengar tawa keras dari Adlan, dan itu semua membuat dirinya semakin mendidih dipagi yang masih dingin ini. Jika ini adalah dunia kartun, mungkin wajahnya sudah merah dengan api yang berkobar-kobar dikepalanya, dan juga dibelakang tubuhnya terdapat ombak api yang siap menghantam seseorang yang sudah menyalakan api tersebut.

Leo masih mengawasi Adlan dengan emosi mode on. Ia mencengkram pagar balkonnya dengan erat, seolah menyalurkan apa yang ia rasakan saat ini.

Dan Adlan, cowok itu memalingkan wajahnya dari Leo yang sepertinya sudah sangat tersulut rasa kesal. Cowok itu mengembangkan senyumnya saat melihat Alsha yang keluar dari pintu rumahnya dengan seragam sekolah. Adlan melirik kearah Leo yang masih mengawasinya dari atas, cowok itu belum mengetahui kehadiran Alsha.

"Udah lama kah Lan?" tanya Alsha sambil menutup pintu rumahnya lalu berjalan menghampiri Adlan yang masih menunggangi motornya.

"Belom lama kok Kak." balas cowok itu sambil melirik keatas, kearah Leo berada.

Dan diatas sana, Leo melebarkan matanya dan semakin mencondongkan tubuhnya kedepan untuk memastikan apa yang ia lihat, padahal yang ia lihat itu sudahlah pasti. Ia melihat Alsha yang sudah siap dengan seragam sekolah dan juga tas yang singgah dipunggungnya.

Sedangkan dirinya baru bangun tidur, belum mandi dan juga siap-siap. Dari atas, Leo menatap dengan panik. Ia melihat Alsha yang sedang berbincang-bincang dengan Adlan.

Apa Alsha akan meninggalkannya dan berangkat sekolah duluan dengan Adlan. Apa Alsha tidak menyiapkan makan untuknya? Bagaimana dengan buku-buku sekolahnya, ia kan tidak menyatat jadwal pelajaran dan setiap harinya selalu Alsha yang menyiapkan buku pelajaran. Juga siapa yang akan menyiapkan pakaiannya?

"AAAALLLL!!!"

Alsha membalikan badannya kearah belakang untuk mencari keberadaan sang pemilik suara yang tak asing untuknya, yaitu Leo. Ia menarik pandangannya keatas balkon milik Leo, ia dapat melihat Leo yang berdiri disitu, ia tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi dari cowok itu karna jarak yang lumayan jauh. Adlan pun juga langsung mendongak menatap Leo yang masih berdiri diatas.

"Ngapasi?" Alsha mengerutkan alisnya menatap Leo dari bawah.

"NGAPAIN LO BERANGKAT AMA TUH BOCAH?!" teriak Leo.

"Ya kan dia pacar gue!" ucap Alsha setengah berteriak.

Leo mendengus kesal mendengar jawaban dari Alsha. Ia masih tidak terima dengan Alsha yang berpacaran dengan Adlan. "Terus gue gimana?!" ucapnya dengan keras.

"Yaudah lo berangkat sendiri, masa iya bakal nyasar." ucap Alsha yang kemudian langsung naik dijok belakang motor milik Adlan, membuat cowok itu tersenyum kemenangan menatap Leo diatas sana.

"Mana bisa gitu Aal!" ucap Leo prustasi karna Adlan sudah menyalakan motornya.

Adlan belum menjalankan motornya, ia menatap Leo dengan wajah menantang yang membuat Leo semakin kesal tak karuan.

Adlan mulai menjalankan motornya dan itu membuat Leo kalang kabut karna tidak bisa mencegat cowok itu.

"WOY BOCAH! BERHENTI GAK LO!!" teriak Leo sambil mengarahkan jari telunjuknya menunjuk Adlan, seolah memberi peringatan.

Adlan tidak menghiraukan teriakan dari Leo yang meminta dirinya untuk berhenti, ia terus menjalankan motornya untuk keluar dari halaman rumah Alsha.

"WOY! BERHENTI, ANJ*ING."

"OOOYY!!!"

"AAALLL!!!"

"ALSHAAA GUE BELOM MANDIIII!!!"

••

Alsha bergerak gelisah sambil terus menggigit kuku jarinya. Pelajaran pertama sudah selesai, tapi Leo belum juga datang. Ia melirik ketempat duduk Leo yang kosong, kemudian ia mengecek ponselnya, siapa tau Leo sudah membalas pesannya, tapi tidak ada pesan satu pun yang masuk. Ia juga sudah menelpon Leo berkali-kali, tapi tidak ada jawaban.

"Elu sih pake acara ninggalin segala." ucap Dira yang duduk dibangkunya, dan juga Alina yang disebelahnya.

"Ish, gue kan cuma ngerjain dia doang."

Alsha hanya ingin melihat apakah cowok itu bisa melakukan pekerjaan yang biasanya ia lakukan atau tidak. Ia ingin Leo bersikap mandiri dan tidak mengandalkan dirinya terus menerus. Ya, walaupun tadi pagi sebelum Leo bangun, ia sudah menyiapkan pakaian dan juga buku-buku pelajaran untuk Leo. Ia juga tak lupa menyiapkan sarapan untuk cowok itu. 

Aneh, ia ingin Leo menjadi cowok mandiri, tapi dirinya malah menyiapkan segala keperluan cowok itu, dan yang Alsha lakukan hanyalah meninggalkan Adlan, lalu berangkat sekolah duluan dengan Adlan. Percuma!

Sebenarnya apa yang Alsha lakukan. Hal yang tidak berguna? Ia hanya membuat Leo tidak masuk kelas.

Kira-kira dimana Leo berada. Apa cowok itu pergi ketempat bisanya ia berkumpul dengan teman-temannya, dan tidak masuk sekolah. Atau cowok itu masih dirumah dan menangis? Ah, itu tidak mungkin dan itu sangat konyol.

"Ngambek mungkin, Al." ucap Alina yang diangguki oleh Dira.

Alsha tidak menjawab, ia melirik kearah dua cewek itu. Apa mungkin Leo marah karna ia meninggalkan cowok itu. Tapi masa iya marah hanya karna hal itu.

"Udahlah gak usah dipikirin, nanti kalo laper juga tuh bocah nyamperin elo. Mending kita kekantin aja." Dira menarik tangan Alina dan juga Alsha.

Dan Alsha, ia hanya pasrah dengan tangannya yang ditarik. Mungkin ia tidak perlu terlalu memikirkan hal ini. Benar apa kata Dira, kalau cowok itu laper pasti akan mendatangi dirinya.

••
[120621]

See you.

Amelia

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang